Ribuan umat Buddha melakukan pradaksina atau berjalan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali. Umat juga melakukan doa khusus untuk perdamaian dunia.
Pantauan detikJateng, pradaksina yang dilakukan umat Buddha dalam rangkaian Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) dan Asalha Mahapuja 2569/2025 tersebut dimulai sekitar pukul 17.25 WIB.
Untuk biksu maupun pemuka agama, termasuk Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama (Kemenag), Supriyadi melakukan pradaksina di puncak Candi Borobudur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk yang melakukan pradaksina di puncak Candi Borobudur hanya dibatasi 150 orang. Kemudian, ribuan umat lainnya yang mayoritas memakai pakaian warna putih serta membawa pelita melakukan pradaksina di pelataran Candi Borobudur.
Pradaksina ini kurang lebih berakhir pukul 18.30 WIB. Umat kemudian kembali menuju tenda yang berada di Taman Lumbini.
"Pradaksina adalah mengelilingi candi sebanyak 3 kali sesuai arah jarum jam. Ini melakukan penghormatan kepada Buddha, Damma dan Sangha," kata Ketua Panitia Umum ITC dan Asalha Mahapuja 2569/2025, Biksu Guttadhammo Mahathera, kepada detikJateng di Candi Borobudur, Sabtu (5/7/2025).
Pradaksina, kata Bhante Guttadhammo, sebagai penghormatan kepada Buddha, Dhamma dan Sangha. Setelah pradaksina para bhante melakukan doa di puncak Candi Borobudur.
"Ya secara otomatis (doa untuk bangsa dan negara). Kita berharap bangsa dan negara maju, aman, damai, tenteram dan makmur. Pemimpinnya bisa memerintah dengan baik dan benar. Sehingga bisa mendatangkan kebahagiaan seluruh rakyat Indonesia," sambung Bhante Guttadhammo.
![]() |
"Kami setiap saat ya membacakan doa di situ ada namanya untuk perdamaian dunia. (Sekarang terjadi perang) Ya justru itulah karena faktornya kan keserakahan, kebencian, kebodohan dikembangkan nggak mau mengikis ya perang terus maunya. Ya semua negara, bahkan semua makhluk doa dalam Buddha, semoga makhluk hidup berbahagia. Orang yang bisa hidup bahagia semua makhluk itu kan harus mengikis kebencian. Bahkan kalau mampu melenyapkan kebencian, keserakahan, kebodohan karena ini akarnya keburukan," ujarnya.
Bhante Guttadhammo menambahkan, yang di puncak pradaksina dibatasi cuma 150 orang.
"Ikut (pradaksina di puncak) dibatasi jumlahnya cuma 150 terdiri Bhante, pemuda dan umat (sebagian). Umat yang lain di bawah (pelataran candi). Ya boleh naik cuma 150 orang, lainnya di pelataran," kata dia.
Pihaknya menambahkan agenda untuk Minggu (6/7) besok terutama pagi hari masih sampai pukul 10.00 WIB masih ITC. Nantinya setelah itu, peserta isoma (istirahat) dan umat naik bus menuju Candi Mendut.
"Acara di sana (Mendut) mulai jam 13.30 WIB, siap untuk berjalan menuju ke tempat ini (Candi Borobudur)," ujarnya. Diketahui, selepas puja di Candi Mendut, umat Buddha bakal kembali ke Borobudur, tepatnya Taman Lumbini, untuk melangsungkan puja.
Di Candi Mendut, katanya, besok bakal dilangsungkan puja.
"Puja di bawah Candi Mendut (yang sedang dipugar). Nggak naik karena lagi direnov (dipugar). Setelah puja selesai melakukan jalan kaki dengan 4 kereta kencana," pungkasnya.
(apu/apu)