Keren! Desty Lulus Untidar Magelang dengan IPK Sempurna 4,0

Keren! Desty Lulus Untidar Magelang dengan IPK Sempurna 4,0

Eko Susanto - detikJateng
Sabtu, 03 Agu 2024 17:49 WIB
Lulusan terbaik Universitas Tidar (Untidar) dengan IPK 4,0 Desty Puteri Hardyati (22), Sabtu (3/8/2024).
Lulusan terbaik Universitas Tidar (Untidar) dengan IPK 4,0 Desty Puteri Hardyati (22), Sabtu (3/8/2024). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Mahasiswi Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Desty Puteri Hardyati (22) menjadi lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,0. Mahasiswi Program Studi (prodi) Hukum tersebut lulus dengan masa studi 3 tahun, 6 bulan, 2 hari.

Perempuan kelahiran Jakarta 26 Desember 2002 dipanggil pertama begitu proses wisuda dimulai. Ia diwisuda langsung oleh Rektor Untidar Prof Sugiyarto.

Selama kuliah di Untidar, Desty aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum. Selain itu, dia bergabung dalam Satuan Tugas Tindak Pidana Kekerasan Seksual (Satgas TPKS) Untidar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai mengikuti prosesi wisuda, Desty menceritakan metode belajarnya hingga semua mata kuliahnya mendapatkan nilai A. Mata kuliah sebanyak 62 termasuk skripsi nilainya A semuanya.

"Alhamdulillah nilainya A semua dan kebetulan saya nggak ada konversi SKS sama sekali. Alhamdulillah saya 144 SKS kuliah dan dapat nilai A semua," kata Desty kepada wartawan di Kampus Untidar Magelang, Sabtu (3/8/2024).

ADVERTISEMENT

Desty mengaku saat awal kuliah di prodi Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Untidar mengaku kebingungan. Hal ini karena dulunya saat di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 13 Jakarta mengambil jurusan Bahasa.

"Saya berusaha yakin (bisa mengikuti kuliah) dan saat kuliah semakin aktif mencari tahu bagaimana belajar yang efektif. Jadi setiap ada (istilah hukum), mencoba cari referensi lain maupun baca jurnal. Jadi mengasah (pengetahuan) dari rasa penasaran. Saya bikin tulisan (mencatat), bahkan tulisan dari semester satu sampai delapan, catatan saya masih lengkap," sambungnya.

"(Alasan pilih hukum) Saya dulu walaupun jurusan Bahasa saat SMA, tapi dari SMA senang dengan isu sosial. Saya senang isu sosial, terus melihat dan senang beropini (mengkritisi) terhadap suatu kebijakan (pemerintah)," tambah gadis yang bercita-cita menjadi dosen tersebut.

Selain itu, kata Desty, belajar langsung di masyarakat mengenai persoalan hukum yang ada. Kemudian, ikut penelitian maupun pengabdian.

Lulusan terbaik Universitas Tidar (Untidar) dengan IPK 4,0 Desty Puteri Hardyati (22), Sabtu (3/8/2024).Lulusan terbaik Universitas Tidar (Untidar) dengan IPK 4,0 Desty Puteri Hardyati (22), Sabtu (3/8/2024). Foto: Eko Susanto/detikJateng

"Itu mungkin yang membuat saya satu langkah dari teman-teman. Karena teman-temannya kebanyakan hanya teoritis, tapi ketika diminta untuk implementatifnya kebingungan," tuturnya.

"Di awal semester ada RPS (rencana pembelajaran semester). Nah RPS itu saya (catat), jadi sehari sebelum kuliah saya baca materinya. Prinsip saya, nggak mau datang ke kelas dalam keadaan otak kosong. Saya nggak mau otak dingin, jadi saya baca dulu (pas kuliah) bisa aktif," lanjut mahasiswi angkatan 2020 itu.

Desty tidak hanya aktif di kampus. Dia pernah mengambil magang di salah satu platform hukum online kemudian mendaftar paralegal di advokat gender.

"Saya berprinsip sesibuk apapun saya, akademik tetap tanggung jawab saya. Karena kebetulan saya mahasiswa KIPK atau bidik misi. Jadi saya merasa punya tanggung jawab sama negara. Saya nggak boleh dong menyia-nyiakan kepercayaan negara kepada saya. Itu jadi semangat saya untuk belajar, sesibuk apapun saya berusaha (mengatur) sebaik mungkin kegiatan-kegiatan (diikuti)," papar Desty yang diterima di Untidar Magelang melalui jalur undangan.

Sementara itu, orang tua Desty, Sri Haryati mengatakan, selama kuliah dirinya percaya kepada anaknya. Termasuk tidak membatasi kegiatan yang diikutinya.

"Kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan dan berusaha menularkan energi positif kepada anak supaya mampu. Karena saya single parent, saya berusaha untuk membuktikan bahwa jadi single parent itu bukan sesuatu yang membuat saya kalah dengan kehidupan," ujar Sri.

"Mungkin saya boleh gagal, tapi anak saya harus lebih tinggi dari saya. Hidup ini saya punya prinsip, hidup ini seperti bola. Semakin dibanting, harus semakin tinggi melambung. Saya bangga campur haru karena ini perjuangan bukan buat saya sendiri, tapi anak-anak saya terutama menjadi kehidupan lebih sulit dari yang saya rasa," imbuhnya.

Sri menambahkan, anak pertamanya ini semenjak duduk di SD hingga sekarang selalu masuk peringkat lima besar.

"Alhamdulillah anak saya itu dari SD sudah masuk lima besar terus. Dulu (sekolah) di MAN 13 Jakarta," tuturnya.

Bagaimana tanggapan Rektor atas prestasi Desty, bisa dibaca di halaman berikut:

Diwawancarai terpisah, Rektor Untidar Prof Sugiyarto memuji prestasi Desty. Dia menuturkan selama dia menjabat baru kali ini ada wisudawan yang menorehkan IPK sempurna 4,0.

"Yang paling menggembirakan ini adanya yang IPK utuh 4,0 baru kali ini. (Sepanjang Untidar IPK 4,0) Tampaknya begitu, tapi minimal selama saya di sini 2019 sampai sekarang baru sekali ini," katanya.

"Saya juga kaget ternyata single parent dari ibunya. Sesuatu sekali untuk motivasi bagi yang lainnya. Ternyata dengan kondisi minim pun ternyata bisa juga sukses," tambah Sugiyarto.

Sugiyarto berujar Desty menerima sejumlah penghargaan karena prestasinya, termasuk sertifikat lulusan terbaik.

"Kemudian dari bank penghargaan tabungan. Kalau yang sifatnya khusus, saya baru tahu informasi itu 3 hari yang lalu, belum siap dengan apresiasi yang lebih dari itu. Tapi, tetap kita mencoba memberikan apresiasi," pungkasnya.



Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads