Membangun rumah adat Joglo ternyata tak sekadar bermodal bahan kayu saja. Ada berbagai cara khusus yang perlu diterapkan di tiap tahapan pembangunannya agar joglonya kelak 'membawa kebaikan', termasuk dalam hal memilih tanahnya.
Berikut 14 jenis tanah yang baik untuk mendirikan rumah adat Joglo.
Memilih Tanah untuk Rumah Adat Joglo
Dikutip dari buku Joglo, Arsitektur Rumah Tradisional Jawa (Dahara Prize, 1990) karya R Ismunandar K, berikut cara memilih tanah untuk mendirikan atau membangun rumah adat joglo. Pertama, pastikan tanah tersebut bebas dari 'danyang' atau penunggu agar rumah adat Joglo itu nyaman ditinggali. Bagaimana caranya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, tidak sembarang tanah layak untuk mendirikan bangunan termasuk rumah adat Joglo. Tanah yang tidak layak tentulah tanah yang dikenal angker atau wingit atau sangar, yang berarti banyak gangguan makhluk halusnya.
Ismunandar menyebutkan, banyak tempat-tempat khusus yang dianggap angker. "Misalnya bekas bangunan keraton Kota Gedhe, karta, dan Plered. Tapi yang bersifat umum (angker bukan karena bekas keraton) lebih banyak lagi (1990:28)."
Dia mencontohkan, ada satu rumah di sebuah kampung yang dikenal angker karena pemiliknya pernah bunuh diri dengan menggantung di wuwungan (bubungan) rumah. "Karena seseorang yang melakukan perbuatan nekat, maka orang lain yang akan menanggung akibatnya seperti sial atau sakit-sakitan".
Maka itu orang Jawa sangat hati-hati dalam memilih tanah atau tempat yang layak untuk ditinggali. Ismunandar mengatakan, cara memilihnya tidak begitu sukar karena tiap tanah punya nama tertentu. Berikut nama-nama tanah yang 'baik' dan penjelasannya.
14 Tanah yang Baik untuk Rumah Adat Joglo
1. Manikmulya
Tanah yang miring ke timur. "Barangsiapa tinggal di tanah demikian itu akan terhindar dari segala macam penyakit, hidupnya berkecukupan, tenteram, dan terhindar dari marabahaya. Di sebelah selatan, tanamilah pohon cocor bebek."
13 nama tanah yang baik lainnya, silakan baca di halaman selanjutnya...
2. Indraprasta
Tanah yang miring ke utara, nama kerajaan kaum Pandawa, dan ibu kota India (New Delhi) zaman dulu. Tanah ini punya nama lain yaitu Telaga Ngayuda atau Bathara. "Orang yang tinggal di sini mudah terpenuhi apa yang diidam-idamkan dan kekayaannya akan dinikmati anak-cucunya."
3. Sangsang Buwana atau Kawula katubing kala
Tanah yang dikelilingi gunung atau perbukitan. "Barangsiapa tinggal di tempat ini akan disegani dan dicintai tetangganya, menjadi kepercayaan orang."
4. Bumi Langupulawa
Tanah bekas kuburan dan biasanya terletak di atas jurang. "Orang yang menempatinya akan bersikap seperti pendeta (ambek adil paramarta).
5. Darmalungit
Tanah yang miring ke timur dan ke barat atau bagian tengahnya seperti punuk sapi. "Darmalungit adalah tanah yang membawa banyak rezeki."
6. Sri Nugraha
Tanah yang bagian baratnya tinggi tapi sisi timurnya datar. "Penghuninya selalu diberkati oleh Yang Maha Kuasa, baik berupa pangkat atau kekayaan."
7. Wisnumanitis
Tanah yang naik turun, terutama di bagian utaranya. "Membawa banyak rezeki dari penghuni pertama sampai beberapa keturunannya."
8. Endragana
Tanah yang datar di bagian tengahnya dan sekitarnya lebih tinggi (kukuwung). "Akan memberikan ketenteraman lahir batin."
9. Srimangempel
Tanah yang terbentang di tengah-tengah lembah dan banyak sumber airnya. "Penghuni atau pemiliknya akan kecukupan bahan pangan."
10. Arjuna
Tanah yang miring ke kanan dan bagian utara maupun selatan tertutup oleh bukit. "Tanah ini memberikan sifat mudah memaafkan serta dihormati oleh sesamanya."
11. Tigawarna
Tanah yang dikelilingi gunung yang menjorok ke tanah. "Membuat penghuninya arif bijaksana bagaikan pertapa."
12. Danarasa
Tanah yang bagian baratnya tinggi dan sisi utaranya rendah. "Orang yang tinggal di sini akan mempunyai banyak istri atau kawin berkali-kali tapi dianugerahi cukup kekayaan."
13. Suniyalayu
Tanah yang dikelilingi lembah. "Menyebabkan penghuninya mempunyai banyak anak."
14. Lamurwangke
Sebidang tanah yang diapit oleh gunung atau bukit. "Tanah ini sering didatangi kerbau, sapi, atau kuda."