PT Taman Wisata Candi (TWC) mulai menata parkir sekaligus relokasi pedagang ke Museum dan Kampung Seni Borobudur di Kujon, Kecamatan Borobudur, Magelang. Penataan lokasi parkir sekaligus pemindahan pedagang dilakukan setelah proses pembangunan di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur ini selesai.
Dalam catatan detikJateng, peletakan pertama pembangunan Museum dan Kampung Seni Borobudur dilakukan pada Senin (27/11/2023). Pembangunan Museum dan Kampung Seni Borobudur di lahan seluas 10,7 hektare ini dilakukan oleh Kementerian PUPR.
Museum dan Kampung Seni Borobudur dilengkapi dengan amphitheater, pendopo, lapak untuk pedagang suvenir, kuliner, dan lainnya. Di kawasan tersebut dilengkapi dengan lahan parkir untuk pengunjung baik mobil maupun bus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dilakukan penataan di kawasan zona 2 atau Taman Wisata Candi Borobudur lahan parkir bus serta mobil berada di luar area taman, yakni di Dusun Janan dan Ngaran.
Pedagang kompleks Candi Borobudur sebelumnya berjualan di zona 2. Kemudian selama proses penataan direlokasi di eks Kandang Gajah yang dekat dengan pintu keluar dari Candi Borobudur.
Setelah proses pembangunan selesai, kawasan parkir pengunjung dan pedagang mulai dipindahkan ke Museum dan Kampung Seni Borobudur. Proses pemindahan dimulai sejak Senin (16/9).
"Sejak tanggal 16 September, kita melakukan proses uji coba lapangan parkir baru. Karena ini memang satu hal yang penting bagi kami untuk mengetahui apa yang bisa ditingkatkan lagi dari sisi pengunjung mengingat Museum dan Kampung Seni Borobudur akan menjadi pintu masuk pengunjung," kata juru bicara PT TWC, Ryan Eka Permana Sakti kepada wartawan saat ditemui di kantor Unit Candi Borobudur, Rabu (18/9/2024).
![]() |
Uji coba, kata Sakti, dilakukan secara bertahap. Nanti akan dilakukan evaluasi setiap harinya untuk menambah kenyamanan pengunjung.
"Kami ingin memastikan bahwa sebelum sepenuhnya Museum dan Kampung Seni Borobudur berfungsi terutama pengunjung bisa lebih familiar. Karena tentu dalam proses transisi ada banyak masukan-masukan berharga dari masyarakat," ujar Sakti.
Setelah lokasi parkir berpindah ini, kata Sakti, ada perubahan akses masuk bagi wisatawan. Nantinya setelah parkir pengunjung naik EV Electric Vehicle sampai kompleks Candi Borobudur. Sekarang telah tersedia sekitar 15 armada EV Electric Vehicle.
"Ada tiga shelter, pertama di Museum dan Kampung Seni Borobudur titik jemput. Yang kedua di maingate pengunjung dan ketiga di sisi utara candi atau eks relokasi pedagang sementara. Pengunjung diberikan opsi boleh berjalan sambil menikmati suasana yang lebih nyaman dan kedua menggunakan EV Electric Vehicle," tambah Sakti.
Sakti menambahkan, sekarang pedagang sudah mulai menempati lokasi baru di Museum dan Kampung Seni Borobudur.
"Proses perpindahan tidak terlalu lama mungkin 2 hari, tapi yang jelas setelah memastikan lokasi baru sudah bisa digunakan," ujar Sakti.
Sementara itu, salah satu pedagang, Devi Aryani (30) mengatakan sudah pindahan sejak Selasa (17/9) dan resminya hari ini, Rabu (18/9).
"Tempatnya lebih rapi, lebih bersih. Pengunjung sudah ada yang ke sini," kata Devi.
"Harapannya lebih maju lagi, lebih mempererat pedagang. Saya meneruskan dari orang tua dulu dari tahun 1982-an, terus saya mulai 2015 (jualan)," lanjut Devi yang jualan aksesori dan gantungan kunci itu.
Salah seorang pengunjung Candi Borobudur, Fazira dari Malaysia, mengeluhkan minimnya papan penunjuk di Museum dan Kampung Seni Borobudur. Selain itu, kompleks bangunan yang ada dinilai terlalu luas.
"Kurang papan penunjuk. Banyakin yang jual minuman," katanya yang datang bersama tiga temannya itu.
Mereka dengan menyewa mobil dari Jogja berwisata di Candi Borobudur. Pihaknya mengakui baru kali pertama wisata di Candi Borobudur.
"(Bangunan candi) Cantik (bagus). Kami juga baru tahu Candi Borobudur di Magelang, selama ini tahunya di Jogja," ujarnya.
(apu/rih)