Tikus Merajalela di Klaten Timur, Burung Pemangsa Hama Malah Raib Diburu

Tikus Merajalela di Klaten Timur, Burung Pemangsa Hama Malah Raib Diburu

Achmad Husein Syauqi - detikJateng
Kamis, 24 Agu 2023 16:41 WIB
Ada sebuah penangkaran burung hantu di Indramayu, Jabar. Sejumlah burung hantu di penangkaran itu nantinya akan dilepasliarkan di area persawahan.
Ilustrasi burung hantu Tyto alba pemangsa tikus (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Klaten -

Pemerintah Kecamatan Juwiring, Klaten, diresahkan oleh perburuan liar burung hantu jenis Tyto alba. Burung yang diandalkan petani untuk membasmi hama tikus itu ditangkap warga dengan jaring.

"Sesuai informasi petani di wilayah, sebenernya burung hantu yang ditangkarkan di rubuha (rumah burung hantu) sudah cukup mapan. Tapi karena ada tangan jahil dicuri, dijual," ungkap Camat Juwiring, Herlambang Joko Santoso kepada wartawan di kantornya, Kamis (24/8/2023).

Menurut Herlambang, burung Tyto alba itu banyak yang hilang dicuri dan dijual. Namun, petugas dan petani kesulitan mencegah karena penangkapan dilakukan di tengah sawah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita kesulitan karena pencurian di tengah sawah di rumahnya burung hantu, tahu-tahu burung hantu sudah tidak ada. Sementara kita dapat laporan di satu desa di Desa Kwarasan," jelas Herlambang.

Dikatakan Herlambang, pemerintah kecamatan mengimbau masyarakat untuk menjaga ekosistem. Sebab, burung hantu merupakan burung pemangsa tikus yang efektif.

ADVERTISEMENT

"Kita imbau mari tetap jaga ekosistem, burung hantu itu merupakan alat pengendalian hama tikus. Mudah-mudahan masyarakat sadar untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan," kata Herlambang.

Saat ini, sebut Herlambang, Perda dan Perdes larangan perburuan satwa liar dan dilindungi sudah ada di Klaten. Sayangnya Perda dan Perdes itu tidak efektif karena masyarakat belum patuh.

"Ternyata masyarakat belum patuh. Yang terkena serangan tikus saat ini 19 desa dan hampir merata padahal," imbuh Herlambang.

Ketua Kelompok Tani Sadar Desa Jetis, Kecamatan Juwiring, Haryanto mengatakan di desanya ada sekitar lima hektare sawah. Untuk antisipasi sudah dilakukan gropyokan tikus.

"Sudah diadakan gropyokan tikus, kadang dikasih obat. Kemarin dilakukan gropyokan dapat sekitar 100 ekor tikus," kata Hariyanto kepada detikJateng.

Sebelumnya diberitakan, serangan hama tikus mulai merajalela di wilayah Kabupaten Klaten bagian timur. Sebagian petani gagal panen dan belum berani menanam lagi karena khawatir hama tikus terus menyerang.

"Pertama kena wereng saya obati sembuh, setelah itu ada serangan tikus. Ini sudah sekitar sebulan, tikus memotong batang padi," kata petani warga Desa Jetis, Kecamatan Juwiring, Sunarto saat ditemui detikJateng di sawahnya, Kamis (24/8) siang.

Sunarto menyebut serangan tikus membuatnya tidak panen. Ironisnya, satu patok lahannya hanya menghasilkan satu sak.




(ams/rih)


Hide Ads