Pemerintah tengah membangun infrastruktur dasar untuk proyek Ibu Kota Negara (IKN). Salah satunya terkait dengan pemenuhan air baku dan pengendalian banjir di IKN.
Hal itu dibahas oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama akademisi dari berbagai kampus dalam FGD 'Isu Strategis dan Kebijakan Penyelenggaraan Pembangunan IKN' di UC Hotel UGM siang tadi.
"Hadir dalam diskusi tentang pengelolaan sumber daya air di IKN khususnya ada dua hal yang dibahas penyediaan air baku di IKN. Itu dari kebutuhan dan ketersediaannya dan untuk pengendalian daya rusaknya untuk banjir," kata Basuki kepada wartawan, Jumat (27/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basuki mengatakan saat ini kementerian telah membangun sarpras terkait penyediaan air. Salah satunya Bendungan Sepaku Semoi.
"Jadi sarana prasarana PUPR yang sudah dibangun itu semuanya untuk air baku dan untuk pengendalian banjir, bendungan Sepaku, intake Sepaku, embung-embung, sanitasi, water supply IPA, itu tadi untuk air baku dan air minum serta untuk pengendalian banjir," ujarnya.
Menurut Basuki, sumber daya air di IKN terbatas. Sehingga perlu dikelola secara cermat. Dia memastikan ketersediaan air di IKN.
"Ada kebutuhannya. Tahun sekarang berapa (kebutuhannya), dipenuhi dari mana. Tahun nanti 2030 berapa, dipenuhi dari mana, nanti 2045 tambah lagi karena penduduknya tambah," jelasnya.
Dijelaskan Basuki, pembangunan sarana untuk menyediakan air baku di IKN dilakukan bertahap. Tahun ini Bendungan Sepaku Semoi dan intake Semoi ditargetkan rampung.
Kemudian untuk jangka menengah dan panjang akan dibangun lagi bendungan dan intake lainnya.
"Iya karena baru masuk Sepaku Semoi nanti tahun 2045 atau 2030 bangun. (Tahun 2040 membangun) Batu Lepek, kemudian tahun 2060 bangun Selamayu, yang terakhir juga dari intake Mahakam. Ada kalau airnya ada," pungkasnya.
(apl/ahr)