Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur. Cuaca ekstrem tersebut salah satunya disebabkan Madden-Jullian Oscillation (MJO). Apa itu MJO?
Apa Itu Madden Jullian Oscillation?
Melansir situs resmi Repository Universitas Gadjah Mada, Madden Jullian Oscillation merupakan osilasi yang terjadi di daerah ekuator dengan durasi antara 30-60 hari. Fenomena ini dapat mengakibatkan peningkatan dan atau penurunan curah hujan di lokasi yang dilaluinya.
Peningkatan curah hujan dikhawatirkan memicu terjadinya banjir yang menimbulkan kerugian. Peristiwa MJO pertama kali terdeteksi oleh Madden dan Julian menggunakan data rawinsodne dengan periode harian di Pulau Kanton, Republik Kiribati (3S, 172W) dan Singapura (1.3N, 103.8E) selama 10 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karakteristik utama Madden Jullian Oscillation yakni adanya wilayah peningkatan dan penurunan curah hujan yang bergerak berpasangan mengelilingi bumi dari barat ke timur. Umumnya terjadi di sepanjang Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik.
Fenomena dinamika atmosfer seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuatorial, dan MJO menunjukkan bahwa awan hujan dapat berkembang dalam skala besar di sekitar area yang aktif. Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik melalui wilayah Indonesia.
Fenomena MJO memiliki siklus 30-40 hari, sedangkan gelombang Kelvin memiliki skala harian. Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby melintasi wilayah Indonesia dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia.
Sama halnya dengan MJO dan Kelvin, gelombang Rossby dapat berkontribusi pada pertumbuhan awan hujan yang lebih besar di beberapa wilayah Indonesia. Selain itu, belokan dan pertemuan angin yang juga dikenal sebagai konvergensi dapat menyebabkan lebih banyak awan hujan di beberapa daerah.
Selain itu, suhu muka laut dan anomali suhu muka laut tetap hangat di sebagian besar perairan Indonesia, yang membantu meningkatkan pasokan uap air untuk membentuk awan hujan. Hal ini juga didukung kelembapan udara yang tetap tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.
Cuaca Ekstrem Jatim
BMKG mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem di Jawa Timur pada 17-23 Januari 2024. Potensi cuaca ekstrem tersebut akibat adanya Madden Jullian Oscillation yang melewati wilayah Jawa Timur.
Potensi cuaca esktrem juga disebabkan adanya gelombang Rossby yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan, dan karena tekanan rendah di Selatan Samudra Hindia.
"Sehingga menyebabkan tebentuknya angin di wilayah sekitar serta peningkatan awan hujan hingga sepekan ke depan yang diperkirakan cukup intens di wilayah Jatim," ujar Prakirawan BMKG Juanda Andrie Wijaya, Kamis (18/1/2024).
BMKG juga memperingatkan ancaman beberapa bencana hidrometeorologi. Di antaranya hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga hujan es yang perlu diwaspadai masyarakat.
(irb/sun)