- Niat Puasa 1-10 Muharram Niat Puasa Sunnah Muharram Niat Puasa Tasua 9 Muharram Niat Puasa Asyura 10 Muharram
- Keutamaan Puasa 1-10 Muharram 1. Dilakukan pada Bulan Suci Muharram 2. Dikerjakan pada Sepuluh Hari Pertama Muharram 3. Disunnahkan Langsung oleh Nabi Muhammad SAW 4. Puasa Asyura Menghapuskan Dosa Setahun yang Lalu 5. Diniatkan oleh Rasulullah SAW untuk Puasa Tasua
Selain 10 hari awal Dzulhijjah, 10 hari pertama Muharram juga merupakan waktu yang istimewa. Pada hari-hari tersebut, umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Sebelum melakukan puasa tersebut, detikers harus tahu niatnya.
Bukan hanya puasa, dalam syariat Islam, niat memegang peranan penting untuk segala macam bentuk ibadah. Apabila seorang muslim tidak berniat sebelum mengerjakan ibadah, maka amalnya tidak sah.
Diambil dari buku Panduan Lengkap Ibadah Sehari-hari oleh Ustadz Syaifurrahman El-Fati, Rasulullah SAW bersabda:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوى
Artinya: "Sahnya amal perbuatan itu jika disertai niat. Dan seseorang akan memperoleh apa yang menjadi niatnya..." (HR Bukhari)
Hadits di atas menegaskan dengan jelas urgensi niat bagi ibadah seorang muslim. Jangan sampai, detikers mengerjakan puasa Muharram, tetapi tidak mendapatkan pahala atau keutamaannya, karena lupa tidak membaca niat.
Nah, berhubung 1 Muharram kian dekat, simak pembahasan seputar niat puasa 1-10 Muharram dan keutamaannya di bawah ini, yuk!
Niat Puasa 1-10 Muharram
Selama periode 1-10 Muharram, setidaknya ada 3 jenis puasa yang bisa dikerjakan. Ketiganya adalah puasa sunnah mutlak, puasa Tasua, dan puasa Asyura. Puasa mutlak Muharram sejatinya tidak dibatasi waktunya sehingga boleh dikerjakan di luar 10 hari pertama.
Sementara itu, puasa Tasua dan Asyura secara berurutan khusus dikerjakan pada tanggal 9 dan 10. Masing-masing puasa memiliki lafadz niat yang berbeda. Begini bacaannya dikutip dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Online:
Niat Puasa Sunnah Muharram
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa Muharram karena Allah ta'âlâ.
Niat Puasa Tasua 9 Muharram
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma Tâsû'â-a lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa Tasu'a karena Allah ta'âlâ."
Niat Puasa Asyura 10 Muharram
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa Asyura karena Allah ta'âlâ."
Disadur dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah tulisan Hari Ahadi, niat puasa sejatinya terletak dalam hati. Oleh karena itu, melafadzkannya tidak perlu dilakukan. Nabi Muhammad SAW maupun para sahabat pun tidak melakukan yang demikian.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:
لَا يَصِحُ الصَّوْمُ إِلَّا بِالنِّيَّةِ، وَتَحَلُّهَا الْقَلْبُ، وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلَا خِلَافٍ
Artinya: "Tidak sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Tempat niat di dalam hati, tidak dipersyaratkan untuk dilafadzkan, tanpa ada khilaf (perselisihan) dalam masalah ini," (Raudhah ath-Thalibin, II/350).
Keutamaan Puasa 1-10 Muharram
Terdapat beberapa keistimewaan yang dimiliki puasa pada tanggal 1 hingga 10 Muharram, yakni:
1. Dilakukan pada Bulan Suci Muharram
Diambil dari buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمُ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتُ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: "Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaannya tatkala Allah menciptakan langit dan bumi, setahun ada dua belas bulan di antaranya terdapat empat bulan haram, tiga bulan berurutan yaitu; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar yang terletak antara Jumada (akhir) dan Syaban." (HR Bukhari Nomor 4662).
Sebagaimana kita ketahui bersama, amal kebaikan pada bulan-bulan haram akan dilipatgandakan pahalanya. Hal yang sama juga berlaku untuk kegiatan maksiat, dosanya menjadi lebih besar. Wallahu a'lam bish-shawab.
2. Dikerjakan pada Sepuluh Hari Pertama Muharram
Dikutip dari buku 33 Faedah Terkait Bulan Muharam dan Hari Asyura oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid, Abu Usman al-Nahdi berkata:
"Para salaf dahulu mengagungkan tiga dari sepuluh hari pada bulan di antaranya: sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan sepuluh hari pertama bulan Muharram." (Lata'if al-Ma'arif hal 35)
3. Disunnahkan Langsung oleh Nabi Muhammad SAW
Tidak hanya dari segi waktunya, puasa 1-10 Muharram juga disunnahkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Meskipun, sebenarnya Rasulullah tidak mengkhususkan tanggal 1-10, melainkan keseluruhan tanggal Muharram.
Hanya saja, tidak boleh dikerjakan sebulan penuh karena Nabi SAW hanya puasa 1 bulan penuh pada Ramadhan saja. Bahkan, bulan yang padanya Nabi SAW paling banyak berpuasa, selain Ramadhan, adalah Syaban.
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ؛ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ ؛ صَلَاةُ اللَّيْل
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah bulannya Allah Muharram dan sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat Lail." (HR Muslim no 1163)
4. Puasa Asyura Menghapuskan Dosa Setahun yang Lalu
Disadur dari buku Rahasia Puasa Sunah oleh Ahmad Syahirul Alim, ketika ditanya keutamaan puasa Asyura, Nabi Muhammad SAW menjawab:
وَصِيَامُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya: "Dan puasa Asyura di sisi Allah Ta'ala akan menutupi (dosa-dosa) satu tahun yang telah berlalu." (HR Muslim)
5. Diniatkan oleh Rasulullah SAW untuk Puasa Tasua
Mulanya, Nabi Muhammad SAW hanya memerintahkan puasa Asyura tanggal 10 Muharram saja. Namun, para sahabat memberi tahu bahwasanya tanggal tersebut diagungkan oleh umat Yahudi dan Nasrani.
Rasulullah SAW kemudian mengatakan bahwa beliau juga akan menjalankan puasa pada tanggal 9 Muharram alias puasa Tasua tahun depan. Namun, belum sampai niat tersebut terlaksana, Nabi Muhammad SAW sudah berpulang.
Dalam hadits yang dimasukkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya, Nabi SAW bersabda:
لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ
Artinya: "Apabila aku masih hidup hingga tahun depan niscaya aku juga akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram (selain puasa tanggal 10 Muharram)." (HR Muslim no 1134)
Nah, itulah niat puasa 1-10 Muharram dan keutamaannya yang harus detikers pahami. Harapannya, detikers dapat jadi lebih termotivasi untuk menunaikannya pada bulan Muharram. Semoga bermanfaat!
(par/apu)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan