Mengenang 16 Tahun Gempa Jogja, Bupati Bantul: Kita Belajar dari Bencana

Mengenang 16 Tahun Gempa Jogja, Bupati Bantul: Kita Belajar dari Bencana

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Jumat, 27 Mei 2022 09:23 WIB
Doa bersama dan hening cipta memperingati 16 tahun gempa Jogja di Bantul, Jumat (27/5/2022).
Doa bersama dan hening cipta memperingati 16 tahun gempa Jogja di Bantul, Jumat (27/5/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menggelar hening cipta mengenang terjadinya gempa bumi dahsyat yang terjadi 16 tahun silam. Dalam gempa Jogja itu, Bantul menjadi salah satu daerah yang mengalami kerusakan paling parah.

Meski peristiwa itu membawa banyak korban, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebut kejadian itu membawa hikmah. Pasalnya kejadian itu menjadi pembelajaran bagi masyarakat sekaligus meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda alam.

"Gempa bumi yang terjadi 27 Mei 2006 membawa hikmah bagi rakyat Bantul," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat doa dan hening cipta 16 tahun gempa bumi Bantul di rumah dinas Bupati Bantul, Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Jumat (27/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Halim, bencana bukan membuat masyarakat Bantul menjadi lemah. Namun sebaliknya, hal tersebut menjadikan masyarakat Bantul seperti mendapatkan tempaan batin dan dorongan semangat yang luar biasa.

"Karena bencana membuat rakyat semakin menyadari betapa lemahnya manusia jika mereka bergerak sendiri-sendiri, dan menunjukkan betapa besar makna kebersamaan dan gotong royong," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Halim menyebut jika saat ini ketangguhan masyarakat Bantul dalam menghadapi bencana sudah tidak perlu diragukan lagi. Saat ini setiap Kalurahan telah memiliki Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), belum lagi relawan-relawan dari berbagai organisasi massa yang siap setiap saat untuk memberikan pertolongan.

"Saya berharap kita semua bisa belajar dari bencana yang pernah terjadi. Kita jadikan semangat untuk terus waspada atas tanda-tanda alam," ucapnya.

"Yang tidak kalah penting kita semua harus meningkatkan kapasitas serta kemampuan dalam mitigasi, dan kesiapsiagaan menangani bencana sehingga dapat meminimalisir timbulnya korban. Selain itu kita perlu melakukan pemetaan dan edukasi mitigasi bencana secara dini," lanjut Halim.

Dia menyebutkan pemetaan potensi bencana, pemetaan jalur evakuasi dan pemetaan jalur penyelamatan ini mempengaruhi skenario mitigasi bencana. Bahkan, jika perlu hal tersebut harus terus diperbarui dengan melihat potensi bahaya yang ada.

"Karena itu mari terus kita perkuat tali solidaritas, kepedulian dan kegotongroyongan kita bersama. Sehingga kita siap sedia setiap saat memberikan pertolongan kepada warga masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Jangan berhenti menjadi orang baik, karena orang baik selalu dibutuhkan masyarakat," katanya.




(ahr/ahr)


Hide Ads