Ribuan Warga Berebut Apem Keong Emas di Tradisi Saparan Pengging Boyolali

Jarmaji - detikJateng
Jumat, 15 Sep 2023 19:05 WIB
Tradisi sebaran apem atau Saparan di Pengging, Banyudono, Boyolali Jumat (15/9/2023). (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Ribuan warga mengikuti tradisi sebaran apem di Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali. Warga antusias berebut puluhan ribu apem sebagai bagian dari tradisi ngalap berkah.

Para warga yang datang dari berbagai daerah sekitar itu sudah mulai berdatangan sejak pukul 13.00 WIB. Terik panas matahari seakan tak dihiraukannya. Mereka menunggu berlangsungnya tradisi itu.

Ada dua panggung yang disediakan untuk kegiatan tersebut. Yakni di simpang jalan depan masjid Cipto Mulyo dan di depan Alun-alun Pengging.

"Ada 30 ribu lebih apem yang dibagi-bagikan ke masyarakat," ujar Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali, Budi Prasetyaningsing, di sela-sela acara, Jumat (15/9/2023).

Tradisi sebaran apem atau Saparan di Pengging, Banyudono, Boyolali Jumat (15/9/2023). Foto: Jarmaji/detikJateng

Tradisi sebaran apem ini dilaksanakan setiap tahun sekali. Yakni di bulan Sapar, sehingga juga disebut tradisi Saparan. Ada dua jenis apem, yakni apem kukus keong emas dan apem biasa pada umumnya.

Puluhan ribu apem itu merupakan sumbangan dari setiap desa di Kecamatan Banyudono.

"Tradisi sebaran apem kukus keong emas ini juga sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Acara diawali dengan prosesi di Pendopo Kantor Kecamatan Banyudono, sekitar pukul 14.00 WIB. Dari sana kemudian dilakukan kirab budaya menuju Kawasan obyek wisata Pengging. Ada empat gunung apem yang dikirab. Tiga gunungan besar dan satu gunungan kecil.

Kirab paling depan yaitu barisan kebo bule. Di belakangnya barisan prajurit keraton hingga gunungan apem. Sesampainya di panggung, gunungan apem dinaikkan ke panggung.

Dua gunungan besar dibawa ke panggung utama di depan Masjid Cipto Mulyo. Sedangkan yang satu dinaikkan di panggung depan Alun-alun Pengging.

Warga pun tampak antusias menunggu sebaran apem dimulai. Bahkan, Sebagian pengunjung mulai berebut apem di gunungan itu saat hendak dinaikkan ke panggung.

Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, mengatakan dengan dilaksanakannya tradisi ini semoga menjadi pengingat, bahwa tradisi sebaran apem kukus keong emas ini adalah ajaran dari Raden Ngabei Yosodipuro.

"Maka tugas bagaimana menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi di Kabupaten Boyolali," kata Said Hidayat dalam sambutannya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.




(aku/ahr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork