Sewindu Berlalu, Tewasnya Haniyah ART di Batang Masih Misterius

Sewindu Berlalu, Tewasnya Haniyah ART di Batang Masih Misterius

Robby Bernardi - detikJateng
Jumat, 06 Des 2024 18:52 WIB
Doa bersama mengenang delapan tahun kematian Haniyah, ART asal Kabupaten Batang, yang hingga kini masih jadi misteri. Diunggah Jumat (6/12/2024).
Doa bersama mengenang delapan tahun kematian Haniyah, ART asal Kabupaten Batang, yang hingga kini masih jadi misteri. Diunggah Jumat (6/12/2024). Foto: Istimewa
Batang -

Kasus kematian Haniyah, asisten rumah tangga (ART) asal Desa Gapuro, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, di rumah majikannya yang juga tetangganya sudah genap sewindu berlalu. Namu, hingga kini penyebab kematian ibu dua anak itu masih jadi misteri.

Haniyah ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di dalam garasi mobil rumah majikannya, Masrukhin, pada Minggu (4/12/2016) pagi. Jenazahnya saat itu ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di kepala. Kasus kematian Haniyah kini masih ditangani Polres Batang.

Pada Rabu (4/12), pihak keluarga beserta sejumlah warga setempat menggelar doa bersama sekaligus untuk mengenang kematian Haniyah yang sudah delapan tahun berlalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doa bersama itu juga dihadiri pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Anshor yang dalam enam bulan terakhir ini mendampingi keluarga Haniyah.

Hari ini detikJateng menyambangi rumah Haniyah, Jumat (6/12). Rumah Haniyah hanya berjarak sekitar 50 meter dari rumah majikannya, Masrukhin. Semasa hidup, Haniyah yang menjanda bekerja sebagai ART di rumah Masrukhin. Di rumah itu pula dia ditemukan tewas.

ADVERTISEMENT

Di rumah Haniyah, detikJateng bertemu dengan adiknya, Teguh Prasetyo (39). Teguh sehari-harinya tinggal di Karangdadap, Kabupaten Pekalongan. Dua anak Haniyah kini sudah dewasa, yaitu Nafiul Husna (22) dan Dwi Yurdan Afriliatna (17).

Teguh Prasetyo, adik Haniyah, ART asal Kabupaten Batang yang tewas misterius pada 2016 lalu. Diunggah Jumat (6/12/2024).Teguh Prasetyo, adik Haniyah, ART asal Kabupaten Batang yang tewas misterius pada 2016 lalu. Diunggah Jumat (6/12/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

"Rabu malam oleh warga digelar acara doa bersama untuk kakak saya. Juga doa agar peristiwa yang terjadi bisa terungkap. Itu inisiatif warga sini sendiri," kata Teguh kepada detikJateng, Jumat (6/12/2024).

"Ya sampai sekarang juga saya bersama banyak warga membentuk tim pencari fakta. Saya terima kasih banyak pada warga sini, terbantu," sambungnya.

Teguh berharap kepolisian segera mengungkap kasus kematian kakaknya yang sudah delapan tahun berlalu.

"Pihak keluarga berharap banyak pada kepolisian untuk mengungkap kasus ini. Ya saya maklumi polisi sulit mengungkap karena memang TKP (penemuan mayatnya saat itu) sudah bersih," ujar Teguh.

"Katanya TKP sudah rusak, jenazah kakak saya (saat itu) pun sudah dipindah dari lantai ke sofa. Jadi kita maklumi itu betapa sulitnya petugas saat olah TKP untuk menemukan petunjuk karena memang sudah bersih," imbuhnya.

Penjelasan Polres Batang

Dimintai konfirmasi secara terpisah, Kasatreskrim Polres Batang, AKP Imam Muhtadi, mengatakan pihaknya masih berupaya mengungkap kasus kematian Haniyah.

"Sampai saat ini masih kita tangani kasus itu. Kami masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan saksi-saksi," kata Imam saat dihubungi detikJateng, Jumat (6/12).

"Nanti saya sampaikan detailnya, saya masih dalam perjalanan. Menjelaskan harus melihat hasilnya, biar tidak salah. Yang jelas, masih kami upayakan semaksimal mungkin, penanganan kasus ini. Kami minta doanya agar perkara ini cepat selesai," pungkas Imam.

Kronologi Kasus Tewasnya Haniyah

Kepada detikJateng, Teguh menceritakan kronologi kasus kematian Haniyah yang hingga kini masih misterius. Cerita Teguh ini bersumber dari dua anak Haniyah, dan warga sekitar.

Sabtu, 3 Desember 2016

Haniyah bekerja menjadi ART di rumah Masrukhin selama delapan tahun lebih. Oleh sang majikan, Haniyah sudah dianggap keluarga sendiri. Biasanya Haniyah sudah pulang saat sore hari. Tapi pada hari itu, Sabtu (3/12/2016), Haniyah tak kunjung pulang hingga malam.

Malam itu Masrukhin dan istrinya sedang di rumah saudaranya. Mereka pulang tengah malam. Saat itu di rumah Masrukhin hanya ada Haniyah, anak si majikan yang masih kecil, dan seorang pria pekerja.

Sekitar pukul 21.00 WIB, Nafiul anak sulung Haniyah yang saat itu berusia 14 tahun mencoba menghubungi ponsel ibunya.

"Saat itu, kata keponakan saya HP masih aktif, tapi nggak diangkat. Jam sebelas malam kembali dihubungi, ada yang mengangkat, suaranya seorang pria tidak dikenal. Terus HP dimatikan," kata Teguh.

Sekitar Pukul 23.00 WIB, ponsel Haniyah tidak bisa dihubungi lagi karena dimatikan oleh seseorang. Takut sesuatu terjadi pada ibunya, Nafiul meminta adiknya, Yurdan, ke rumah Masrukhin.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Minggu, 4 Desember 2016

Sekitar pukul 00.00 WIB, ponsel Haniyah sudah tidak aktif. Yurdan kemudian ke rumah majikan ibunya. Saat itu Masrukhin sudah di rumah. Menurut Masrukhin, Haniyah tidak ada di rumahnya. Masrukhin menduga Haniyah sedang membantu di rumah tetangga yang saat itu punya hajat. Mendengar itu, Yurdan lalu pulang.

Sekitar pukul 02.00 WIB, Yurdan kembali ke rumah Masrukhin untuk mencari keberadaan ibunya. Tapi ibunya juga tidak ditemukan saat itu.

Sekitar pukul 06.00 WIB, Teguh ke Batang untuk memastikan kabar kakaknya. Sebelum akhirnya ditemukan meninggal, Haniyah sempat menelepon Teguh.

"Tiga hari sebelumnya, pada Kamis (1/12/2016), kakak menelepon saya. Katanya mau menceritakan sesuatu yang serius. Saya tunggu nggak datang-datang, apa sibuk kerjaan. Saya putuskan Minggu ke sini ke rumah orang tua untuk menengok kakak saya," kata Teguh.

Pagi itu Haniyah juga belum pulang. Saat Teguh hendak pulang ke Pekalongan, dia melewati rumah Masrukhin yang saat itu tampak sepi dan tidak ada tanda-tanda mencurigakan.

Sekitar pukul 07.30 WIB, Teguh mendapat telepon dari sepupunya yang mengabarkan Haniyah ditemukan sudah tewas. Teguh lalu kembali ke Batang dan menuju rumah majikan Haniyah.

"Saat saya datang ke rumah Haji Masrukhin, mayat kakak sudah berada di sofa, berjarak kurang dari 10 meter dari lokasi awal ditemukan. Di lokasi titik ditemukan, masih ada darah segar, saya lihat sendiri," kata Teguh.

"Darahnya masih merah segar, belum kering, belum warna cokelat. Saya melihat lokasi tidak berantakan juga. Kata warga, saat ditemukan posisinya terlentang dengan kondisi kaki merapat. Kondisi seperti ditaruh kepala miring ke kanan tangan kiri mengepal," sambungnya.

Entah siapa yang membersihkan, saat ditinggal Teguh untuk melihat kembali jenazah kakaknya, lantai tersebut sudah bersih. Hanya tersisa sedikit warna darah merah di lantai keramik.

"Polisi datang sudah bersih," ucap Teguh.

Polisi kemudian melakukan olah TKP dan evakuasi korban ke RSUD Kalisari Batang, untuk dilakukan visum. Untuk mengetahui penyebab kematian korban, dilakukan autopsi. Autopsi ini melibatkan tim DVI Polda Jawa Tengah.

"Saya dengernya hasil visumnya ada luka di belakang kepala, kemungkinan besar benturan benda tumpul, di belakang telinga ada lubang lebar 1 cm, kedalaman berapa nggak tahu. Dokter bilang untuk penyebab pasti kematian ya tunggu saja, autopsi," kata Teguh.

Minggu malam, usai dilakukan autopsi, jenazah kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan di TPU Gapuro, Warungasem.

"Malam itu juga kakak saya langsung dimakamkan di kuburan Gapuro," jelas teguh.

Jumat, 7 Juli 2017

Tujuh bulan setelah kematian Haniyah yang dinilai tidak wajar, sejumlah warga Desa Gapuro, Warungasem, Batang, mendatangi Polres Batang, Jumat (7/7/2017). Saat itu mereka menanyakan progres penanganan kasus kematian Haniyah.

Minggu, 24 Desember 2017

Berbulan-bulan tanpa ada kejelasan kasusnya, Teguh meminta dukungan pada sejumlah tokoh politik hingga Ombudsman RI wilayah Jawa Tengah.

Jumat, 5 Januari 2018

Polres Batang, melakukan gelar perkara kasus kematian Haniyah di depan Tim Ombudsman RI Provinsi Jawa Tengah di Aula Rupatama Mapolres Batang, Jumat (5/1/2018) sore.

Di hadapan Ketua Perwakilan Ombudsman RI wilayah Jawa Tengah yang dipimpin Sabarudin Hulu, Kapolres menyampaikan pihaknya membentuk 4 tim khusus untuk terus melakukan penyelidikan dan menggali informasi.

Awal Juni 2024

Keluarga Haniyah mendatangi LBH Anshor untuk meminta pendampingan hukum. Kemudian pada Sabtu (15/6/2024), mereka mendatangi Gedung Anshor di Desa Cepoko Kuning, Kabupaten Batang, untuk menghadiri konferensi pers yang digelar pihak LBH Anshor.

Sabtu, 20 Juli 2024

LBH Anshor mendatangi Mapolres Batang guna mempertanyakan progres kasus dugaan pembunuhan Haniyah. Saat itu dijawab bahwa kasusnya masih dalam penanganan Polres Batang.

Jumat, 26 Juli 2024

Kepolisian kembali melakukan autopsi ulang atau ekshumasi dengan membongkar makam Haniyah yang berada di TPU Desa Gapuro, Kecamatan Warungasem. Kegiatan Polres Batang dibantu Tenaga Dokkes Investigasi Kepolisian itu berlangsung sekitar pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Hingga kini pihak keluarga Haniyah belum tahu secara pasti apa penyebab kematian Haniyah.

"Apakah meninggalnya dibunuh, jatuh, atau bunuh diri, saya belum menerima hasilnya dan penjelasan dari dari polisi," pungkas Teguh.

Halaman 2 dari 2
(dil/apl)


Hide Ads