Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Klaten Jajang Prihono membuka gelaran Klaten Fashion Festival (KFF) 2024. Ia mengatakan kegiatan tersebut bisa menjadi ruang bagi para desainer Klaten untuk berkarya menggunakan lurik kebanggaan Klaten.
Jajang membuka acara KFF 2024 di Gedung Sunan Pandanaran. Kegiatan yang diinisiasi Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) itu diikuti puluhan desainer Klaten dan sekitarnya.
"Kita pemerintah daerah memberikan wadah untuk rekan-rekan kita, baik itu para desainer, para model, untuk bisa berkarya menampilkan karya-karya terbaiknya dengan bahan utama yaitu kain lurik yang notabene ini adalah produk ciri khas Kabupaten Klaten," kata Jajang, Sabtu (3/8/2024) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat kegiatan yang mengusung tema 'Heritage in Harmony Menjaga Warisan Budaya dalam Kebersamaan yang Haemonis', para desainer Klaten didorong untuk mengeluarkan karya-karya terbaiknya menggunakan kain lurik.
"Harapannya bisa memberikan nilai tambah atau daya ungkit, serta menaikkan levelnya kain lurik menjadi produk yang berkelas," ungkapnya.
Menurut Jajang, ajang fashion show yang menampilkan berbagai karya lurik itu juga mampu memberi manfaat bagi para pelaku UMKM serta perajin lurik di Kabupaten Klaten. Dengan semakin banyak warga Klaten yang membeli dan menggunakan lurik, ia berharap lurik bisa semakin digemari masyarakat Klaten dan sekitarnya.
"Harapan kita biar kain lurik ini tidak hanya dipergunakan untuk seragam ASN, atau kegiatan-kegiatan formal, tapi bisa menjadi produk-produk yang lain, yang nilai-nilai ekonominya akan lebih tinggi," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Klaten Sri Nugroho menjelaskan, KFF juga digelar guna mempromosikan kain lurik sebagai produk lokal Klaten agar daya saingnya lebih meningkat.
"Ajang ini bermaksud menyelarasikan warisan budaya Indonesia sebagai identitas daerah di era produk-produk modern. Kegiatan ini merupakan wujud kolaborasi antara seni, kreatifitas, dan potensi ekonomu lokal," jelasnya.
Ketua Fashion Desain Klaten (Fadeska) Astrid Ediyanti menjelaskan, tema Heritage in Harmony ini memamerkan produk lurik yang dipadu dengan wastra nusantara mulai dari batik, tenun, hingga songket.
"Jadi kita mengangkat Heritage yang dipadu dengan wastra nusantara, jadi ada keharmonisan dalam wastra itu. Jadi kita juga mengacu pada tren (mode) 2024-2025 yaitu resilience," jelasnya.
Ia menjelaskan, ada sekitar 35 desainer yang ikut dalam kegiatan malam itu. Berkaca dari KFF tahun lalu, dampak yang diberikan kepada para desainer pun dinilai cukup besar.
"Memang dampaknya luar biasa bagi kami selaku fashion designer, terutama lebih dikenal oleh masyarakat luas. Tadinya kita tidak dikenal, terus ada pagelaran ini, masyarakat jadi tahu ternyata di Klaten banyak desainer," jelasnya.
Selain itu, para desainer juga bisa berkreasi membuat produk lurik yang bisa berkembang sesuai zaman, serta memamerkan produk-produk tersebut.
(akn/ega)