Tentang Aksi Kekerasan Jogja, Sultan HB X Ingatkan Adab dan Unggah-ungguh

Tentang Aksi Kekerasan Jogja, Sultan HB X Ingatkan Adab dan Unggah-ungguh

Heri Susanto - detikJateng
Rabu, 31 Agu 2022 14:36 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji saat Sapa Aruh secara streaming dengan warga masyarakat di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Rabu (31/8/2022).
Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Foto: Heri Susanto/detikJateng)
Yogyakarta -

Situasi keamanan di Jogja banyak mendapat sorotan usai banyaknya kejadian dari klithih, keributan suporter hingga bentrok antar ormas. Lalu, bagaimana sikap Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X?

Saat melakukan Sapa Aruh di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Rabu (31/8/2022) pagi, Sultan mengajak masyarakat di DIY untuk lebih beradab dengan mengembangkan empati.

"Bangunlah orang-orang di Jogja ini yang beradab ya kan. Bisa memberikan maaf kalau memang hal itu dilakukan tidak, mesti harus semua penyelesaian itu kekerasan fisik misalnya. Yang namanya beradab itu kan punya unggah-ungguh punya batas-batas dalam rasa. Bukan pikiran kalau pikiran itu bisa berbohong bisa kejam, tapi kalau rasa itu murni itu rasa empati itu jadi sesuatu yang sangat penting itu," kata Sultan saat Sapa Aruh melalui streaming, di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Rabu (31/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sultan menjelaskan dengan mengembangkan budaya akan menumbuhkan perasaan empati terhadap sesama. Ini sesuai dengan kultur masyarakat Jogja.

"Makanya, saya selalu mengatakan pendekatan itu bukan berarti tidak bisa tumbuh. Tapi juga aspek roso itu kita lakukan ya. Kita orang di Jogja ini banyak pertimbangan roso (perasaan) nya," kata Sultan.

ADVERTISEMENT

Ia juga mewanti-wanti warga Jogja, agar tidak memulai menyakiti orang lain kalau nggak mau disakiti orang lain.

"Kita menginjak kaki orang lain itu masih terasa sakit, ya untuk tidak sakit jangan menginjak kaki orang lain. Jangan merendahkan gitu kira-kira format seperti itu," pesan Sultan.

Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...

Sultan menambahkan, upaya menjaga ketenteraman di Jogja ini hanya menjadi harapannya. Sebab, jika masyarakat tetap tak bisa untuk saling berempati dan bersimpatik terhadap orang lain, dirinya hanya bisa meminta menegakkan hukum.

"Tetapi saya kan hanya bisanya berharap. Selalu saya utarakan. Tapi kalau warga-warga sendiri tidak mau berubah bahwa kekerasan itu adalah model yang harus diselesaikan yang tidak bisa apa-apa sayang jadi hanya berharap biasanya bisanya mengatakan tegakkan hukum. Ya gitu saja," katanya.

Ia menambahkan, konflik kekerasan yang rugi tak hanya dari korban saja. Keluarga pelaku yang diproses hukum juga akan merasakan kesedihan.

"Penyakit karena konflik-konflik kekerasan seperti itu yang rugi kan tidak hanya orang tuanya yang menjadi korban. Kalau ditangkap akhirnya dipenjarakan juga yang melakukan kekerasan itu kan juga orang tuanya juga sedih," katanya.

Sultan mengulangi, semua masalah sebaiknya tak cukup hanya dipikirkan. Tapi juga dirasakan agar bisa berempati dan bersimpati.

"Harapan saya jangan selalu segala sesuatu itu apa yang kita pikirkan. Tapi apa yang kita rasakan itu. Itu lebih jujur dari apa yang kita pikirkan," pesannya.



Simak Video "Video Sultan HB X Ngeluh ke DPR, Pemda DIY Kekurangan ASN"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads