Apa Itu Bencana Hidrometeorologi? Ini Penjelasan BMKG dan Langkah Mitigasinya

Apa Itu Bencana Hidrometeorologi? Ini Penjelasan BMKG dan Langkah Mitigasinya

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Jumat, 06 Des 2024 19:00 WIB
Ilustrasi fokus (bukan buat insert) Banjir & Longsor 2018 (Fuad Hasim/detikcom)
Foto: Ilustrasi fokus (bukan buat insert) Banjir & Longsor 2018 (Fuad Hasim/detikcom)
Makassar -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Makassar mengeluarkan peringatan dini terkait potensi bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Potensi bencana ini sebagai dampak dari cuaca ekstrem yang diprediksi meningkat di bulan Desember ini.

"Waspada peningkatan cuaca hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi," tulis BMKG di laman Instagram resminya yang dikutip Kamis (5/12/2024).

Lantas apa itu bencana hidrometeorologi yang disebutkan oleh BMKG? Serta apa saja langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini penjelasan lengkap tentang dampak bencana hidromoeteorologi serta mitigasi yang perlu diketahui oleh masyarakat. Yuk simak!

Pengertian Bencana Hidrometeorologi

Prakirawan BMKG Amhar Ulfiana menjelaskan bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh fenomena alam berupa peningkatan cuaca ekstrem. Di musim hujan bencana ini umumnya disebabkan karena curah hujan yang tinggi.

ADVERTISEMENT

"Bencana hidrometeorologi itu sendiri itu bencana yang dapat disebabkan oleh akibat curah hujan. Jadi misalnya kayak banjir, tanah longsor, angin kencang, dan sebagainya," kata Ulfiana kepada detikSulsel pada Kamis (5/12).

Melansir laman BMKG, pengertian yang lebih luas tentang hidrometeorologi yakni diartikan sebagai proses merusak yang terjadi di atmosfer, air, atau lautan yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cedera, dan dampak kesehatan lainnya. Tidak hanya itu, hidrometeorologi juga menyebabkan kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian, gangguan sosial dan ekonomi, serta kerusakan lingkungan.

Selain banjir dan longsor masih banyak jenis bencana hidrometeorologi. Mulai dari badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado/puting beliung, curah hujan ekstrem, banjir, embun, dan suhu dingin.

Bencana hidrometerologi tidak hanya terjadi saat musim hujam, tetapi juga kemarau. Di musim kemarau, bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi berupa kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta kualitas udara buruk.

Untuk lebih jelasnya, berikut rincian contoh bencana hidrometeorologi:

1. Curah Hujan Ekstrem

Curah hujan merupakan banyaknya air yang jatuh di suatu lokasi dalam waktu tertentu. Di beberapa kondisi, curah hujan ini bisa menjadi ekstrem dan menyebabkan bencana.

Curah hujan ekstrem dipicu oleh pertumbuhan awan konvektif yang masif dan mencapai atmosfer yang tinggi. Awan ini juga umumnya dapat disertai golakan angin kencang, hujan es, dan potensi puting beliung.

2. Angin Kencang

Angin kencang merupakan salah satu bencana hidrometeorologi berupa kecepatan angin lebih dari 27,8 km/jam dari wilayah dengan tekanan udara tinggi ke rendah. Angin kencang bisa terjadi secara tiba-tiba bersamaan dengan hujan beberapa detik atau menit.

3. Puting Beliung

Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama maksimum 5 menit. Umumnya, puting beliung terjadi pada siang hingga sore.

4. Banjir

Banjir merupakan luapan air merendam tanah yang biasanya kering. Biasanya banjir terjadi karena sungai, danau, atau laut yang memiliki volume berlimpah sehingga air keluar dari batas. Bisa juga karena akumulasi air hujan di tanah sudah penuh.

5. Tanah Longsor

Tanah longsor terjadi di lingkungan yang memiliki kemiringan lereng curam atau landai dengan sudut tertentu. Contohnya pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut.

Dalam banyak kasus, tanah longsor dipicu oleh peristiwa tertentu. Contohnya, hujan lebat, gempa bumi, lereng miring untuk membangun jalan, dan lainnya.

6. Kekeringan

Kekeringan terjadi karena curah hujan pada suatu wilayah dalam periode tertentu berkurang. Ketika terjadi kekeringan, maka kelembapan tanah menurun sehingga merusak tanaman. Bencana ini berdampak pada sektor pertanian, sosial dan ekonomi.

7. Kebakaran Hutan dan Lahan

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yakni bencana terbakarnya banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rumput di suatu wilayah. Penyebab dari Karhutla bisa karena faktor alam (kekeringan, musim kemarau yang berkepanjangan dan sambaran petir) serta bisa karena faktor ulah manusia.

8. Kualitas Udara Buruk

Kualitas udara yang buruk berupa tingginya polusi udara disebabkan oleh asap, debu dan kabut asap serta pengotor udara lainnya. Kualitas udara ditentukan oleh nilai konsentrasi polutan di udara atau berdasarkan indeks-indeks kualitas udara lainnya.

Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi merupakan dampak dari fenomena alam. Sehingga kondisi ini tidak dapat dicegah. Meski begitu, masyarakat dapat meminimalisir dampak kerusakan dengan melakukan langkah-langkah mitigasi.

Prakirawan BMKG Makassar Ulfiana, dampak bencana hidrometeorologi dapat diminimalisir dengan kesiapan manusia menghadapinya. Contohnya, untuk mengurangi dampak banjir masyarakat dengan membersihkan sungai sebelum masuk musim hujan. Dengan begitu, ketika memasuki musim hujan dan terjadi hujan lebat dampak banjir tidak terlalu besar.

"Contoh paling gampang misalnya beda kan kalau kita melakukan persiapan misalnya dengan membersihkan sungai terlebih dahulu sebelum musim hujan, beda dengan misalnya kita tidak membersihkan sungai, pasti dampak banjir itu lebih terasa jika kita tidak membersihkan seperti itu," kata dia.

Imbauan BMKG Soal Bencana Hidrometeorologi

Sebagai salah satu langkah mitigasi bencana, BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau peringatan dini. Pasalnya, potensi bencana hidrometeorologi bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

BMKG akan selalu memperbarui informasi mengenai cuaca ekstrem dan potensi-potensi bencana yang mungkin saja terjadi di wilayah kerjanya. Sehingga masyarakat bisa mengetahui informasi terbaru mengenai bencana alam yang akan terjadi dan melakukan persiapan.

"Selain itu, kami juga memberikan imbauan untuk terus meng-update informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca yang dikeluarkan BMKG setiap hari maupun pada jam-jam terjadi ada potensi hujan sedang hingga lebat," ujar Ulfiana.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mengikuti arahan dan instruksi dari pemerintah di wilayah masing-masing jika terjadi bencana. Ulfiana menjelaskan, pemerintah akan memberikan imbauan terutama jika wilayah itu rawan bencana atau sudah ada tanda-tanda seperti curah hujan tinggi, tanah lapuk, dan lainnya.

Misalnya, ketika terjadi bencana banjir yang sudah melebihi tinggi rata-rata, maka pemerintah akan mengimbau untuk mengungsi atau pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Itulah ulasan mengenai bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di musim hujan ini., Semoga menambah wawasan!




(alk/alk)

Hide Ads