Sah! Lumpia Duleg dan Tradisi Cethik Geni Klaten Dapat Sertifikat HIK

Sah! Lumpia Duleg dan Tradisi Cethik Geni Klaten Dapat Sertifikat HIK

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 26 Nov 2022 17:38 WIB
Festival Cethik Geni di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, Juli 2022 lalu.
Festival Cethik Geni di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, Juli 2022 lalu. (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Makanan khas lumpia duleg dan tradisi Cethik Geni asal Dusun Lemburejo, Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, mendapatkan sertifikat Hak Intelektual Komunal (HIK). Sertifikat ini dikeluarkan oleh Kemenkumham RI.

"Sertifikat hak intelektual komunal diserahkan saat gebyar UMKM di lapangan Delanggu kemarin tanggal 19 November. Kita mengajukan lewat dan difasilitasi Bappeda Klaten," ungkap Sekretaris Paguyuban Lumpia Duleg Ngudi Langgeng, Feri Santosa kepada detikJateng di rumahnya, Sabtu (26/11/2022) siang.

Feri menceritakan tekad untuk melestarikan lumpia duleg dan Cethik Geni sebenarnya sudah lama. Namun baru awal tahun lalu diundang Bappeda untuk melengkapi syarat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita dikumpulkan Bappeda untuk menginventarisasi kekayaan intelektual. lumpia dan Cethik Geni terpilih menjadi salah satu aset intelektual," tutur Feri.

Setelah itu, sambung Feri, paguyuban diminta melengkapi detail sejarah, komposisi, cara produksi dan keunikan makanan khas itu. Demikian juga untuk tradisi Cethik Geni.

ADVERTISEMENT

"Untuk tradisi Cethik Geni kita juga diminta sejarah sampai prosesi tradisi tersebut. Sejarah lumpia duleg sendiri panjang," kata Feri.

Sejarah Lumpia Duleg

Sejarah lumpia duleg, papar Feri, berawal tahun 1950 saat di desanya diterpa kesulitan ekonomi dan mahalnya sandang pangan. Seorang warga, Karto Purno merantau ke Semarang dan bekerja di pembuatan makanan lumpia.

"Bekerja di Semarang dapat ilmu pembuatan lumpia kemudian pulang. Diterapkan di kampung tapi terkendala karena lumpia asli terlalu mahal butuh daging, telur, gandum dan lainnya yang tahun 1950 an itu mahal," sambung Feri.

Untuk menyiasati, terang Feri, bahan dikreasi dengan campuran pati onggok, ukuran dikecilkan dan untuk isian sayuran, bukan daging. Dalam perkembangannya isian diganti taoge.

"Isian diganti taoge agar praktis dan saat ini ada 16 perajin lumpia duleg dan 30 orang pelaku usaha. Cethik Geni sendiri adalah awal prosesi produksi lumpia Duleg, menghidupkan api," sambung Feri.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Rutinitas menghidupkan api itu, imbuh Feri, oleh masyarakat dijadikan tradisi sederhana doa, syukuran dan kenduri. Tapi akhirnya dibuat festival sejak beberapa tahun terakhir.

"Festival Cethik Geni sudah menginjak tahun ke 5 sebagai wujud syukur. Selain itu untuk nguri-uri lumpia duleg karena animo anak muda membuat lumpia makin menurun," tambah Feri.

Untuk pengembangan lebih jauh, ujar Feri, paguyuban sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa. Bahkan jauh sebelumnya lumpia duleg sudah dikenalkan di berbagai even.

"Pameran itu sudah, di car free day, di even kabupaten, kecamatan kita sudah diikutsertakan. Permintaan ke luar kota juga banyak tapi kita sedang berpikir untuk membuat lumpia frozen," pungkas Feri yang juga Sekretaris Komunitas Cethik Geni ini.

Kades Gatak, Kecamatan Delanggu, Walino menyampaikan pemerintah desa ikut bangga dengan sertifikat dari Kemenkumham tersebut. Sertifikat itu seperti menjadi hak paten masyarakat desanya.

"Kita ikut bangga, akhirnya dapat sertifikat, ini seperti hak paten. Lumpia duleg ini sejarahnya panjang," ungkap Walino kepada detikJateng.

Menurut Walino, pemerintah desa terus berusaha bersama warga melestarikan makanan khas daerahnya itu. Termasuk menjadikan tradisi Cethik Geni menjadi festival.

"Kita dukung tradisi Cethik Geni menjadi festival tahunan dan ternyata makin dikenal. Untuk produk lumpia duleg sendiri terus kita kenalkan melalui berbagai acara," papar Walino.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Mendes Yandri Susul Zulhas Tinjau Lokasi Peluncuran Kopdes Merah Putih"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)


Hide Ads