Kompleks makam tua di dekat Masjid Soko Tunggal Taman Sari, Jogja ternyata juga dihuni beberapa warga. Salah satu makam bahkan disebut selalu miring meski sudah diperbaiki beberapa kali. Seperti apa kisahnya?
Cerita kijing miring ini disampaikan Tini, salah seorang warga yang tinggal di kompleks makam tua ini. Tini mengungkap kijing miring itu berada tepat di depan rumahnya.
"Di depan rumah saya itu ada kijing miring. Orang nyebutnya kijing miring itu karena sudah diperbaiki miring lagi, diperbaiki miring lagi," ujar Tini saat diwawancara di warungnya di Taman Sari, Jogja, Rabu (16/11/22).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tini menyebut selain makam yang selalu miring lagi meski sudah diperbaiki, ada pengalaman tak biasa tentang makam tersebut.
"Dulu ada yang loncat-loncat di situ ada yang langsung pusing, pipis darah, macem-macem," ungkap dia.
Tini menyebut peristiwa itu sudah lama terjadi. Saat ini, tak ada lagi gangguan yang dialami warga di sekitar makam. Dia pun menganggap keberadaan makam itu di rumahnya layaknya bagian keluarga.
"Ya anak-anak main di situ ya nggak apa-apa. Kadang hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon saya kasih bunga turut mendoakan," ucap Tini yang tinggal di lokasi ini sejak tahun 1985.
"Kalau sekarang cucu saya main di situ, duduk di situ, ya biasa mungkin sudah dianggap keluarga sendiri. Ya sudah tahu mungkin anak ini memang di sini ya aman-aman saja ya. Tentunya saya suka bersih-bersih juga di sana mas," terang Tini.
Untuk diketahui, keberadaan makam tua ini berdekatan dengan bangunan rumah warga. Bahkan ada pula bagian makam yang berada di kompleks bangunan rumah warga. Salah satunya di dapur rumah milik seorang nenek bernama Parti (63).
Keberadaan makam ini pun tak mengganggu aktivitas warga. Di kompleks ini, terlihat anak-anak bermain berlarian beberapa warga melakukan aktivitas seperti biasanya, mencuci, memberi pakan burung, mengelap motor persis di areal makam tersebut.
Lurah Patehan Gunawan Sigit Putranto menyebut makam itu di antaranya merupakan abdi-abdi dalem Keraton Jogja.
"Sebetulnya itu makam sudah lama, pada waktu itu digunakan Tamansari itu masih eksis. Kemudian perkembangan zaman walaupun sudah tidak digunakan lagi sebagai pesanggrahan kan masih ada abdi-abdi yang memelihara di Tamansari. Akhirnya untuk sebagian, sebagai pemakaman abdi dalem," terang Gunawan.
(ams/sip)