Tim Museum Jawa Tengah melakukan konservasi atau pemeliharaan terhadap puluhan koleksi benda bersejarah di Museum Kretek Kudus hari ini. Hasilnya, tim menemukan sejumlah benda koleksi yang berkarat karena lama tidak dirawat.
Pantauan detikJateng di lokasi, Selasa (27/6), sejumlah petugas konservasi tampak sibuk membersihkan benda-benda bersejarah di Museum Kretek Kudus. Salah satu benda yang dikonservasi ialah alat pembersih atau penyaring tembakau tradisional, sumbangan dari keluarga besar Perusahaan Rokok Delima Kudus tahun 1986.
Selanjutnya juga ada alat perajang cengkeh. Benda ini sebagian besar terbuat dari kayu, dilengkapi dengan tabung yang berisi pisau di dalamnya dan terdapat tuas yang menyerupai pedal sepeda lengkap dengan girnya.
Konservator Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Nurodo mengatakan ada sekitar 43 koleksi yang dikonservasi di Museum Kretek Kudus. Dia menjelaskan, koleksi Museum Kretek dibedakan menjadi dua jenis, yaitu koleksi organik dan non-organik.
"Koleksi di sini hampir 80 persen koleksi organik, jadi ada beberapa koleksi nonorganik. Organik itu pernah mengalami hidup, semua koleksi pernah mengalami hidup, kita kumpulkan organik," kata Nurodo, Selasa (27/6/2023).
"Dalam melakukan konservasi ini kami diberi waktu dua hari," imbuhnya.
Nurodo menjelaskan, konservasi bertujuan merawat dan mengembalikan benda-benda bersejarah ke kondisi semula.
![]() |
"Kita menggunakan bahan kimia, (koleksi) yang berbahan logam kita menggunakan asam citrat. Kemudian bahan organik sama kerusakan kita kembalikan, restorasi kalau ada kerusakan yang sifatnya lepas, kerusakan, hilang," jelasnya.
Menurutnya, puluhan koleksi Museum Kretek Kudus dalam kondisi bagus. Namun ada beberapa koleksi berbahan logam yang berkarat. Sedangkan beberapa koleksi yang terbuat dari kayu diketahui terdapat bercak-becak sisa cat.
"Secara fisik masih bagus, cuma karena lama belum dilakukan konservasi terjadi pengkaratan yang berbahan logam. Kemudian yang berbahan organik dari kayu ada bercak noda cat, itu terjadi ketika ada pengecatan, penutupan koleksi tidak sempurna," ungkap Nurodo.
"Kayu ada lubang-lubang, karena itu khusus dua kali lakukan konservasi, kita berikan bahan anti rayap," dia melanjutkan.
Nurodo menambahkan, koleksi di Museum Kretek Kudus secara umum dalam keadaan utuh.
"Secara umum 90 persen dianggap utuh, secara restorasi belum dilakukan. Cuma faktor lama belum konservasi. Idealnya kita kalau sudah dua kali, dua tahun sekali kita lakukan sirkulasinya," pungkasnya.
Kepala UPT Museum dan Taman Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, Yusron menjelaskan ada dua kegiatan yang sedang dilakukan di Museum Kretek. Pertama kegiatan konservasi. Kedua, kajian koleksi Museum Kretek.
(dil/aku)