Harga wortel hasil panen petani Selo, Boyolali, Jawa Tengah anjlok menjadi Rp 500-Rp 1.000 per kilogram. Sebelumnya, harga wortel Selo antara Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram.
Petani dari Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, akhirnya berkeliling menjajakan hasil panen wortel. Mereka tak mematok harga, bahkan tidak dibayar juga tidak apa-apa.
Aksi itu dilakukan karena harga wortel di tingkat petani di wilayah Selo saat ini sedang anjlok. Sementara petani di lereng Gunung Merapi dan Merbabu kini melimpah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga anjlok jadi Rp 500 per kg
"Keadaannya sekarang itu sangat mengerikan, karena harga wortel di kami sekarang ini tidak sesuai dengan biaya tanam hingga perawatan. Satu kilogram itu hanya Rp 500 sampai Rp 1.000," keluh salah seorang petani dari Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Sarjo, di sela-sela menjajakan wortel di kompleks kantor Pemkab Boyolali, Rabu (23/2/2022).
Harga jual wortel di tingkatan petani Selo saat ini, jelas dia, tidak cukup untuk ongkos produksi. Mulai dari penanaman, pemupukan hingga perawatan, sangat tidak cukup.
Penyebab harga wortel Selo anjlok
Menurut dia, anjloknya harga wortel di Selo dipicu adanya pasokan wortel dari luar daerah. Petani berharap supaya pasokan wortel dari luar Jawa itu disetop. Sehingga harga wortel lokal bisa terjual dan terangkat harganya.
Sarjo mengatakan petani di Selo saat ini sedang panen raya wortel. Setiap keluarga panen wortel mencapai 1 hingga 5 ton. Namun sayangnya untuk menjual hasil panen ini, mereka mengaku kesulitan. Selain harga yang anjlok, tengkulak juga membatasi hasil panen.
"Wortel kita itu mau panen saja harus antre 5 sampai 10 hari. Itu kan memberatkan petani. Itu dengan harga rendah, Rp 500-Rp 1.000/kg. Itu saja satu minggu hanya bisa menjual 50 kg," imbuh dia.
Petani lainnya, Sulis Sanjaya dari Desa Samiran, Kecamatan Selo mengatakan, harga wortel petani Selo anjlok ditengarai karena masuknya wortel dari Brastagi, Sumatra Utara.
"Kualitas wortel kami lebih bagus, tanpa pengawet dan segar," tambah dia.
![]() |
Dalam keliling menjual wortel di kompleks kantor Pemkab Boyolali itu, mereka membawa sekitar 7 mobil pikap L300. Di mobil itu juga dibentangkan spanduk. Tulisannya antara lain, 'ketimbang didol murah luih becik digae sodakoh' (daripada dijual murah, lebih baik untuk sedekah), 'Petani wortel Selo memanggil, save petani Selo'.
Sementara itu, Widodo, petani dan juga tokoh masyarakat dari Desa Lencoh, mengatakan tidak ada niat atau inisiatif untuk aksi demo dalam kegiatan jualan wortel di kompleks Pemkab ini. Melainkan, hanya untuk jualan keliling.
"Kami petani Selo tidak ada inisiatif untuk aksi demo ataupun orasi, nggak. Kami cuma mau jualan, karena hasil panen kami yang melimpah di Kecamatan Selo, kalau kita jual di wilayah kami sendiri tidak habis. Kami juga tidak mematok harga, sukarela saja, beli seikhlasnya. Kalau tidak punya uang silakan ambil, tidak kami jual belikan. Sedekah saja, nggak apa-apa," kata Widodo.
Kedatangannya ke kompleks Pemkab merupakan inisiatif petani untuk berjualan keliling di sekitar Kota Boyolali. Karena panen wortel Selo saat ini sangat banyak dan harganya anjlok. Merosotnya harga juga dikarenakan adanya wortel dari luar daerah, yaitu dari luar Jawa.
"Wortel kami sudah sangat banyak, mengapa ada wortel yang dari luar daerah. Itu bisa menghambat jual beli hasil panen kami. Jadi mohon kepada para konsumen yang cerdas, karena wortel kami sangat bagus. Tidak ada pengawetnya, masih segar," ucap dia.
Harga normal Rp 4.000-Rp 5.000 per kg
Widodo mengatakan harga wortel di Selo saat ini sangat merosot. Yakni di kisaran Rp 1.000/kg. Itu saja petani kesulitan menjual karena tengkulak membatasi panennya. Padahal, hasil panen setiap warga sangat banyak.
"Biasanya per kg di atas Rp 3.000, sekitar Rp 4.000-Rp 5.000. Sedangkan kami sekarang Rp 1.000/kg saja nggak laku," katanya.
Respons Pemkab Boyolali
Kedatangan petani di kompleks Pemkab ini pun ditanggapi oleh Dinas terkait. Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian Boyolali langsung mengajak dialog perwakilan petani untuk mencari solusi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Boyolali, Joko Suhartono, mengatakan akan menindaklanjuti hal ini dengan mengundang para petani. Juga akan diundang instansi terkait lainnya, termasuk dari anggota DPRD akan diundang, untuk mencari solusi rendahnya harga wortel petani Selo.
"Rencananya Selasa (1/3/) pekan depan, kita undang. Rencana di Kantor Kecamatan Selo, kita cari solusinya. Kita akan membantu," kata Joko.
(rih/sip)