Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berencana mempermudah kinerja aparatur sipil negeri (ASN) melalui digitalisasi pada 2024. Nantinya, para ASN cukup bekerja melalui gawai tanpa ke kantor.
Kebijakan ini sejalan dengan smart city yang sudah dilakoni sejak 2022 yang berkonsep digitalisasi. Namun konsep smart city itu tertunda karena adanya pandemi COVID-19.
"Karena waktunya mepet saya ubah. Setahun tidak kerja ngapa-ngapain karena COVID-19, 2022, 2023 ini, saya harus bekerja dengan disiplin. Saya yakin dengan kekuatan disiplin teman-teman dan kekuatan output, outcome yang dituju bukan hanya di kantoran, tapi digabung dengan kekuatan hati, insyaallah 2024 saya bisa jalan lah," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota, Jumat (28/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia sendiri pernah merasakan jadi PNS yang setiap harus ke kantor. Dimana setiap ada pimpinan datang, langsung berpura-pura kerja. Maka ia menyebut saat ini trennya bekerja dimana saja.
"Saya pernah rasakan PNS, dulu bina program saya setiap Jumat, Sabtu, Minggu gak tau pulang untuk menyelesaikan anggaran. Karena sekarang model digitalisasi model smart. Saya ingin teman-teman balai RW menyelesaikan melalui HP mereka hanya melalui aplikasi menyelesaikan di kecamatan," tambahnya.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini juga ingin tidak ada antrean pelayanan di Kota Pahlawan. Menurutnya, saat ini zamannya bisa bekerja dimana saja dengan aplikasi dan tidak harus di kantor, tetapi bisa memantau dan menyelesaikan pekerjaannya.
Eri menyebut jika di Surabaya sudah digitalisasi semua, maka bisa melakukan pekerjaan dimana saja. Sehingga lebih fleksibel dan keliling, dibandingkan hanya di dalam kantor tetapi output tidak tercapai.
"Bisa ngopi di masyarakat, diskusi, sehingga itu ada pendekatan pemkot dengan masyarakatnya. Tapi tetap mantau. Pekerjaan bukan hadirnya mereka dinilai kerjanya di kantor tapi ASN itu dinilai output dan outcome yang harus dicapai. Masio koen nang kantor, ga nang kantor yo ga papa. Kelilingo ga papa. Ketimbang nang kantor tapi output ga tercapai itu jaman mbiyen. Sekarang kita harus bisa mengubah itu," pungkasnya.
(abq/iwd)