BI Jateng Pantau Harga Pangan Antisipasi Dampak El Nino

BI Jateng Pantau Harga Pangan Antisipasi Dampak El Nino

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Kamis, 11 Mei 2023 11:19 WIB
Sejumlah komoditas pangan harganya merangkak naik menjelang Ramadan di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara, Selasa (14/3/2023). Harga cabai, telur hingga sayuran turut naik mengikuti harga daging sapi dan ayam.
BI Jateng pantau harga pangan antisipasi dampak El-Nino. Foto: Pradita Utama.
Semarang -

Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah memantau harga komoditas pangan untuk mengantisipasi dampak yang bisa terjadi akibat fenomena El Nino tahun ini. Hal itu karena bahan pokok di mana sumber pertaniannya bisa terpengaruh cuaca.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra mengatakan dari perkiraan BMKG, kondisi El Nino Southern Oscillation (Enso) pada semester II 2003 mengarah ke El Nino lemah. Sedangkan saat ini di Jateng sedang berlangsung masa tanam.

"Padi membutuhkan banyak air pada dua bulan pertama (Mei-Juni). Namun di satu bulan terakhir (Juli), padi tidak terlalu banyak memerlukan air. Maka dari itu, kondisi El Nino yang relatif lemah diperkirakan tidak berpengaruh terhadap potensi panen di Jawa Tengah. Berkaitan dengan potensi El Nino yang melanda Jawa Tengah lebih cepat, kita melakukan beberapa langkah yang telah dilakukan oleh TPID Provinsi Jawa Tengah," kata Rahmat dalam keterangannya, Kamis (11/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa langkah antisipasi sudah dilakukan dengan selalu memantau harga komoditas pangan lewat sejumlah aplikasi. Kemudian ada juga operasi pasar, pasar murah, dan gerakan pangan murah.

"Pemantauan harga secara continue pada semua rantai pasok pangan yaitu tingkat petani-middle man-konsumen akhir (pasar) menggunakan aplikasi SiHati, Agrojowo, SP2KP Jateng dan Panel Harga Bapanas Jateng," jelas Rahmat.

ADVERTISEMENT

Kemudian juga ada penguatan kerja sama antar daerah intra Jawa Tengah dan luar Jawa Tengah serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).Hal itu untuk mengendalikan inflasi dengan menekan kenaikan harga pangan.

"Di April kemarin kita berikan bantuan greenhouse, harapannya greenhouse ini bisa diaplikasikan, kemudian sudah me-launching rumah digital farming. Harapannya ke depan banyak pertanian yang menggunakan teknik yang tidak harus bergantung pada alam," ujarnya.

Terkait inflasi, Rahmat menjelaskan capaian inflasi enam kota gabungan di Jawa Tengah pada bulan April 2023 mencapai 0,28 persen (mtm). Prosentase itu merupakan yang terendah sepanjang historis periode Idulfitri.

"Inflasi periode lebaran tahun ini merupakan yang terendah dibandingkan rata-rata periode lebaran beberapa tahun terakhir sebesar 0,48 persen (mtm). Penurunan inflasi tersebut dipengaruhi oleh kelompok transportasi dipengaruhi oleh deflasi tarif angkutan udara seiring dengan penambahan frekuensi penerbangan, serta masa berlaku penerapan biaya tambahan (fuel surcharge) kepada maskapai penerbangan yang sudah berakhir," kata Rahmat.

Sementara itu, untuk perkiraan Inflasi pada tahun 2023, BI Jateng memperkirakan kembali ke dalam sasaran 3,0 persen Β± 1 persen. Penurunan inflasi tersebut didukung oleh harga komoditas pangan yang melandai seiring dengan peningkatan pasokan.




(apl/ams)


Hide Ads