Bocah 11 Tahun Kritis Usai Digigit Ular Weling, Diduga Sempat Salah Diagnosis

Regional

Bocah 11 Tahun Kritis Usai Digigit Ular Weling, Diduga Sempat Salah Diagnosis

Robby Bernardi - detikJogja
Jumat, 27 Jun 2025 16:48 WIB
Potret ular weling (Bungarus candidus) sedang merayap di tanah.
Potret ular weling (Bungarus candidus) sedang merayap di tanah. Foto: Benjamin Michael Marshall/Flickr/Lisensi CC BY-NC 2.0
Jogja -

Bocah di Pekalongan, Jawa Tengah, bernama Raffa (11) kritis usai menjadi korban gigitan ular weling. Raffa dirawat di ICU, sejak Senin (16/6) pekan lalu.

Dilansir dari detikJateng, bocah itu diduga sempat salah didiagnosis saat dilarikan ke RSUD di Pekalongan. Saat ini, dia dirawat di RSI Pekalongan dan masih belum sadar.

"Masih di ICU. Besok insyaallah mau dilihat dokter Tri Maharani," kata humas RSI Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Atina, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (27/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atina juga menyebut dokter Tri Maharani, yang merupakan dokter spesialis toksinologi ular berbisa di Indonesia akan melihat kondisi Raffa.

Kuasa hukum pihak keluarga Raffa, Imam Maliki, juga menyebut bocah itu masih koma.

ADVERTISEMENT

"Intinya masih di ICU, koma, belum sadar," ujar Imam.

Di RSI Muhammadiyah Pekajangan, Pekalongan, Rafa ditangani empat dokter spesialis yaitu bedah, syaraf, anak, dan anestesi.

"Masih belum sadar. Tim medis masih berupaya semaksimal mungkin," kata Asisten Manajer Pelayanan Medis RSI Muhamamdiyah Pekajangan, dr Maria Ulfa, kepada detikJateng, Rabu (25/6).

"Pasien telah diberikan antivenom jenis neuropolyvalent yang secara spesifik digunakan untuk kasus gigitan ular dengan efek neurotoksik. Saat ini pasien dalam pengawasan intensif dan tim medis terus memantau perkembangan kondisi kesehatannya secara berkala," jelas Maria Ulfa.

Diduga Sempat Salah Diagnosis

Diketahui Raffa digigit ular saat tertidur di dalam kamarnya pada Senin (15/6) sekitar pukul 04.00 WIB. Keluarga mengaku melihat ular hitam bercincin putih.

Rafa pun langsung dibawa ke mantri kesehatan setempat. Namun, kemudian dirujuk ke RSUD Kajen. Bocah itu masuk IGD dan langsung ditangani tim medis.

Namun, saat itu pihak RSUD Kajen menilai korban gigitan ular tersebut dalam kondisi di ambang normal, dan menyarankan untuk rawat jalan. Pihak keluarga pun sempat bersikukuh meminta Rafa dirawat inap.

Hingga akhirnya dalam perjalanan pulang, Rafa mengalami kejang-kejang dan jatuh pingsan. Keluarganya langsung membawa bocah itu ke RSI Muhamadiyah Pekajangan Pekalongan. Pasien masuk IGD, tidak lama, oleh tim medis langsung ditangani di ruang ICU.

"Disuntik, dioksigen, sekitar 45 menit kemudian dicabuti semua. Rumah sakit menganggap pasien tidak apa-apa dan disarankan untuk dibawa pulang. Pihak keluarga meminta pasien di rawat inap, RSUD meminta pasien dirawat rumah saja," ungkap Imam Maliki, Selasa (24/6).

"Diperjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan. Sampai hari ini masih dirawat di RSI Pekajangan," kata Imam.

Pihak keluarga pun menduga bahwa pihak rumah sakit salah mendiagnosis Raffa.

"Ya, kami menyayangkan, pihak RSUD sepertinya salah mendiagnosa. Jadi racun sudah menyebar di badan, tetapi dianggap tidak ada apa-apa. Kemarin, pihak keluarga mendatangi kantor kami untuk pendampingan hukum terkait hal ini," ungkapnya.




(afn/afn)

Hide Ads