Kisah Batu Yoni dan Arca di Depan Rumah Warga Manjungan Klaten

Kisah Batu Yoni dan Arca di Depan Rumah Warga Manjungan Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 21 Agu 2024 19:47 WIB
Batu yoni dan arca Nandi di pekarangan rumah warga Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen Klaten, Rabu (21/8/2024).
Batu yoni dan arca Nandi di pekarangan rumah warga Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten, Rabu (21/8/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Selain ditemukan batu yang diduga kulit luar bangunan candi atau patirtan, di Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten, juga terdapat batu yoni dan arca Nandi. Dua benda cagar budaya itu berada di halaman rumah warga.

Dua benda dari batu andesit itu berada di halaman rumah Budiyono, sekitar 50 meter dari lokasi penemuan batu berornamen.

Yoni itu setiap sisinya berukuran sekitar 70 sentimeter dengan tinggi 80 sentimeter. Kondisinya masih relatif utuh meski ada sedikit cuil di dekat ceratnya. Yoni itu tanpa ornamen binatang sebagaimana yoni lain yang ditemukan di beberapa wilayah Klaten.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun arca Nandi itu sudah tidak ada kepalanya. Batu berbentuk sapi duduk di atas lapik lempeng itu panjangnya sekitar 80 sentimeter.

Masih di lokasi yang sama, juga terdapat batu berbentuk kendang, batu yang diduga tepian pintu candi, dan batu pipih bertakik undak. Batu-batu itu masih utuh.

ADVERTISEMENT

Pemilik rumah, Budiyono mengatakan batu yoni dan arca Nandi itu sudah ada sejak dirinya lahir. Letaknya dulu di pekarangan rumah orang tuanya.

"Tahun berapa mboten ngertos (tidak tahu). Wit kulo lahir pun enten (sejak saya lahir sudah ada)," kata pria kelahiran tahun 1954 itu kepada detikJateng, Rabu (21/8/2024).

Dijelaskan Budiyono, dua benda itu dulu berada di bagian utara pekarangan rumah orang tuanya yang menghadap ke barat. Batu itu di pojok selatan.

"Di pojok semula. Tapi karena rumah dilebarkan, dibangun teras, akhirnya di sini," tuturnya.

Budiyono menceritakan, batu yoni itu cukup berat. Saat pemindahan, batu itu pernah diangkat menggunakan truk tetapi tidak bisa.

"Tak silihke derek megek, tapi tak tumpangke kayu malah gampang (saya pinjamkan derek tidak bisa, saya alasi kayu bulat justru gampang ditarik)," ujar Budiyono.

Sementara itu, Kapokja Perlindungan dan Penyelamatan BPK wilayah X, Deni Wachju Hidayat menyatakan yoni dan arca Nandi itu dugaan kuat ada kaitannya dengan bebatuan yang lain.

"Sudah pernah kita data dulu saat dilaporkan. Tapi kita coba cek lagi besok," kata Deni kepada detikJateng.

Sebelumnya diberitakan, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X bersama Disbudporapar Pemkab Klaten turun tangan mengecek temuan batu berukir di sungai Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten. Dugaan sementara batu persegi panjang itu dari abad 8-9 Masehi.

"Itu batu sebuah bangunan entah itu candi atau patirtan (pemandian). Dari perkiraan abad 8-9 Masehi," ungkap Ketua Pokja Perlindungan dan Penyelamatan Cagar Budaya BPK Wilayah X, Deni Wachju Hidayat kepada detikJateng di lokasi, Rabu (20/8) siang.

Dijelaskan Deni, BPK ke lokasi untuk menindaklanjuti laporan warga tentang temuan batu tersebut. Batu dengan panjang 65 sentimeter, lebar 16 sentimeter, dan tinggi 30 sentimeter itu disebut sebagai bagian terluar dari bangunan purbakala.

"Yang jelas batu kulit suatu bangunan cagar budaya, entah itu candi atau patirtan masih perlu kajian. Ya, itu menguatkan di sini (Manjungan) ada bangunan," ucap Deni.




(dil/rih)


Hide Ads