Bulan Syaban dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah, tidak terkecuali di tanggal 1-15 Syaban. Berikut keutamaan puasa 1-15 Syaban lengkap dengan jadwal dan niatnya.
Memperbanyak puasa sunnah di bulan Syaban didasarkan salah satunya pada beberapa hadits. H Herdiansyah Achmad, Lc, dalam buku 'Meraih Surga dengan Puasa' memberikan informasi mengenai Rasulullah SAW yang senantiasa mengamalkan puasa di bulan Syaban. Sebagaimana riwayat dari Usamah bin Zaid r.a. yang bertanya kepada Rasulullah SAW bahwasanya:
"Ya Rasulullah SAW, saya tidak pernah melihatmu berpuasa pada suatu bulan dari tiap-tiap bulan, kecuali bulan Syaban? Rasulullah SAW pun menjawab, 'Bulan itu sering dilupakan orang karena letaknya di antara bulan Rajab dan Ramadhan, sedangkan pada bulan itu semua amalan diangkat (dihadapkan) kepada Tuhan Seluruh Alam, sebab saya ingin amalan saya dibawa naik dan saat ini saya sedang berpuasa'." (HR. Abu Dawud, Nasa'i, dan dinyatakan sah oleh Khuzaimah).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, puasa di bulan Syaban juga diketahui memiliki sejumlah keutamaan bagi siapa saja yang mengerjakannya. Tidak terkecuali saat mengamalkannya pada tanggal 1-15 Syaban.
Lantas, apa sajakah keutamaan berpuasa 1-15 Syaban? Berikut ulasannya.
Keutamaan Puasa 1-15 Syaban
Terdapat berbagai keutamaan yang bisa diraih oleh setiap muslim saat mengerjakan amalan sunnah berupa puasa di bulan Syaban. Berikut beberapa di antaranya.
1. Puasa Paling Afdal Setelah Ramadhan
Melalui buku 'Amalan Ringan Berpahala Istimewa Seputar Puasa, Sedekah, Dan Haji' karya Abdillah F Hasan, disampaikan bahwa kata Syaban memiliki arti merekah. Hal ini lantaran bulan tersebut berada di tengah-tengah bulan Rajab dan Ramadhan.
Pada bulan tersebut Rasulullah SAW melakukan puasa sunnah paling banyak dibandingkan dengan bulan-bulan Qamariah lainnya, selain Ramadhan. Inilah yang membuat puasa di bulan Syaban begitu dianjurkan di dalam Islam.
Salah satu keutamaan berpuasa di bulan Syaban adalah dianggap sebagai puasa yang paling afdal setelah puasa Ramadhan. Hal ini senada dengan riwayat Tirmidzi, bahwa Anas r.a. menyampaikan Rasulullah SAW pernah ditanya:
"Puasa manakah yang paling afdal setelah puasa Ramadhan? Rasulullah SAW, menjawab, 'Puasa Syaban untuk mengagungkan Ramadhan'." (HR. Tirmidzi).
2. Amalan Diangkat
Selanjutnya, puasa di bulan Syaban juga memberikan keutamaan sebagai waktu saat amalan diangkat atau dihadapkan kepada Allah SWT. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat riwayat dari Usamah bin Zaid r.a. yang mengajukan pertanyaan kepada Rasulullah SAW. Beliau berkata:
"Ya Rasulullah SAW, saya tidak pernah melihatmu berpuasa pada suatu bulan dari tiap-tiap bulan, kecuali bulan Syaban? Rasulullah SAW pun menjawab, 'Bulan itu sering dilupakan orang karena letaknya di antara bulan Rajab dan Ramadhan, sedangkan pada bulan itu semua amalan diangkat (dihadapkan) kepada Tuhan Seluruh Alam, sebab saya ingin amalan saya dibawa naik dan saat ini saya sedang berpuasa'." (HR. Abu Dawud, Nasa'i, dan dinyatakan sah oleh Khuzaimah).
3. Pendahulu Ramadhan
Sebagai bulan yang muncul tepat sebelum Ramadhan, Syaban juga memiliki keutamaan sebagai bulan pendahulu Ramadhan. Diungkap dalam buku 'Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya'ba' karya Dra Udji Asiyah, MSi, bahwa dengan berpuasa sunnah Syaban, seseorang untuk melatih berpuasa sebelum Ramadhan tiba.
Hal tersebut senada dengan sebuah hadits yang menyampaikan tentang amalan puasa Syaban yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa:
لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ
Artinya: "Nabi SAW belum pernah berpuasa dalam satu bulan melebihi puasa pada bulan Syaban" (HR. Bukhari Nomor 1869).
4. Waktu Peralihan Kiblat
Sementara itu, bulan Syaban juga menjadi bulan yang bersejarah bagi kaum muslim. Salah satunya berkaitan dengan peristiwa peralihan kiblat. Ceceng Salamudin, MAg dalam buku 'Ternyata Shalat & Puasa Sunah Dapat Mempercepat Kesuksesan' memberikan informasi bahwa waktu peralihan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah di Mekkah terjadi di bulan Syaban.
Hal tersebut dianggap sebagai sebuah peristiwa yang membuat Rasulullah SAW memiliki berbagai harapan terkait kemajuan Islam. Sebagai cara untuk menghormati peristiwa tersebut, kaum muslim dapat mengerjakan puasa sunnah selama bulan Syaban.
Terkait peralihan kiblat telah disampaikan dalam firman Allah SWT melalui Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 144.
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَاۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ١٤٤
Qad narâ taqalluba waj-hika fis-samâ', fa lanuwalliyannaka qiblatan tardlâhâ fa walli waj-haka syathral-masjidil-ḫarâm, wa ḫaitsu mâ kuntum fa wallû wujûhakum syathrah, wa innalladzîna ûtul-kitâba laya'lamûna annahul-ḫaqqu mir rabbihim, wa mallâhu bighâfilin 'ammâ ya'malûn.
Artinya: "Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan."
5. Perintah Bersholawat Kepada Rasulullah SAW
Masih mengacu dari buku yang sama, turut dijelaskan bahwa Syaban merupakan bulan yang turunnya ayat yang memerintahkan umat Islam untuk senantiasa bersholawat kepada Rasulullah SAW. Pada bulan ini Allah SWT memberikan perintah agar senantiasa mengucapkan salam penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Oleh karenanya, untuk menunjukkan penghormatan terhadap beliau, kaum muslim bisa mengerjakan berbagai amal baik, salah satunya puasa sunnah. Adapun perintah bersholawat kepada Rasulullah SAW tercantum di dalam Surat Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦
Innalladzîna yu'dzûnallâha wa rasûlahû la'anahumullâhu fid-dun-yâ wal-âkhirati wa a'adda lahum 'adzâbam muhînâ.
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti (menista) Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat dan menyediakan bagi mereka azab yang menghinakan."
Baca juga: Surat Yasin dan Tahlil Lengkap dengan Doanya |
Jadwal Puasa 1-15 Syaban
Setelah mencermati berbagai keutamaan mengerjakan puasa sunnah di bulan Syaban, waktunya untuk memahami jadwal mengamalkannya. Terkait dasar penetapan jumlah hari maupun tanggal berpuasa di bulan Syaban belum ada anjuran yang tercantum di dalam hadits.
Namun demikian, terdapat larangan berpuasa pada setengah akhir bulan Syaban. Seperti diungkap dalam buku 'Tuntunan Ibadah Ramadhan dan Hari Raya' karya R Syamsul B dan M Nielda, bahwa larangan puasa setengah akhir bulan Syaban tidak berlaku bagi situasi tertentu. Misalnya saja orang yang ingin melunasi kewajiban puasanya maupun orang yang mempunyai kebiasaan berpuasa sunnah.
Hal ini menunjukkan, apabila kaum muslim ingin mengerjakan puasa Syaban hendaknya dilakukan sebelum setengah akhir bulan Syaban atau sebelum tanggal 15 Syaban. Akan tetapi, seseorang yang ingin melakukan qadha Ramadhan atau puasa sunnah biasanya, dapat dilakukan kapan saja asalkan tidak 1-2 hari sebelum Ramadhan tiba.
Larangan berpuasa 1-2 hari sebelum Ramadhan disampaikan dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW menyampaikan sabda:
لَا تُقَدِّمُوا صَوْمَ رَمَضَانَ بِيَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُوْمُ صَوْمًا فَلْيَصُمْه. روه البخاري ومسلم.
Artinya: "Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang telah berpuasa maka berpuasalah" (HR. Bukhari & Muslim).
Kemudian untuk mengamalkan puasa sunnah di bulan Syaban pada tanggal 1-15 Syaban, kaum muslim perlu mencermati penanggalan yang didasarkan pada kalender Hijriah. Untuk diketahui, tahun ini telah memasuki 1446 Hijriah. Sebagai cara memahami 1-15 Syaban jatuh di tanggal berapa, perlu dikonversikan terlebih dahulu dalam kalender Masehi.
Mengacu dari kalender Hijriah resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, berikut rincian jadwal 1-15 Syaban 1446 Hijriah sebagai acuan bagi kaum muslim yang hendak mengerjakan amalan sunnah puasa Syaban:
- 1 Syaban 1446 Hijriah: Jumat, 31 Januari 2025
- 2 Syaban 1446 Hijriah: Sabtu, 1 Febuari 2025
- 3 Syaban 1446 Hijriah: Minggu, 2 Febuari 2025
- 4 Syaban 1446 Hijriah: Senin, 3 Febuari 2025
- 5 Syaban 1446 Hijriah: Selasa, 4 Febuari 2025
- 6 Syaban 1446 Hijriah: Rabu, 5 Febuari 2025
- 7 Syaban 1446 Hijriah: Kamis, 6 Febuari 2025
- 8 Syaban 1446 Hijriah: Jumat, 7 Febuari 2025
- 9 Syaban 1446 Hijriah: Sabtu, 8 Febuari 2025
- 10 Syaban 1446 Hijriah: Minggu, 9 Febuari 2025
- 11 Syaban 1446 Hijriah: Senin, 10 Febuari 2025
- 12 Syaban 1446 Hijriah: Selasa, 11 Febuari 2025
- 13 Syaban 1446 Hijriah: Rabu, 12 Febuari 2025
- 14 Syaban 1446 Hijriah: Kamis, 13 Febuari 2025
- 15 Syaban 1446 Hijriah: Jumat, 14 Febuari 2025
Niat Puasa 1-15 Syaban
Sebelum mengamalkan puasa Syaban, terlebih dahulu mengawalinya dengan bacaan niat. Diharapkan dengan mengawali dengan niat dapat menyempurnakan ibadah tersebut semata-mata ditunjukkan kepada Allah SWT. Masih mengacu dari buku yang sama, berikut bacaan niat puasa Syaban:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma Sya'baana sunnatal lillahi ta'aala."
Artinya: "Saya niat berpuasa Syaban karena Allah Ta'ala."
Itulah tadi penjelasan mengenai keutamaan puasa 1-15 Syaban lengkap dengan jadwal dan niat yang bisa diamalkan. Semoga bermanfaat.
(sto/ams)