Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 6 Juni 2025, Ini Penjelasannya

Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 6 Juni 2025, Ini Penjelasannya

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Kamis, 08 Mei 2025 13:01 WIB
Ilustrasi Idul Adha
Foto: iStock
Samarinda -

Hari Raya Idul Adha menjadi salah satu momen penting dalam kalender umat Islam. Tidak hanya karena identik dengan ibadah kurban, tetapi juga karena nilai keteladanan dan pengorbanan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, yang terus diwariskan dalam praktik keagamaan dan sosial umat Muslim.

Tak heran, banyak umat Islam yang menanti-nanti kepastian kapan 10 Zulhijah jatuh, agar dapat menyiapkan diri sebaik mungkin, baik dari sisi ibadah, hewan kurban, maupun agenda libur bersama keluarga.

Menjawab kebutuhan ini, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah lebih dahulu menetapkan kapan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah akan dirayakan. Dalam maklumat resminya, organisasi Islam yang dikenal luas dengan pendekatan ilmiah dan rasional dalam beragama ini menyatakan bahwa Idul Adha 2025 akan jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metode Penetapan: Hisab Hakiki

Dalam menentukan awal bulan Hijriah, Muhammadiyah sejak lama mengandalkan metode hisab hakiki wujudul hilal. Meski terdengar rumit, sebenarnya pendekatan ini cukup mudah dipahami. Pada intinya, metode ini tidak bergantung pada melihat bulan dengan mata (rukyat), melainkan pada posisi geometris bulan terhadap bumi dan matahari.

Sederhananya, jika pada saat matahari terbenam posisi bulan (hilal) sudah berada di atas ufuk, walaupun hanya beberapa derajat, maka dianggap bulan baru telah dimulai. Pendekatan ini membuat kalender Islam versi Muhammadiyah dapat disusun sejak jauh hari dengan kepastian tinggi, tanpa harus menunggu hasil pengamatan langsung. Hal tersebut memberikan kejelasan bagi umat untuk merencanakan ibadah, kegiatan sosial, bahkan urusan logistik seperti pemesanan hewan kurban.

Khusus untuk Zulhijah 1446 H, Muhammadiyah menyatakan bahwa ijtimak atau konjungsi bulan akan terjadi pada Selasa, 27 Mei 2025 pukul 10.04.18 WIB. Saat matahari terbenam pada hari itu, posisi hilal sudah berada di atas ufuk di seluruh wilayah Indonesia, yang secara astronomis sudah cukup untuk menetapkan 1 Zulhijah jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Maka 10 hari setelahnya, yaitu Jumat, 6 Juni 2025, ditetapkan sebagai 10 Zulhijah atau Hari Raya Idul Adha.

Kesamaan dengan Pemerintah Tunggu Sidang Isbat

Menariknya, penetapan ini berpotensi sejalan dengan jadwal dari pemerintah Indonesia. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 yang disusun oleh Kementerian Agama (Kemenag), Idul Adha juga diperkirakan jatuh pada tanggal yang sama, yaitu Jumat, 6 Juni 2025. Namun, Kemenag akan tetap menggelar sidang isbat pada 29 Zulkaidah 1446 H (diperkirakan bertepatan dengan 27 Mei 2025) untuk secara resmi menetapkan awal Zulhijah.

Sidang isbat biasanya menggabungkan data hisab dan hasil rukyat (pengamatan langsung hilal) dari berbagai wilayah Indonesia. Karena itu, meski sering kali hasilnya sama dengan hisab Muhammadiyah, ada kalanya juga berbeda. Namun untuk tahun ini, indikasi awal menunjukkan kemungkinan besar akan sama, mengingat posisi hilal yang sudah cukup tinggi dan mudah teramati secara astronomis.

Makna Idul Adha

Idul Adha bukan sekadar hari raya besar, tetapi juga momentum untuk refleksi. Kisah Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya karena perintah Tuhan, serta Nabi Ismail yang ikhlas menerima keputusan tersebut, menjadi simbol ketaatan, keikhlasan, dan keimanan yang tinggi.

Nilai-nilai ini terus diwariskan melalui ibadah kurban, yang tidak hanya bermakna untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga menguatkan solidaritas sosial melalui pembagian daging kurban kepada yang membutuhkan.

Dengan kepastian tanggal 6 Juni 2025 dari Muhammadiyah, detikers kini dapat mulai bersiap. Baik dari persiapan hewan kurban, pengumpulan dana hewan kurban, hingga koordinasi pelaksanaan pemotongan dan distribusi.

Selain itu, penetapan ini juga memberikan gambaran lebih jelas bagi sekolah, instansi pemerintah, dan sektor swasta dalam menyusun kalender kegiatan dan rencana libur nasional. Umat Islam kini memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan diri.

Dan meskipun pemerintah baru akan menetapkan tanggal resminya lewat sidang isbat, informasi awal ini bisa dijadikan acuan awal untuk mengatur rencana ibadah dan kegiatan keluarga detikers.

Bagi detikers yang ingin berkurban, kini saatnya mulai menghitung dan menabung, agar ibadah tidak sekadar jadi rutinitas tahunan, tapi benar-benar menggambarkan semangat pengorbanan dan kepedulian seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Semoga artikel ini bermanfaat!




(des/des)
Hide Ads