Pedagang yang tergabung Sentra Kerajinan dan Makanan Borobudur (SKMB) menolak tawaran berjualan di Museum dan Kampung Seni Borobudur (MKSB). Penolakan muncul dengan alasan lokasi berjualan berpencar tidak satu blok dan lapak yang tersedia hanya 89 unit.
Pantauan detikJateng, pertemuan lanjutan antara SKMB dengan Direktur Taman Wisata Borobudur (TWB), Mardijono Nugroho, dimulai pukul 10.42 WIB. Dalam pertemuan ini diikuti perwakilan SKMB mayoritas laki-laki dengan disaksikan dari Koramil Borobudur, Polsek Borobudur dan personel dari Polresta Magelang.
Sedangkan anggota SKMB yang kebanyakan perempuan menunggu di luar. Pertemuan tersebut menindaklanjuti sebelumnya, Rabu (29/1), dengan dilanjutkan pengecekan secara bersama-sama lokasi lapak berjualan di KSB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pengecekan lapak diikuti semua anggota SKMB yang hadir. Adapun lokasi pertama yang dituju di Blok J di lantai 2 di mana ada 40 lapak yang kosong.
Berikutnya dilanjutkan menuju Blok R lantai 1 ada 13 lapak yang kosong. Terus di Blok O lantai 1 ada 14 dan terakhir di Blok F lantai 2 ada 22 lapak yang kosong.
Usai mengecek lapak yang ada, Ketua SKMB, Muhammad Zulianto, mengatakan lapak yang tersebar di empat blok letaknya terpisah-pisah.
"Dengan begitu tidak mau kalau terpisah-pisah kasihan teman-teman. Harapan kita tetap jadi satu blok," kata Zulianto kepada awak media usai melakukan pengecekan di Kampung Seni Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (30/1/2025).
![]() |
Selain itu, lanjut Zulianto, pihaknya melihat dan mengecek lapak yang tersedia hanya 89 unit.
"Itu memang diperuntukkan yang 1.943 (data hasil verifikasi pedagang di Balai Desa Borobudur). Itu 89 lapak kurang," tegasnya.
"(Sikap SKMB setelah pengecekan lapak) Menolak (lapak). Alasannya jumlahnya (lapak) kurang, bukan satu blok. Kita pengin satu blok dari awal, jumlah segini (330 pedagang)," tegas Zulianto.
Menanggapi penolakan lapak dari SKMB, ditemui terpisah, Direktur TWB, Mardijono Nugroho, mengatakan TWB memberikan kesempatan. Menurutnya, dalam menata KSB ada hal.
"Pertama, prosesnya bagus. Yang kedua, legal dan yang ketiga, tanggung jawab sosial," kata Mardijono.
"Kalau boleh, kita usul kepada teman-teman SKMB. Kita sudah memfasilitasi untuk dapat dimanfaatkan (lapak). Ini memang perlu proses," tambah Mardijono.
Menurutnya, pihaknya mempersilakan SKMB untuk memasuki KSB. Supaya mereka bisa memanfaatkan lapak yang ada sekarang ini.
"Bahwa nanti kebutuhan sama yang ada berapa, nanti akan kita evaluasi. Kita tidak bisa istilahnya menang kalah, kita harus memahami situasi yang ada. Kita sudah memberikan kesempatan yang baik, monggo untuk dimanfaatkan," tegasnya.
"Kita sifatnya kolaborasi, saling memahami. Semua ada proses pentahapan. (89 pedagang) Itu kemarin hasil pemadanan dari 324 (pedagang), prosesnya ada pemadanan yang disepakati para pihak," pungkasnya.
(apu/apl)