Masyarakat Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Klaten menggelar acara Haul Kiai Abdul Qohhar. Tokoh tersebut diyakini merupakan guru spiritual beberapa raja dari Keraton Solo.
Acara yang digelar setiap tahun di kompleks masjid Al Qohhar Dusun Ngruweng itu berjalan khidmat.
Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB diawali kirab dari kantor desa. Peserta dari rombongan abdi dalem Keraton Surakarta, perangkat desa, tokoh masyarakat dan elemen warga lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampai di masjid, dilanjutkan dengan doa dan di ujung acara dua gunungan hasil bumi diperebutkan masyarakat. Acara berjalan tertib dan khidmat.
"Acaranya ini haul wafatnya eyang Abdul Qohhar yang diadakan setiap tahun setiap bulan Besar," ungkap Kasi Kesra Pemerintah Desa Wiro, Yoga Pratama Putra kepada detikJateng, Minggu (15/6/2025) siang.
Dijelaskan Yoga, prosesi acara mulai dari kirab start di balai desa dengan kirab langse (kain penutup makam) dan kembang. Selain itu ada gunungan hasil bumi dari warga.
"Ada gunungan hasil bumi dari warga. Yang mengiringi grup abdi dalem, sebelum langse dan bunga dibawa ke makam didoakan," terang Yoga.
Makanan berupa sego golong dan gunungan, lanjut Yoga kemudian dibagikan dan diperebutkan masyarakat. Malamnya juga diadakan pengajian akbar.
"Malam ada pengajian memperingati wafatnya eyang Abdul Qohhar yang wafatnya bulan Besar. Undangan dari keraton, KUA, kecamatan, pemerintah desa, tokoh masyarakat dan masyarakat umum, siapapun, semangatnya untuk fastabiqul Khoirot," lanjut Yoga.
Dituturkan Yoga, sosok Kiai Abdul Qohhar merupakan ulama. Abdul Qohhar merupakan guru agama dan spiritual dari raja Surakarta Pakubuwono IV sampai IX.
"Mbah Abdul Qohhar guru spiritual Pakubuwono IV sampai IX. Itu ada di serat Wulangreh, Serat Sesingir dan Serat Wulang Putro, dan dihadiahi bumi pardikan," sebut Yoga yang masih memiliki garis keturunan dari Kiai Abdul Qohhar.
"Mbah Abdul Qohhar ini juga mursyid thoriqoh akmaliyah, satariyah, memiliki ilmu laduni yang disebut sebagai tuan kaji. Belajar sanad dari syekh Zainal Abdani," ujar Yoga.
Diketahui, Nama Kiai Abdul Qohhar tertulis dalam Serat Sesingir karya Paku Buwono IX. "Kasmarane ingsun eling, wuwulange guruningwang Ngabdul Kahhar wisma Ngruweng alim telaten yen memulang, kuwat umure dawa.. (Aku ingat ajaran guruku Ngabdul Kahhar asal Ngruweng, alim telaten saat mengajar, kuat umurnya panjang)" tulis kitab tersebut.
Kutipan dalam serat piwulang Pupuh Asmaradana bait 1-2 itu menjadi bukti Kiai Abdul Qohhar sebagai guru Paku Buwono IX. Ulama kharismatik itu meninggal tanggal 20 Besar 1777 Jawa atau sekitar 1849 Masehi.
(ahr/ahr)