Hama Penggerek Batang Gerogoti Tanaman Padi di Klaten

Hama Penggerek Batang Gerogoti Tanaman Padi di Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 26 Okt 2023 11:20 WIB
Lahan padi di Klaten, Kamis (26/10/2023).
Petani menyulam tanaman yang diserang penggerek batang di Kecamatan Delanggu, Klaten, Kamis (26/10/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Hama penggerek batang atau inser menyerang tanaman padi di berbagai wilayah di Kabupaten Klaten. Serangan yang marak beberapa pekan terakhir itu membuat petani kerepotan.

"Sudah dua minggu ini. Padi yang mestinya sudah katak (berbuah mudi) tertunda karena muncul inser," kata salah satu petani warga Desa Krecek, Kecamatan Delanggu, Surip, kepada detikJateng, Kamis (26/10/2023).

Dikatakan Surip, sebelum serangan muncul kupu-kupu kecil atau sejenis klaper yang jumlahnya sangat banyak. Kupu kecil itu menempel di batang dan daun padi untuk menetas dan muncul inser.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah itu inser muncul, padi jadi menguning tidak tumbuh dan berbuah normal. Inser muncul karena cuaca tidak jelas, panas sekali tapi kadang mulai mendung," kata Surip.

Petani lainnya warga Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Giyem, mengatakan sudah tiga pekan ini muncul inser di sawah. Padinya yang umurnya sudah 40 hari menjadi seperti padi berusia satu minggu.

ADVERTISEMENT

"Mestinya sudah 50 hari tapi ini seperti baru satu minggu. Sudah saya semprot dua kali tapi belum hilang juga, padahal biaya obat Rp 200 ribu," kata Giyem di lahannya yang sebagian besar tanamannya menguning.

Dijelaskan Giyem, serangan inser atau sundep tidak mematikan padi tetapi tumbuhnya tanaman terganggu. Untuk memulihkan biasanya dengan menambah pupuk.

"Biasanya dipupuk nanti hijau lagi tapi biayanya tambah besar. Tahun lalu juga ada tapi tidak sebanyak kali ini," imbuh Giyem.

Petani Desa Kuncen, Kecamatan Ceper, Slamet mengatakan tanamannya terserang hama ini sejak seminggu lalu. Untuk mengatasi dirinya sudah menyemprot insektisida tiga kali.

"Ini sudah saya semprot tiga kali, biayanya Rp 200 ribu. Serangan menyeluruh, bahkan sampai Kecamatan Polanharjo sana," terang Slamet kepada detikJateng saat istirahat menyemprot.

Menurut Slamet, inser marak karena pengaruh cuaca yang mulai mendung. Faktor alam membuat penanganan inser sulit.

"Kalau penyebabnya alam sulit, mau bagaimana. Kalau mati tidak tapi tanaman panen tidak maksimal," imbuh Slamet.

Pantauan detikJateng, lahan di Kecamatan Delanggu yang terserang berada di dekat jalan raya. Lahan yang parah terserang ada yang di dekat lampu penerangan jalan.

Terpisah, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Lilik Nugraharjo mengatakan serangan penggerek batang hampir merata. Laporan periode Oktober ini mencapai 60 hektare.

Selengkapnya di halaman selanjutnya

"Laporan periode 1 Oktober untuk serangan penggerek batang luas, keadaan serangan 50 hektare. Areal waspada ada 329 hektare dan untuk pengendalian seluas 56 hektare," jelas Lilik saat dimintai konfirmasi detikJateng.

Menghadapi serangan, terang Lilik, petani diminta waspada mulai dari pembelian benih sampai tanam. "Serangan merata, kewaspadaan mulai dari pembelian benih. Umur rata-rata pagi 30 hari," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/apl)


Hide Ads