Waspada Penipuan Mengatasnamakan Walkot Eri Lewat WhatsApp

Waspada Penipuan Mengatasnamakan Walkot Eri Lewat WhatsApp

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 21 Jan 2025 22:50 WIB
Penipuan yang catut Wali Kota Surabaya
Penipuan yang catut Wali Kota Surabaya (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Beredar aksi penipuan melalui WhatsApp (WA) mengatasnamakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Warga pun diimbau untuk waspada atas penipuan menggunakan nama pejabat pemkot.

Penipu tersebut memiliki nomor WA 0852-5061-3343 menggunakan nama Wali Kota Surabaya. Dalam melancarkan aksinya, penipu itu menggunakan foto profil Eri untuk meyakinkan korban.

Plt Kepala Dinkominfo Surabaya M Fikser mengatakan pelaku menyebarkan pesan singkat ke sejumlah nomor dengan mengaku sebagai Wali Kota Eri Cahyadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu adalah oknum yang mengatasnamakan Pak Wali Kota Eri Cahyadi. Nomor yang mengirim pesan Whatsapp itu bukanlah nomor beliau. Maka, warga Kota Surabaya harus lebih berhati-hati dan waspada terhadap aksi penipuan apapun," kata Fikser pada Selasa (21/1/2025).

Fikser mengimbau warga untuk segera melaporkan kepada kepolisian bila menemui penipuan serupa. Hal ini untuk mencegah kerugian di masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Jika menerima pesan singkat atau telepon yang mengatasnamakan jajaran Pemkot Surabaya, harap berhati-hati. Jika pesan tersebut berisi permintaan tertentu atau menawarkan hal mencurigakan, dapat dipastikan itu adalah penipuan," ujarnya.

Ia juga mengingatkan seluruh pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya, BUMD, dab masyarakat umum agar tidak mudah percaya terhadap pesan yang mencurigakan. Karena kerugian tidak ditanggung pemkot.

"Pemkot Surabaya tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian yang ditimbulkan akibat ulah oknum tidak bertanggung jawab," tegasnya.

Pemkot Surabaya meningkatkan pengawasan dan edukasi terkait modus penipuan. Diharapkan lebih kritis dalam menerima informasi dari sumber yang tidak jelas dan selalu memverifikasi kebenarannya sebelum bertindak.

"Pemerintah kota berkomitmen untuk terus memberikan informasi terkini terkait modus-modus penipuan yang kerap terjadi, terutama yang mencatut nama pejabat pemerintah. Ini sebagai bentuk upaya melindungi masyarakat dari berbagai tindak kejahatan siber yang semakin marak," pungkasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads