Siswa lulusan SMAN 3 Jogja 2023/2024, Ziauddin Dzilmi Yusuf, berhasil diterima di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) Jepang. Dia menceritakan perjuangannya berburu beasiswa hingga akhirnya menjatuhkan pilihan ke kampus di negeri sakura tersebut.
Zea, sapaanya, mengaku sudah berminat melanjutkan studi ke luar negeri sejak duduk di kelas XI. Dia menjajal peruntungan dengan mendaftar di beberapa kampus berbagai negara.
Zea pun mengaku melakukan persiapan yang terbilang lebih lama dari para siswa lainnya. Termasuk mengikuti les bahasa Inggris untuk mengejar nilai tes IELTS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, International English Language Testing System (IELTS) adalah salah satu jenis alat ukur kemampuan bahasa Inggris seseorang secara keseluruhan. Tes ini juga dipercaya dan diakui di seluruh dunia.
"Memang persiapan saya lebih lama karena yang saya apply nggak cuma Jepang, awal kelas XII saya mempersiapkan IELTS, les bahasa Inggris 3 bulan, sambil les bimbel. Dalam prosesnya saya nyiapin 2 sekaligus, dalam dan luar negeri," jelas Zea kepada detikJogja di SMAN 3 Jogja, Gondokusuman, Kota Jogja, Selasa (13/8/2024).
Usahanya pun membuahkan hasil, Zea diterima di beberapa kampus di berbagai negara. Namun, ia akhirnya lebih memilih Jepang dengan berbagai alasan.
"Desember 2023 saya mulai gencar daftar kampus-kampus di Belanda, Australia, Inggris, termasuk Jepang. Alhamdulillah diterima di beberapa kampus, sekitar 6-7 kampus, tapi yang paling menjanjikan dan paling besar beasiswanya di Jepang," paparnya.
Zea pun memerinci deretan kampus top yang menerimanya yakni Radboud University Nijmegen di dua jurusan yakni philosophy politics and economy dan business administration, Erasmus University of Rotterdam jurusan manajemen, dan Edinburgh Napier University jurusan administrasi bisnis. Kemudian Monash University Australia jurusan bisnis, University Technology of Sydney jurusan bisnis, dan Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) jurusan manajemen. Dia pun akhirnya menjatuhkan pilihan ke APU Jepang.
"Pertama karena budaya, saya cukup tertarik dengan bagaimana orang Jepang berpikir dan bekerja. Kemudian banyak alumni juga yang bekerja di Jepang," lanjut Zea.
Zea mengaku fokus studinya ke luar negeri. Oleh karena itu, Ze mengaku belum sempat mendaftar di kampus dalam negeri.
"Saya keterima luar dulu sebelum daftar lokal, jadinya nggak daftar yang (kampus) lokal," jelas Zea.
Di sela kesibukannya itu, Zea bahkan sempat membantu teman-temannya belajar untuk ujian masuk kampus.
"Malah saya bantu teman-teman buat belajar ujian masuk kampus. Jadi volunteer dan ngumpulin anak-anak yang lolos jalur raport buat ngajar," jelas dia.
Keinginannya untuk melanjutkan studi di luar negeri, menurut Zea, dipengaruhi faktor relasi alumni yang banyak memberi arahan. Zea lalu membagikan tips bagi siswa yang ingin mengikuti jejaknya kuliah di luar negeri.
"Faktor terbesar kenapa saya mau ke luar karena lingkungan di SMA, terpengaruh oleh kakak kelas waktu SMA, banyak yang ke luar negeri juga, terus banyak diarahkan," ungkapnya.
"Pertama jangan malas research, kedua lihat kemampuan finansial, ketiga lihat prospek ke depannya," pesan Zea.
Terpisah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Didik Purwaka menjelaskan SMAN 3 Jogja memang memiliki program untuk mendukung siswanya melanjutkan sekolah ke luar negeri. Bahkan, dimulai saat siswa duduk di kelas X.
"Salah satunya kita ada program kunjungan ke sana, salah satu yang kerja sama paling lama, hampir 22 tahun adalah (kampus) di Australia. Kunjungan kesana itu ke beberapa Universitas untuk mereka (siswa) mengenal Universitas di Australia," jelasnya.
"Kedua itu di Eropa, ada Belanda, Jerman, Swis. Kemudian ada Jepang juga. Jadi memang kita menjalin kerja sama dengan beberapa universitas di luar," sambung Didik.
Program kunjungan ini, lanjut Didik, sudah mulai ditawarkan ke siswa sejak kelas X. Siswa yang berminat nantinya akan difasilitasi dan diberi pendampingan.
"Itu nanti biasanya kita tawarkan, biasanya pada bulan Agustus kita tawarkan ke kelas X dan XI, ini ada studi ke Australia ke Eropa, nanti mereka milih sendiri," tutupnya.
(ams/ahr)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan