Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah menentukan Hari Raya Idul Adha 1443 H atau 2022 M pada Sabtu, 9 Juli mendatang. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berharap agar penentuan Idul Adha ini tidak dijadikan masalah jika ternyata nanti berbeda dengan keputusan pemerintah.
"Kami (Muhammadiyah) insyaallah 9 Juli ber-Idul Adha. Baik sama maupun beda, kami harapkan untuk tidak jadi masalah," kata Haedar saat ditemui wartawan di kantor PP Muhammadiyah, Jogja, Rabu (22/6/2022).
Haedar menjelaskan, perbedaan soal penghitungan hari raya Islam akan terus terjadi. Hal ini terjadi karena sampai saat ini umat Islam belum memiliki kalender Hijriah yang berlaku secara global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini kita belum punya kalender Hijriah internasional yang bersifat global. Itu memang (perbedaan terjadi) di banyak kawasan sering berbeda," jelasnya.
Haedar menegaskan tahun ini, pada saat awal Ramadan, terjadi perbedaan antara Muhammadiyah dan pemerintah.
"Maka perbedaan-perbedaan, kemarin kan diawali bulan Ramadan. Tapi Idul Fitri-nya sama. Kalau misalkan besok juga ada perbedaan, sikapi saja sebagai hal yang biasa," katanya.
Dalam ibadah, saat Hari Raya Idul Adha, kata Haedar, adalah menjalankan perintah berkurban bagi yang punya kelebihan.
"Yang penting semua menghayati ibadah kurban dan lebih-lebih di era pandemi ini. Kami mengimbau kepada umat Islam yang punya kelebihan untuk berkurban. Mari kita syiarkan gelorakan berkurban,"imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, PP Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1443 H jatuh pada 9 Juli 2022. Keputusan itu tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H.
Seperti dilihat detikcom, Senin (20/6/2022), Maklumat PP Muhammadiyah itu ditandatangani pada 3 Februari 2022. Maklumat ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Agung Danarto.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Simak Video "Video: Ucapan Selamat Idul Adha dari Salman Khan"
[Gambas:Video 20detik]