Apa Itu Bencana Hidrometeorologi? Ini Jenis hingga Cara Mencegahnya

Apa Itu Bencana Hidrometeorologi? Ini Jenis hingga Cara Mencegahnya

Tari Pagusa - detikJatim
Kamis, 18 Jan 2024 17:03 WIB
Ilustrasi relawan bencana
Ilustrasi bencana/Foto: Getty Image
Surabaya -

Bencana hidrometeorologi merupakan istilah yang sering dijumpai dalam informasi cuaca yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Jangan heran, mengingat BMKG memang selalu meng-update cuaca dan potensi bencana hidrometeorologi yang akan terjadi.

Melansir situs resmi BMKG, bencana hidrometeorologi adalah bencana alam atau proses yang merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), perairan (hidrologi), atau lautan (Oseanografi). Fenomena ini dapat menimbulkan kerugian materi maupun imateri.

Bencana hidrometeorologi bisa menyebabkan kehilangan nyawa, cedera, dampak kesehatan negatif, kerusakan harta benda, kehilangan mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau merusak lingkungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh bencana hidrometeorologi termasuk badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, curah hujan ekstrem, banjir, embun, dan suhu dingin. Penyebab bencana hidrometeorologi adalah parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin di luar batasan normal.

Jenis Bencana Hidrometeorologi

Ada berbagai jenis bencana hidrometeorologi seperti siklon tropis, petir, es, tornado, hujan ekstrem, banjir, embun, suhu dingin, dan lainnya. Berikut beberapa jenis bencana hidrometeorologi yang perlu diketahui.

ADVERTISEMENT

1. Curah Hujan Ekstrem

Ilustrasi hujan lebatIlustrasi hujan lebat/Foto: iStock/Willowpix

Curah hujan ekstrem adalah hujan yang mengguyur lokasi tertentu dengan intensitas tinggi melebihi batas atas curah hujan biasanya dalam waktu tertentu (menit, jam, hari, bulan).

Curah hujan ekstrem dipicu pertumbuhan awan konventif (cumulonimbus) yang masif dan mencapai atmosfer yang tinggi. Selain curah hujan intensitas tinggi, awan cumulonimbus umumnya dapat disertai golakan angin kencang, hujan es dan potensi puting beliung.

2. Angin Kencang

Ilustrasi Angin KencangIlustrasi Angin Kencang Foto: Hujan angin kencang di Jakut (dok Febri)

Angin kencang adalah naiknya kecepatan angin lebih dari 27,8 kilometer/jam dari wilayah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke wilayah yang lebih rendah. Hujan tiba-tiba atau mendadak dan berlangsung beberapa detik atau menit disebut gudty, yang berkaitan dengan pertumbuhan awan cumulonimbus.

3. Puting Beliung

Suasana dari atas memperlihatkan rumah warga yang hancur akibat diterjang angin puting beliung di Desa Sidokepung, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (24/10/2022).Suasana dari atas memperlihatkan rumah warga yang hancur akibat diterjang angin puting beliung di Desa Sidokepung, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (24/10/2022). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 kilometer/jam, yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum lima menit hingga beberapa menit. Angin puting beliung umumnya terjadi siang hingga sore hari pada pergantian musim hujan ke kemarau (pancaroba).

4. Banjir

Densus 88 menangkap dua terduga teroris di Jatim hari ini, yakni di Surabaya dan Tuban. Mereka dari jaringan berbeda.Banjir di Jombang. Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom

Banjir adalah luapan air yang merendam tanah yang biasanya kering. Banjir dapat terjadi dari limpahan air dari badan air, seperti sungai, danau, atau laut.

Di mana air melewati atau memecah tanggul, yang mengakibatkan sebagian air keluar dari batas. Banjir juga mungkin terjadi karena akumulasi air hujan di tanah yang sudah jenuh.

5. Longsor

Ilustrasi longsor (Andhika-detikcom)Ilustrasi longsor (Andhika-detikcom) Foto: Ilustrasi longsor (Andhika-detikcom)

Tanah Longsor ditandai kemiringan lereng yang curam atau landai dengan sudut tertentu pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut. Dalam banyak kasus, tanah longsor dipicu peristiwa seperti hujan lebat, gempa bumi, lereng miring untuk membangun jalan, dan banyak lainnya.

6. Kekeringan

Ilustrasi kekeringanIlustrasi kekeringan Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Kekeringan adalah defisit curah hujan pada suatu wilayah dalam periode tertentu. Hal ini juga dapat menyebabkan penurunan kelembapan tanah yang menyebabkan kerusakan tanaman, yang dampaknya dapat dirasakan di beberapa sektor seperti pertanian, sosial dan ekonomi.

7. Kebakaran Hutan dan Lahan

Ilustrasi Kebakaran hutan di Riau (Chaidir-detikcom)Ilustrasi Kebakaran hutan. (Chaidir-detikcom) Foto: Ilustrasi Kebakaran hutan di Riau (Chaidir-detikcom)

Kebakaran hutan dan lahan (karhutia) adalah terbakarnya banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rumput di suatu wilayah. Penyebab kartuhia bisa karena faktor alam seperti kekeringan, musim kemarau berkepanjangan dan sambaran petir.

Bisa juga karena faktor ulah manusia seperti pembakaran hutan secara sengaja untuk membuka lahan baru, membuang puntung rokok dan membakar sampah di dekat area hutan. 95 persen karhutla di Indonesia disebabkan manusia.

8. Kualitas Udara Buruk

Bangkok in a heat haze at the end of the dayIlustrasi polusi. Foto: Getty Images/sndrk

Kualitas udara mengacu pada kondisi udara di sekitar. Kualitas udara yang buruk berkaitan tentang tingkat polusi udara yang tinggi disebabkan asap, debu dan kabut asap, serta pengotor udara lainnya. Kualitas udara ditentukan nilai konsentrasi polutan di udara atau berdasarkan indeks-indeks kualitas udara lainnya.

Pencegahan Bencana Hidrometeorologi

Melansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kesiapsiagaan dalam mengindentifikasi wilayah yang berpotensi bencana sangat dibutuhkan pemerintah dan masyarakat. Hal ini untuk mencegah jatuhnya korban jiwa.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah bencana hidrometeorologi. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah bencana hidrometeorolgi.

  • Memangkas ranting dan dahan pohon-pohon besar yang berumur.
  • Menerapkan kebiasaan membaca informasi prakiraan cuaca.
  • Membersihkan saluran air dari tempat pemukiman hingga sungai.
  • Membuang sampah pada tempat sampah.
  • Menanam pohon berakar kuat untuk mencegah longsor seperti pohon mahoni, karet, matoa, dan lainnya.
  • Menjaga kebersihan lingkungan.
  • Evakuasi barang dan surat berharga di tempat aman dan paling tinggi di rumah.
  • Aktif mencari kegiatan pelatihan peringatan bahaya dini atau meningkatkan kemampuan dalam pertolongan pertama korban bencana.

Itulah informasi seputar bencana hidrometeorologi dan cara mencegahnya. Pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati, maka mari berperan aktif mencegah bencana datang.




(irb/sun)


Hide Ads