Respons TWB Usai Emak-emak Aksi Tolak Lapak di Kampung Seni Borobudur

Respons TWB Usai Emak-emak Aksi Tolak Lapak di Kampung Seni Borobudur

Eko Susanto - detikJateng
Senin, 21 Apr 2025 18:03 WIB
Perwakilan pedagang SKMB mendatangi Kampung Seni Borobudur (KSB) di Kujon, Kecamatan Borobudur, Senin (21/4/2024)
Perwakilan pedagang SKMB mendatangi Kampung Seni Borobudur (KSB) di Kujon, Kecamatan Borobudur, Senin (21/4/2024). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

PT Taman Wisata Borobudur (TWB) merespons aksi damai emak-emak perwakilan pedagang Sentra Kerajinan dan Makanan Borobudur (SKMB) yang mendatangi Kantor Museum dan Kampung Seni Borobudur (KSB) di Kujon, Kecamatan Borobudur, siang tadi.

Dalam aksi tersebut, massa mayoritas emak-emak pedagang itu mengantarkan surat penolakan pembagian lapak jualan bagi 89 pedagang SKMB. Merespons hal itu, pihak PT TWB mengatakan dari 89 pedagang SKMB, 16 di antaranya sudah mendapatkan surat untuk dipersilakan menempati lapak KSB.

"Untuk emak-emak yang merayakan Hari Kartini, kami mengucapkan Selamat Hari Hartini. Apresiasi setinggi-tingginya kepada ibu-ibu dan para pedagang wanita yang terus menginspirasi dan juga terus memberi warna bagi kehidupan masyarakat pedagang khususnya," kata Stakeholder Management dan Legal Division Head PT TWB, Ridwan Abdilah Fauzi saat dihubungi wartawan, Senin (21/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal aksi penolakan 89 lapak bagi pedagang SKMB, kata Ridwan, manajemen akan menghargai kesepakatan yang disepakati bersama-sama oleh para pihak.

"Di mana para pihaknya termasuk daripada kelompok SKMB, kemudian jajaran Forkopimda, termasuk juga dari kami dan pedagang juga ada perwakilan yang menandatangani kesepakatan tersebut," ujar Ridwan.

ADVERTISEMENT

"Jadi, kami secara prinsip akan terus menghormati kesepakatan yang telah dibentuk bersama," sambungnya.

Disinggung soal tudingan pemandanan data pedagang dilakukan secara manipulatif, menurut Ridwan hal itu tidak ada dasarnya.

"Karena kami sekali lagi melakukan pemadanan pun para pihak pedagang dan perwakilan kelompok SKMB, pedagang lainnya, dan Forkopimda, terlibat langsung dari proses pembentukan tim. Pembentukan kesepakatan dan proses pemadanannya mereka turut serta terlibat. Jadi, kami rasa untuk tuduhan tersebut kok tidak berdasar," jelasnya.

Perihal 89 pedagang SKMB yang berhak atas lapak di KSB, kata Ridwan, TWC pada sekitar November 2024 langsung memberitahukan kepada pedagang yang berhak menempati Museum dan Kampung Seni Borobudur.

"Kemudian yang terbaru di awal bulan April, tanggalnya kurang ingat kembali TWB bersurat. Bahwa disampaikan kepada para pedagang yang berhak untuk menempati kios dipersilakan segera menempati kios," tegas Ridwan.

Pihaknya menyebutkan surat dikirim awal April kepada pedagang yang berhak mendapat lapak.

"(Dari 89 berhak lapak) Kalau kemarin itu kan sampai dengan surat dikirim lebih kurang sudah ada 16 orang, kami kirimkan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Perwakilan pedagang Sentra Kerajinan dan Makanan Borobudur (SKMB) menggelar aksi damai mendatangi Kantor Museum dan Kampung Seni Borobudur (KSB) di Kujon, Kecamatan Borobudur. Massa mayoritas emak-emak pedagang ini mengantarkan surat penolakan pembagian lapak jualan bagi 89 pedagang SKMB.

Senin (21/4/2025) sekitar pukul 10.00 WIB, perwakilan SKMB tiba di kantor Kampung Seni Borobudur. Mayoritas pedagang emak-emak itu memakai kebaya dan berkain jarit.

Di halaman kantor KSB, perwakilan membuat barisan semi melingkar terus menyanyikan lagu 'Ibu Kita Kartini'. Salah seorang perwakilan pedagang menanyakan pihak Taman Wisata Borobudur (TWB) yang bakal menerima mereka.

Namun, ternyata tidak ada yang menemui. Ketua SKMB, M Zulianto, lalu memasukkan surat penolakan bagian 89 lapak melalui bawah pintu kantor yang tutup dan terkunci dengan diselipkan.

"Kita akan memberikan surat yang tentang 89 yang diberikan hak untuk masuk ke KSB, tapi kita kan menolaknya. Karena kita sudah sepakat dari awal dulu, satu masuk (masuk semua), satu nggak, semua nggak (masuk)," kata perwakilan pengurus SKMB, Hindarti, kepada awak media di Kampung Seni Borobudur.

"Gini, kita ingin menunjukkan kekuatan seorang wanita itu jangan diremehkan. Karena begitu diremehkan, kita punya kekuatan untuk mendobrak semua kezaliman," sambung Hindarti menjelaskan aksi saat momen Hari Kartini.

Dia menjelaskan penggunaan kebaya juga dalam rangka Hari Kartini. Dia menyebut massa perwakilan pedagang yang hadir dalam aksi sebanyak puluhan orang.

"(Datang) Ini perwakilan saja dari 330 pedagang. Ini yang datang 50-an," ujarnya.

Ketua SKMB, M Zulianto, menambahkan kedatangannya mengantarkan surat dari pedagang SKMB yang terdata.

"Dari awal sepakat, masuk satu (KSB), masuk semua. Makanya kita tanggapi surat itu bahwa kita tetap pada tuntutan dari awal, masuk secara merdeka, satu blok. Masuk satu, masuk semua," tegas Zulianto.




(dil/apl)


Hide Ads