Pilu Bocah 11 Tahun Kritis Diduga Salah Diagnosis Usai Digigit Ular

Regional

Pilu Bocah 11 Tahun Kritis Diduga Salah Diagnosis Usai Digigit Ular

Robby Bernadi - detikKalimantan
Selasa, 24 Jun 2025 20:30 WIB
Ilustrasi ular weling
Foto: dok. Laman Thai National Parks
Balikpapan -

Pilu nasib RR (11), bocah warga Bojong, Pekalongan, Jawa Tengah itu tergolek tak sadarkan diri ICU RSI Muhammadiyah Pekajangan. Ia diduga korban salah diagnosis saat penanganan pertama di rumah sakit milik Pemkab Pekalongan.

Bocah nahas ini, menurut keluarga adalah korban gigitan ular weling, namun oleh pihak rumah sakit hanya dilakukan rawat jalan usai penanganan IGD. Dikutip dari detikJateng, Kakek RR, Datur (56) mengungkapkan pihak keluarga sempat melihat ular sepanjang 2 meter berwarna hitam bercincin putih.

"Neneknya dan orang tuanya melihat ular hitam terus ada lingkaran putih. Panjang sekitar dua meter," kata Datur, kakek RR saat ditemui di RSI Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Selasa (24/6/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, peristiwa itu terjadi saat waktu subuh. Saat itu korban sedang tidur kemudian digigit ular tersebut.

"Digigit ular weling. Ularnya tidak tertangkap. Ada neneknya juga melihat (ular). Ular masuk dalam rumah jam empat pagi, masih gelap, nggak tahu datangnya dari mana," ungkap Datur.

Kabar mengenai kondisi sang bocah pun viral usai diunggah di media sosial salah satunya di Facebook @pekalonganINFO. Kuasa hukum pihak keluarga, Imam Maliki menjelaskan kronologi dugaan salah diagnosis hingga salah penanganan pertama dan mengakibatkan pasien kritis.

"Dari keterangan pihak keluarga ke kita, kronologis awal pada Senin (16/6) pukul 04.00 WIB. Yang mana, adik Rafa sedang tidur. Ibunya kaget, karena ular melewatinya, kemudian ular menggigit anaknya," kata Imam saat ditemui detikJateng, Selasa (24/6/2025) di Kantor LBH Garuda Kencana Indonesia, Kabupaten Pekalongan.

Ular tersebut, dikatakan Imam, diduga terjatuh dari plafon rumahnya dan langsung menggigit korban.

"Oleh pihak keluarga, korban dibawa ke mantri kesehatan terdekat. Saran mantri kesehatan, korban untuk segera dibawa ke rumah sakit," jelas Imam.

Alasan mantri kesehatan agar korban untuk segera dibawa ke rumah sakit, karena menduga racun ular telah menyebar.

"Saat itu langsung dibawa ke RSUD Kajen. Sekitar Pukul 05.30 WIB langsung ditangani pihak rumah sakit," jelasnya.

RR dilarikan ke RSUD Kajen, Pekalongan. Namun, penanganan awal ini menurut keterangan keluarga dilakukan penyuntikan dan diberi oksigen, tanpa infus. Sekitar 45 menit, kemudian oksigen dicabut, pihak medis menganggap pasien kondisi aman, bisa rawat jalan.

Pihak rumah sakit mempersilakan korban untuk dibawa pulang. Keluarga menduga pihak rumah sakit salah mendiagnosis sehingga justru memulangkan pasien korban gigitan ular berbisa kuat itu.

Sekitar pukul 06.27 WIB, pihak keluarga membayar administrasi rumah sakit dan membawa pulang pasien. Namun, belum juga sampai ke rumah, pasien kejang-kejang.

"Diperjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan. Sampai hari ini masih dirawat di RSI Pekajangan," kata Imam.

Kini bocah itu dalam kondisi kritis setelah 8 hari dirawat di RSI Muhamadiyah Pekajangan. Bocah itu mendapatkan penanganan serius di Ruang ICU. Hingga hari ini atau menginjak hari kedelapan, bocah berusia 11 tahun itu belum sadar.

Salah seorang dokter di RSI Muhamadiyah Pekajangan, dr Maria Ulfa, mengatakan pasien itu ditempatkan di ICU sejak hari pertama dan ditangani oleh empat dokter spesialis, yakni dokter bedah, dokter syaraf, dokter anak, dan dokter anestesi.

"Kalau kondisi masih sama seperti saat masuk, tidak sadarkan diri. Terpasang alat bantu nafas," kata Maria saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (24/6/2025).

"Pasien tidak sadarkan diri sejak masuk tanggal 16 Juni, ke IGD langsung kita masukan ke ICU, kondisinya seperti itu, sudah tidak sadarkan diri," sambungnya.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads