Beberapa hari ini, intensitas hujan tinggi dan cuaca ekstrem terjadi di wilayah Jawa Timur. BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda juga telah mengeluarkan peringatan kewaspadaan cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur selama sepekan ke depan, sejak tanggal 17 Januari sampai 23 Januari 2024.
Potensi cuaca ekstrem ini bisa menimbulkan terjadinya beberapa bencana hidrometeorologi. Diantaranya, hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang hingga hujan es. Hal ini perlu diwaspadai seluruh masyarakat.
Prakirawan BMKG Juanda Andrie Wijaya menyampaikan, potensi cuaca ekstrem ini timbul akibat adanya Madden Jullian Oscillation atau MJO yang melewati wilayah Jawa Timur. Selain itu, Andrie menyebut, adanya Gelombang Rossby turut meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Akibatnya, seluruh wilayah Jatim berpotensi akan mengalami cuaca ekstrem selama sepekan ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adanya Madden Jullian Oscillation atau MJO yang melewati wilayah Jawa Timur serta adanya Gelombang Rossby yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan karena tekanan rendah di Selatan Samudra Hindia. Sehingga, menyebabkan terbentuknya angin di wilayah sekitar, serta peningkatan awan hujan hingga sepekan ke depan yang diperkirakan cukup intens di wilayah Jatim," ujar Andrie saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (18/1/204).
Potensi cuaca ekstrem di Jatim ini diperkirakan terjadi untuk sepekan ke depan saja, namun BMKG juga menyebutkan bahwa pihaknya akan selalu update kondisi terbaru untuk wilayah Jawa Timur.
"Untuk saat ini sekitar satu minggu ini, untuk ke depan akan kita update kondisi terbarunya," tutur Andrie.
Berkaitan dengan kondisi ini, BMKG juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem, yakni bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi, serta agar selalu update informasi yang disampaikan oleh BMKG.
"Yang perlu diantisipasi masyarakat adalah dampak terkait cuaca ekstrem ini yakni munculnya beberapa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin, dan sebagainya. Selain itu masyarakat juga diimbau untuk memantau cuaca melalui WOFI serta menyimak update informasi yang disampaikan oleh BMKG," imbaunya.
(hil/dte)