Sedih Bocah di Pekalongan Tak Sadarkan Diri 8 Hari Usai Digigit Ular Weling

Round-Up

Sedih Bocah di Pekalongan Tak Sadarkan Diri 8 Hari Usai Digigit Ular Weling

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 25 Jun 2025 07:10 WIB
Ilustrasi ular weling
Ilustrasi ular weling. Foto: dok. Laman Thai National Parks
Solo -

Seorang bocah asal Bojong, Pekalongan, viral di media sosial, karena kritis lebih dari sepekan usai menjadi korban gigitan ular weling. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kajen diduga salah diagnostik saat menangani anak berinisial RR (11) itu.

Kisahnya salah satunya diunggah akun Facebook @pekalonganINFO. Disebutkan korban sempat kejang-kejang ketika dibawa pulang keluarganya, dan segera dilarikan ke rumah sakit swasta.

1. Digigit Ular Saat Tidur

Kuasa hukum pihak keluarga, Imam Maliki, mengutarakan insiden tragis ini berawal pada Senin (16/4) dini hari. Saat itu, RR tengah tidur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari keterangan pihak keluarga ke kita, kronologis awal pada Senin (16/6) pukul 04.00 WIB. Yang mana, adik RR sedang tidur. Ibunya kaget, karena ular melewatinya, kemudian ular menggigit anaknya," kata Imam saat ditemui detikJateng, Selasa (24/6/2025) di Kantor LBH Garuda Kencana Indonesia, Kabupaten Pekalongan.

Ular tersebut, dikatakan Imam, diduga terjatuh dari plafon rumahnya dan langsung menggigit korban.

ADVERTISEMENT

Keluarga segera membawanya ke mantri kesehatan terdekat. Oleh mantri, RR disarankan supaya segera dibawa ke rumah sakit.

"Oleh pihak keluarga, korban dibawa ke mantri kesehatan terdekat. Saran mantri kesehatan, korban untuk segera dibawa ke rumah sakit," jelas Imam.

Alasan mantri kesehatan agar korban untuk segera dibawa ke rumah sakit, karena menduga racun ular telah menyebar.

"Saat itu langsung dibawa ke RSUD Kajen. Sekitar Pukul 05.30 WIB langsung ditangani pihak rumah sakit," jelasnya.

Bocah korban gigitan ular dirawat di Ruang ICU RSI Muhammadiyah Pekajangan, Kabupaten Pekalongan, Selasa (24/6/2025).Bocah korban gigitan ular dirawat di Ruang ICU RSI Muhammadiyah Pekajangan, Kabupaten Pekalongan, Selasa (24/6/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

2. Kejang-kejang Saat Dianggap RSUD Aman

Saat dibawa ke RSUD Kajen, tim medis segera memberikannya penyuntikkan dan oksigen. Sekitar 45 menit kemudian, oksigen dicabut dengan rumah sakit menganggap kondisi pasien aman dan bisa dilakukan rawat jalan.

"Disuntik, dioksigen, sekitar 45 menit kemudian dicabuti semua. Rumah sakit menganggap pasien tidak apa-apa dan disarankan untuk dibawa pulang. Pihak keluarga meminta pasien di rawat inap, RSUD meminta pasien dirawat rumah saja," ungkap Imam.

Sekitar pukul 06.27 WIB, pihak keluarga membayar administrasi rumah sakit dan membawa pulang pasien. Namun, belum juga sampai ke rumah, pasien kejang-kejang.

"Di perjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan. Sampai hari ini masih dirawat di RSI Pekajangan," kata Imam.

"Ya, kami menyayangkan, pihak RSUD sepertinya salah mendiagnosa. Jadi racun sudah menyebar di badan, tetapi dianggap tidak ada apa-apa. Kemarin, pihak keluarga mendatangi kantor kami untuk pendampingan hukum terkait hal ini," ungkapnya.

3. Somasi RSUD

Imam melanjutkan, keluarga RR akan melakukan somasi. Sasarannya ke RSUD Kajen maupun dokter yang menanganinya.

"Langkah pertama kami akan melakukan somasi pada pihak RSUD Kajen dan dokter yang menangani. Jika tidak ada tanggapan, kita akan melakukan langkah-langkah hukum baik pidana maupun perdata, tentunya ini sesuai mekanisme yang ada," ungkapnya.

Terpisah, Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, saat dikonfirmasi hal itu, melalui pesan singkatnya mengatakan, pihaknya telah memberikan teguran keras saat menggelar apel pagi di Halaman RSUD Kajen, Selasa pagi (24/6).

"Saya sudah tegur keras (RSUD Kajen), di apel tadi pagi. Langsung tanya pihak rumah sakitnya ya," kata Fadia Arafiq.

Sementara itu, Direktur RSUD Kajen, Imam Prasetyo, saat ditemui detikJateng, Selasa (24/6), mengungkapkan pihaknya belum bisa memberikan pernyataan resmi terkait peristiwa tersebut.

4. RR Diduga Digigit Ular Weling

Saat ini, RR menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah Pekajangan, Pekajangan. Kondisinya tak sadarkan diri di ruang ICU.

Kakek korban, Datur (56), mengungkapkan pihak keluarga sempat melihat ular sepanjang 2 meter berwarna hitam bercincin putih.

"Neneknya dan orang tuanya melihat ular hitam terus ada lingkaran putih. Panjang sekitar dua meter," kata Datur, kakek RR saat ditemui di RSI Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Selasa (24/6).

Menurutnya, peristiwa itu terjadi saat waktu subuh. Saat itu korban sedang tidur kemudian digigit ular tersebut.

"Digigit ular weling. Ularnya tidak tertangkap. Ada neneknya juga melihat (ular). Ular masuk dalam rumah jam empat pagi, masih gelap, nggak tahu datangnya dari mana," ungkap Datur.

Datur menerangkan RSUD justru memersilakan korban untuk dibawa pulang. Keluarga menduga rumah sakit salah mendiagnosis sehingga malah memulangkan korban gigitan ular yang bisanya dikenal kuat tersebut.

"Setelah ditangani di IGD, malah disuruh pulang. Kata di RSUD tidak berbisa, 'tidak ada bisanya. Udah nggak apa-apa, nggak ada bisanya'," katanya menirukan ucapan dari pihak rumah sakit.

Korban ditangani 4 dokter. Selengkapnya baca di halaman berikutnya:

5. Ditangani 4 Dokter

Salah satu dokter di RSI Muhammadiyah Pekajangan, dr Maria Ulfa, menjelaskan sejak hari pertama, RR sudah ditangani empat dokter spesialis. Mereka masing-masing spesialis bedah, saraf, anak, serta anestesi.

"Kalau kondisi masih sama seperti saat masuk, tidak sadarkan diri. Terpasang alat bantu napas," tuturnya.

Maria mengungkapkan RR masuke ke RSI Muhammadiyah pada Senin (16/6) sekitar pukul 08.30 WIB.

"Pasien tidak sadarkan diri sejak masuk tanggal 16 Juni, ke IGD langsung kita masukan ke ICU, kondisinya seperti itu, sudah tidak sadarkan diri," ujar dia.

Saat ditanya mengenai dugaan penyebabnya, Maria menyebut akibat gigitan ular.

"Dari dokter katanya karena snake bite, gigitan ular, dugaannya seperti itu. Kita tidak tahu ularnya seperti apa, dan dari ciri-cirinya memang sesuai dengan informasi dari keluarga (digigit ular). Tidak ada bengkak, merah, atau memar itu tidak ada, memang itu kena ke sistem sarafnya," ungkap Maria.

6. Sebabkan Kematian jika Tak Segera Ditangani

Relawan dari Muscle Sioux Yayasan Ular Indonesia yang juga anggota Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Pekalongan, Yudha Wijaya, menerangkan ular weling adalah salah satu jenis ular yang bisanya menyerang saraf. Kematian bisa menghampiri korban jika tidak segera ditangani.

"Ular weling itu salah satu jenis ular berbisa paling berbahaya. Sering ditemukan di lingkungan manusia dan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat," paparnya.

Yudha berkata, efek dari bisa ular weling ini adalah melumpuhkan otot. Dimulai dari wajah (kelopak mata terkulai), lalu menjalar ke seluruh tubuh.

"Selain itu juga kesulitan bernapas. Karena otot pernapasan melemah, korban bisa mengalami gagal napas," kata Yudha.

Jika tidak segera ditangani, maka gagal napas tersebut bisa menyebabkan kematian pada korban.

Yudha juga menjelaskan mengenai gejala awal yang dirasakan korban, diawali dengan pusing, mual, sulit membuka mata, lemas, kesulitan bicara atau menelan.

"Efek bisa bisa muncul dalam 30 menit hingga beberapa jam setelah gigitan, tergantung lokasi gigitan dan kondisi tubuh korban," jelasnya.




(apu/apu)


Hide Ads