Puluhan penerjun mengikuti Festival Paralayang di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Beberapa di antaranya unjuk gigi terjun dengan mengenakan kostum bertema tokoh pewayangan.
Festival bertajuk Girisembung Paralayang Wisata ini digelar di Kalurahan Banjarasri, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo, Minggu (24/7/2022). Sebanyak ada 60 atlet paralayang dari berbagai daerah di Indonesia yang ikut ambil bagian.
Dalam helatan ini para peserta terjun dari Puncak Girisembung, lalu melakukan pendaratan di lapangan Banjarasri. Tak hanya unjuk keterampilan dalam menerbangkan paralayang, beberapa peserta ada yang tampil unik dengan berbusana laiknya tokoh pewayangan, seperti Gatotkaca, Hanoman, Dewi Shinta hingga punggawa Punokawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito mengatakan ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan festival paralayang di Kulon Progo. Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan industri pariwisata yang sempat keok imbas pandemi COVID-19.
![]() |
"Ini tahun kedua. Kemarin (2021) kita melakukan penjajakan saat pandemi masih PPKM level, nah sekarang ini pandemi sudah mulai melonggar sehingga kita lebih besarkan kegiatannya, sudah melibatkan banyak orang dan kita berharap masyarakat berbondong-bondong ke tempat ini kemudian perekonomian mulai menggeliat," ucap Joko saat ditemui di sela-sela acara, Minggu (24/7/2022).
"Dan ini merupakan salah satu bidikan kami untuk menambah aksen kunjungan wisata, aksen daya tarik wisata yang ada di desa wisata Banjarasri," imbuhnya.
Terkait kostum unik yang dikenakan peserta, Joko mengatakan bahwa hal itu memang permintaan dari pihaknya. Selain untuk daya tarik acara, hadirnya atlet paralayang berkostum tokoh wayang ini juga sebagai upaya mengenalkan kearifan lokal Jogja yang kental dengan budaya jawanya. Wayang sendiri menjadi salah satu kearifan lokal tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
"Karena kita ini kan di jogja. Jogja terkenal dengan budayanya apalagi visi pariwisata kami ini kolaboratif berbasis budaya. Karena berbasis budaya ini kita menitipkan pesan-pesan nilai budaya yang paling mudah orang mencari kostumnya adalah kostum wayang," jelasnya.
"Dan sungguh luar biasa di luar dugaan kami mereka antusias meskipun dari luar Jogja, luar Jawa tetapi mereka antusias mencari kostum wayang sampai dapat tadi malam dan hari ini dipakai sedemikian semangatnya," sambungnya.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, GKR Bendara mengapresiasi festival paralayang berbalut nuansa budaya yang dihelat di Kulon Progo. Ia mengharapkan kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan karena berpotensi mendatangkan wisatawan.
"Ini memang luar biasa kegiatannya, tentunya dengan paralayang ini yang nanti sampai bisa internasional karena potensialnya luar biasa ini bisa meningkatkan perputaran ekonomi di Kulon Progo tentunya, karena atlet kita lumayan banyak ternyata ini juga bisa menarik dari atlet dari se Jawa-Bali tentunya event ini luar biasa sekali. Acara ini semoga setiap tahun digelar semoga seterusnya angin dari atas (Bukit Girisembung) juga mendukung untuk wisata sepanjang tahun," ujarnya.
Sementara itu salah satu peserta, Syamsul Maarif (16) asal Batang, Jawa Tengah mengaku terkesan dengan festival ini. Pasalnya ini merupakan momen pertamanya bisa terbang dengan kostum wayang.
"Ya enak sih mas, cuma yang memang kalau pakai kostum itu memang agak susah. Soalnya kan banyak kain-kain yang masuk di dalam tali harnesnya, cuma tetep asik," ucap remaja yang sudah dua tahun menggeluti olahraga paralayang ini.
Hal senada disampaikan peserta lain, Nasyfa (17). Dara asal Kota Jogja tersebut mengaku senang bisa terlibat dalam festival ini. Terlebih harus mengenakan kostum wayang, yang menurutnya cukup seru sekaligus menantang.
"Seru sih terus juga menantang banget tadi di sana belum pernah terbang di sini soalnya," ujarnya.
Nasyfa sendiri mengaku tidak mengalami kesulitan meski harus terbang dengan kostum wayang. Justru menurutnya yang paling menantang adalah proses take off - landing karena lokasi ini baru pertama kali ia jajaki.
Sekadar pengetahuan spot olahraga paralayang di Puncak Girisembung, Kulon Progo, baru mulai digunakan setahun belakangan. Sebelumnya, Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), sebuah organisasi olahraga dirgantara di Indonesia telah melakukan survei dan hasilnya menyatakan bahwa tempat ini layak untuk diselenggarakan paralayang dan olahraga kedirgantaraan lainnya.
(sip/sip)