Antisipasi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi berdasarkan prakiraan BMKG dilakukan sejumlah instansi berwenang di wilayah perairan se-Jawa Timur. Sejumlah personel dan armada laut disiagakan sebagai antisipasi bila terjadi kecelakaan laut.
Seperti diketahui, sejak beberapa waktu lalu BMKG telah memprakirakan bahwa sejumlah kawasan perairan di Jatim bakal dilanda hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang tinggi. Direktur Polairud Polda Jatim Kombes Pol Puji Hendro memastikan personelnya sudah bersiaga melakukan antisipasi.
Sejumlah unit patroli reaksi cepat yang terdiri dari 15 personel armada, 2 unit jetski, 2 unit RIB/Kapal Patroli Cepat dan beberapa kapal sudah mulai melakukan patroli rutin di wilayah APBS dan Alur Pelayaran Timur dan Barat Surabaya (APTS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Armada itu disiapkan untuk pengamanan malam tahun baru, untuk antisipasi laka laut," kata Puji saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (31/12/2022).
Ia menyatakan pihaknya juga tengah memasifkan patroli dan pengamanan pada sejumlah objek vital. Termasuk memelototi titik-titik yang dinilai terjadi kerumunan dan berpotensi menyulut petasan seiring berlakunya SE Pemkot Surabaya tentang larangan perayaan tahun baru dengan sejumlah ketentuan.
"Menyalakan petasan di area obyek vital dermaga Pertamina, Jembatan Suramadu, dan antisipasi cuaca buruk terutama di wilayah Perairan Selat Madura menjadi objek pantauan kami," ujarnya.
Dalam penerapannya Puji menegaskan personel yang dikerahkan akan dibagi menjadi beberapa tugas dan bagian. Seluruhnya, bertugas selama 24 jam dengan 3 regu jaga.
"Mereka bertugas bergantian dibagi 3 regu jaga, jadi terus jaga secara bergantian," tuturnya.
![]() |
Hal senada disampaikan Kepala Seksi Tertib Syahbandar Tanjung Perak Surabaya Yuliansyah. Menurutnya, sejumlah persiapan keamanan pelayaran telah dilakukan. Salah satunya memastikan sarana dan prasarana navigasi di pulau-pulau lingkup Jatim. Di antaranya yang ada di Karang Jamuang.
"Sebelumnya, kami juga ada kegiatan verifikasi sarana bantu pemanduan. Lalu, melaksanakan fungsi pengawasan keselamatan pelayaran dengan melakukan pemeriksaan sarana prasarana pemanduan dalam hal ini terkait stasiun pandu di Karang Jamuang," katanya.
Ia memastikan tim pengawas pemanduan Kantor Kesyahbandaran Utama meninjau stasiun dan navigasi di beberapa pulau. Supaya keselamatan dan keamanan di APTS dan APBS terjamin.
"Sebenarnya, kami lakukan itu secara berkala. Namun, saat jelang pergantian tahun baru 2023 ditambah dengan kondisi cuaca yang diprediksi masih fluktuatif, kami meningkatkan dan memasifkan lagi, agar bisa meminimalisasi dan mencegah terjadinya laka laut," ujar dia.
Tak hanya itu, Yuliansyah memastikan pihaknya juga telah mengeluarkan imbauan resmi bertajuk 'Peringatan Dini Terhadap Kondisi Cuaca'. SE dengan Nomor UM. 006/06/01/SYB.TPR.2022 mengimbau agar nakhoda, nelayan, hingga pengguna moda transportasi laut untuk selalu waspada.
Berdasarkan informasi dari BMKG diperkirakan pada 29 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023 angin kencang dengan kecepatan 27 knot dan gelombang antara 1,30-3,50 meter.
Selain itu, kapal barang dengan GT 1.000 ke bawah dan kapal penumpang atau Ro-Ro dengan GT 3.000 ke bawah serta Kapal dengan Freeboard di bawah 2 meter agar memperhatikan keselamatan pelayaran.
Dalam SE itu juga disebutkan seluruh pelayaran wajib meningkatkan kewaspadaan terhadap gelombang tinggi dan angin kencang. Bila perlu, menunda pelayaran serta selalu mengupdate informasi cuaca yang dapat dilihat pada website resmi BMKG.
Bila terjebak dalam cuaca buruk di tengah pelayaran diimbau pelaku pelayaran mencari tempat berlindung lalu menginformasikan kepada kapal-kapal yang sedang berlayar serta melaporkan ke Stasiun Radio Pantai (SROP) Distrik Navigasi setempat.
(dpe/dte)