Serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Tulungagung selama 2024 mencapai 1.440 kasus. Sedangkan jumlah pasien yang meninggal dunia mencapai 15 orang.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, mengatakan angka kasus selama 2024 meningkat tujuh kali lipat jika dibandingkan tahun 2023 yang hanya 206 kasus.
"Jadi memang ada peningkatan yang luar biasa termasuk dengan kasus kematiannya. 2023 itu kematiannya tiga, sedangkan 2024 ada 15 orang. Harusnya memang kita mempertahankan tidak ada kematian, ya tapi tetap ada," kata Desi, Kamis (9/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaran DBD terjadi hampir menyeluruh di 19 kecamatan. Namun, angka tertinggi berada di Kecamatan Campurdarat dan Kedungwaru. Hal ini salah satunya dipengaruhi kondisi kebersihan lingkungan yang kurang.
Desi menambahkan memasuki awal tahun 2025 serangan demam berdarah masih menjadi kewaspadaan ekstra, karena temuan kasus baru cenderung naik jika dibandingkan bulan sebelumnya.
"Memasuki pekan kedua 2025, ada 32 kasus DBD. Dengan kondisi ini, kami memprediksi pada Januari ini bisa mencapai angka 60-70 kasus," jelasnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, dengan melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk maupun gerakan 3M plus. Upaya cara paling efektif untuk meminimalisir serangan nyamuk Aedes Aegypti.
"Untuk bulan ini kami sudah melakukan tiga kali fogging (pengasapan)," kata Desi.
Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai gejala yang muncul akibat demam berdarah dan segera dibawa ke layanan kesehatan. "Terkadang karena anaknya tidak panas dan diam dianggap sudah sembuh, padahal itu adalah masa kritisnya," jelasnya.
(abq/iwd)