Sudah sembilan hari lamanya Rafa (11), menjalani perawatan intensif di ICU Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah Pekajangan, Pekajangan, dalam kondisi tidak sadar. Ia menjadi korban gigitan ular weling.
"Masih belum sadar. Tim medis masih berupaya semaksimal mungkin," kata Asisten Manajer Pelayanan Medis RSI Muhamamdiyah Pekajangan, dr Maria Ulfa, kepada detikJateng, Rabu (25/6/2025).
Selama dirawat intensif, Rafa mendapat penanganan dari empat dokter spesialis. Masing-masing spesialis bedah, saraf, anak, serta anestesi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkonsultasi dengan Pakar Toksinologi Ular Berbisa
dr Maria menerangkan, pihak RSI sudah berkomunikasi dengan Dr dr Tri Maharani. Dia adalah satu-satunya dokter spesialis toksinologi yang saat ini tengah bertugas di Kementerian Kesehatan.
Dari hasil koordinasi, dibantu dukungan dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah serta Dinkes DKI Jakarta, rumah sakit mendapatkan antivenom neuropolyvalent.
"Pasien telah diberikan antivenom jenis neuropolyvalent yang secara spesifik digunakan untuk kasus gigitan ular dengan efek neurotoksik. Saat ini pasien dalam pengawasan intensif dan tim medis terus memantau perkembangan kondisi kesehatannya secara berkala," jelas Maria Ulfa.
![]() |
Minta Masyarakat Doakan Rafa
Pihaknya mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak yang telah membantu penanganan Rafa. Dia juga mengajak masyarakat untuk mendoakan kesembuhan Rafa.
"Kami juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mendoakan kesembuhan pasien agar dapat pulih kembali seperti sediakala. Semoga upaya ini menjadi bagian dari pelayanan terbaik RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan bagi masyarakat," jelasnya.
Digigit Ular Weling Saat Tidur
Bocah asal Bojong, Pekajangan, tersebut kisahnya viral diunggah akun Facebook @pekalonganINFO. Kuasa hukum keluarga Rafa, Imam Maliki, mengungkapkan insiden tragis itu terjadi pada Senin (16/6) dini hari. Saat itu, korban tengah tidur.
"Dari keterangan pihak keluarga ke kita, kronologis awal pada Senin (16/6) pukul 04.00 WIB. Yang mana, adik RR sedang tidur. Ibunya kaget, karena ular melewatinya, kemudian ular menggigit anaknya," kata Imam saat ditemui detikJateng, Selasa (24/6) di Kantor LBH Garuda Kencana Indonesia, Kabupaten Pekalongan.
Sempat dibawa ke mantri kesehatan, Rafa kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kajen Senin pagi. Saat itu, RSUD memberikannya suntikan dan oksigen selama sekitar 45 menit. RS menganggap pasien kondisinya aman sehingga bisa dilakukan rawat jalan.
"Disuntik, dioksigen, sekitar 45 menit kemudian dicabuti semua. Rumah sakit menganggap pasien tidak apa-apa dan disarankan untuk dibawa pulang. Pihak keluarga meminta pasien di rawat inap, RSUD meminta pasien dirawat rumah saja," ungkap Imam.
Sekitar pukul 06.27 WIB, pihak keluarga membayar administrasi rumah sakit dan membawa pulang pasien. Namun, belum juga sampai ke rumah, pasien kejang-kejang.
"Di perjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan. Sampai hari ini masih dirawat di RSI Pekajangan," kata Imam.
"Ya, kami menyayangkan, pihak RSUD sepertinya salah mendiagnosa. Jadi racun sudah menyebar di badan, tetapi dianggap tidak ada apa-apa. Kemarin, pihak keluarga mendatangi kantor kami untuk pendampingan hukum terkait hal ini," ungkapnya.
Sementara kakek Rafa, Datur (56) menuturkan keluarga sempat melihat ular yang diduga weling tersebut. Selain panjangnya sekitar 2 meter, di bagian tubuh ular yang berwarna hitam terdapat tanda berupa cincin putih.
"Neneknya dan orang tuanya melihat ular hitam terus ada lingkaran putih. Panjang sekitar dua meter," kata Datur, kakek RR saat ditemui di RSI Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Selasa (24/6).
Menurutnya, peristiwa itu terjadi saat waktu subuh. Saat itu korban sedang tidur kemudian digigit ular tersebut.
"Digigit ular weling. Ularnya tidak tertangkap. Ada neneknya juga melihat (ular). Ular masuk dalam rumah jam empat pagi, masih gelap, nggak tahu datangnya dari mana," ungkap Datur.
(apu/apu)