Asisten rumah tangga (ART) perempuan asal Kabupaten Pemalang berinisial I (23) disiksa majikannya berbulan-bulan di apartemen mewah di Simprug, Jakarta Selatan. Warga Desa Kebanggan, Kecamatan Moga, itu masih dirawat di RSUD Dr M Ashari, Pemalang.
Direktur RSUD Dr M Ashari, Aris Munandar, mengatakan kondisi pasien itu semakin membaik setelah dilakukan penanganan pada Jumat (9/12). Luka bakar di dua kakinya masih dalam proses penyembuhan.
"Secara umum kondisi membaik, karena sudah dilakukan penanganan terhadap luka-lukanya," kata Aris melalui pesan singkat kepada detikJateng, Selasa (13/12).
Aris sedang berada di luar kota saat detikJateng berkunjung ke ke RSUD Ashari, Pemalang, Selasa (13/12). Sehingga detikJateng belum bisa menemui korban yang dirawat di Ruang Metal RSUD Dr M Ashari Pemalang.
Dalam pesan singkatnya, Aris mengatakan pihaknya juga mengerahkan tim psikolog untuk memberikan pendampingan pada korban atas peristiwa yang dialaminya. "Untuk kondisi psikisnya juga sudah ditangani psikiater," ujar Aris.
Diberitakan sebelumnya, Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Ratna Quratul Aini mengatakan penganiayaan itu terjadi sejak sekitar September sampai November 2022.
Dilansir detikNews, terungkapnya kasus penganiayaan ART itu bermula saat korban pulang ke Pemalang dalam kondisi terluka. Korban diarahkan ke Polres setempat untuk membuat laporan.
"Dari Polres koordinasi ke Polda Metro karena TKP ada di Jakarta," kata Ratna saat dihubungi wartawan, Senin (12/12), dikutip dari detikNews.
Ditreskrimum Polda Metro Jaya kemudian mengamankan pelaku di apartemennya.
Menurut Ratna, korban tak hanya diikat dan diborgol, tetapi juga dipaksa memakan kotoran anjing. "Menurut keterangan tersangka lain disuruh memakan kotoran anjing dan memang di sana betul ada anjing," ungkap Ratna.
Korban juga dirantai majikannya dan disiksa menggunakan air panas. Berdasar pengakuan korban, Ratna mengatakan, korban dirantai di kandang anjing.
"Majikannya memiliki 2 ekor anjing minipom. ART ini tidurnya di lantai, tetapi kondisi tangannya diikatkan ke kandang anjing," jelas Ratna.
Korban juga tidak diberi alas, sehingga tidurnya hanya beralas keset. "Korban ini setiap hari tidurnya kondisinya diikat di situ. Setiap hari diborgol dan diikat rantai," imbuh Ratna.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dil/sip)