Kasus kematian Haniyah, asisten rumah tangga (ART) asal Desa Gapuro, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, di rumah majikannya yang juga tetangganya sudah genap sewindu berlalu. Namu, hingga kini penyebab kematian ibu dua anak itu masih jadi misteri.
Haniyah ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di dalam garasi mobil rumah majikannya, Masrukhin, pada Minggu (4/12/2016) pagi. Jenazahnya saat itu ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di kepala. Kasus kematian Haniyah kini masih ditangani Polres Batang.
Pada Rabu (4/12), pihak keluarga beserta sejumlah warga setempat menggelar doa bersama sekaligus untuk mengenang kematian Haniyah yang sudah delapan tahun berlalu.
Doa bersama itu juga dihadiri pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Anshor yang dalam enam bulan terakhir ini mendampingi keluarga Haniyah.
Hari ini detikJateng menyambangi rumah Haniyah, Jumat (6/12). Rumah Haniyah hanya berjarak sekitar 50 meter dari rumah majikannya, Masrukhin. Semasa hidup, Haniyah yang menjanda bekerja sebagai ART di rumah Masrukhin. Di rumah itu pula dia ditemukan tewas.
Di rumah Haniyah, detikJateng bertemu dengan adiknya, Teguh Prasetyo (39). Teguh sehari-harinya tinggal di Karangdadap, Kabupaten Pekalongan. Dua anak Haniyah kini sudah dewasa, yaitu Nafiul Husna (22) dan Dwi Yurdan Afriliatna (17).
"Rabu malam oleh warga digelar acara doa bersama untuk kakak saya. Juga doa agar peristiwa yang terjadi bisa terungkap. Itu inisiatif warga sini sendiri," kata Teguh kepada detikJateng, Jumat (6/12/2024).
"Ya sampai sekarang juga saya bersama banyak warga membentuk tim pencari fakta. Saya terima kasih banyak pada warga sini, terbantu," sambungnya.
Teguh berharap kepolisian segera mengungkap kasus kematian kakaknya yang sudah delapan tahun berlalu.
"Pihak keluarga berharap banyak pada kepolisian untuk mengungkap kasus ini. Ya saya maklumi polisi sulit mengungkap karena memang TKP (penemuan mayatnya saat itu) sudah bersih," ujar Teguh.
"Katanya TKP sudah rusak, jenazah kakak saya (saat itu) pun sudah dipindah dari lantai ke sofa. Jadi kita maklumi itu betapa sulitnya petugas saat olah TKP untuk menemukan petunjuk karena memang sudah bersih," imbuhnya.
Penjelasan Polres Batang
Dimintai konfirmasi secara terpisah, Kasatreskrim Polres Batang, AKP Imam Muhtadi, mengatakan pihaknya masih berupaya mengungkap kasus kematian Haniyah.
"Sampai saat ini masih kita tangani kasus itu. Kami masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan saksi-saksi," kata Imam saat dihubungi detikJateng, Jumat (6/12).
"Nanti saya sampaikan detailnya, saya masih dalam perjalanan. Menjelaskan harus melihat hasilnya, biar tidak salah. Yang jelas, masih kami upayakan semaksimal mungkin, penanganan kasus ini. Kami minta doanya agar perkara ini cepat selesai," pungkas Imam.
Kronologi Kasus Tewasnya Haniyah
Kepada detikJateng, Teguh menceritakan kronologi kasus kematian Haniyah yang hingga kini masih misterius. Cerita Teguh ini bersumber dari dua anak Haniyah, dan warga sekitar.
Sabtu, 3 Desember 2016
Haniyah bekerja menjadi ART di rumah Masrukhin selama delapan tahun lebih. Oleh sang majikan, Haniyah sudah dianggap keluarga sendiri. Biasanya Haniyah sudah pulang saat sore hari. Tapi pada hari itu, Sabtu (3/12/2016), Haniyah tak kunjung pulang hingga malam.
Malam itu Masrukhin dan istrinya sedang di rumah saudaranya. Mereka pulang tengah malam. Saat itu di rumah Masrukhin hanya ada Haniyah, anak si majikan yang masih kecil, dan seorang pria pekerja.
Sekitar pukul 21.00 WIB, Nafiul anak sulung Haniyah yang saat itu berusia 14 tahun mencoba menghubungi ponsel ibunya.
"Saat itu, kata keponakan saya HP masih aktif, tapi nggak diangkat. Jam sebelas malam kembali dihubungi, ada yang mengangkat, suaranya seorang pria tidak dikenal. Terus HP dimatikan," kata Teguh.
Sekitar Pukul 23.00 WIB, ponsel Haniyah tidak bisa dihubungi lagi karena dimatikan oleh seseorang. Takut sesuatu terjadi pada ibunya, Nafiul meminta adiknya, Yurdan, ke rumah Masrukhin.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dil/apl)