Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi terjadinya cuaca buruk di kawasan perairan Jawa Timur masih tinggi. Meski diprakirakan tidak terlalu ekstrem seperti pekan awal Januari 2023, cuaca buruk masih menghantui pelaku pelayaran di Jawa Timur.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya Sutarno mengatakan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih bisa terjadi di sebagian besar wilayah perairan Jawa Timur.
Masalahnya, hujan itu masih bisa diikuti dengan angin kencang yang mendominasi ke arah Selatan hingga Barat Daya. Kecepatan maksimum angin di Laut Jawa bagian timur mencapai 13 knots atau 24 km/jam. Sedangkan di Samudra Hindia selatan Jatim mencapai 12 knots atau 22 km/jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketinggian gelombang laut di Selat Madura antara 0,1 sampai 0,3 meter. Laut Jawa bagian timur antara 0,1 sampai 1,3 meter, dan di Samudera Hindia Selatan Jatim antara 1,3-3,0 meter," ujar Sutarno dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/1/2023).
BMKG juga meminta pelaku pelayaran mewaspadai gelombang tinggi lebih dari 2,5 meter di Perairan selatan Jatim dan Samudera Hindia selatan Jatim. Ia menyebutkan bahwa peringat itu berlaku mulai Kamis (12/1/2023) besok.
Manager Komunikasi Internal dan Eksternal PT Pelni Persero Ditto Pappilanda mengakui bahwa cuaca buruk yang terjadi sejak akhir 2022 hingga awal Januari 2023 lalu memang sangat berdampak pada pelayaran di Jatim.
"Cuaca buruk memaksa sejumlah kapal harus menepi. Menjelang akhir tahun itu cuaca buruk memaksa beberapa armada berlindung di balik pulau saat berlayar, di antaranya kapal Lognus 1 dan 2," ujarnya.
Ditto juga menyatakan bahwa kondisi itu juga diperburuk dengan beberapa pelabuhan di kawasan Indonesia Timur yang masih belum bisa menunjang dan mengantisipasi cuaca buruk.
Tidak hanya Pelni, Pelindo sebagai operator pelabuhan juga sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi berkaitan potensi cuaca eksterm pada bulan Januari 2023 yang masih fluktuatif.
General Manager Kalimas dan Gapura Surya Nusantara (GSN) Pelindo Sub Regional Jawa Dhany Rachmad Agustian yang menyampaikan itu. Dhany memastikan pihaknya telah menyiapkan sejumlah antisipasi demi menjamin kelancaran operasional pelayanan terminal.
Dhany mengatakan pihaknya telah rutin mengecek dan bila diperlukan menambah pompa air. Termasuk kontrol instalasi listrik dan penyediaan genset cadangan di berbagai titik pelabuhan yang berpotensi terdampak banjir rob, seperti di Kalimas dan Dermaga Jamrud Terminal Penumpang GSN.
"Untuk saat ini, Pelabuhan Tanjung Perak sudah mempersiapkan segala upaya untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Kami juga sudah berkoordinasi aktif dengan pihak BMKG untuk mengetahui informasi terkini seputar cuaca," katanya.
Tidak hanya itu, sosialisasi kepada para pengguna jasa berkaitan dengan penumpukan barang yang biasa memenuhi pinggir dermaga juga dilakukan secara berkala.
Ia berharap para pengguna jasa bisa menempatkan barang-barangnya di tempat yang lebih aman. Seperti di gudang atau lapangan penumpukan yang telah disediakan Pelabuhan Tanjung Perak. Demikian juga arus alternatif bagi perpindahan kendaraan roda 2 maupun roda 4.
"Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan pihak Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Satpol PP, hingga Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) untuk melakukan pengamanan dan antisipasi serta penanggulangan jika terjadi hal yang tidak diinginkan," katanya.
(dpe/dte)