Besok 11 Muharram Masih Boleh Puasa atau Tidak? Ini Penjelasan Hukumnya

Besok 11 Muharram Masih Boleh Puasa atau Tidak? Ini Penjelasan Hukumnya

Anindya Milagsita - detikJateng
Selasa, 16 Jul 2024 10:21 WIB
breakfast time concept with alarm clock plate, fork, knife, spoon,
Ilustrasi puasa Foto: Getty Images/Kseniya Ovchinnikova
Solo -

Setelah mengerjakan puasa sunnah Asyura di tanggal 10 Muharram, sebagian kaum muslim melanjutkannya dengan berpuasa kembali pada 11 Muharram. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana hukum berpuasa 11 Muharram?

Terkait dengan puasa di bulan Muharram telah disampaikan dalam sebuah hadits yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. H Amirulloh Syarbini dan Hj Lis Nur'aeni Afgani dalam buku 'Dahsyatnya Puasa Sunah: Kunci Utama Meraih Sukses Dunia & Akhirat' memaparkan terkait dengan sebuah sabda yang diberikan oleh Rasulullah SAW mengenai puasa di bulan Muharram yang menyimpan kebaikan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Sebaik-baiknya puasa setelah bulan Ramadhan adalah pada bulan Allah, yaitu Muharram" (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Hal tersebut senada dengan riwayat lain dari Muslim yang disebutkan dalam buku 'Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian' oleh Dr Muh Hambali, MAg. Melalui buku tersebut dikatakan bahwa puasa di bulan Muharram merupakan yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

ADVERTISEMENT

"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (Muharram). Sedangkan, sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam" (HR. Muslim).

Oleh karena itu, kaum muslim dapat berlomba-lomba dalam mengerjakan amal baik berupa puasa sunnah di bulan Muharram. Salah satunya dengan mengamalkan puasa Asyura di tanggal 10 Muharram.

Namun demikian, ternyata ada sebagian muslim yang melanjutkan puasa 10 Muharram dengan tetap berpuasa di tanggal 11 Muharram. Lantas apakah boleh berpuasa pada 11 Muharram? Sebagai cara untuk mengetahui jawabannya, mari simak penjelasannya melalui artikel berikut.

Kapan 11 Muharram?

Sebelum mengetahui hukum berpuasa di tanggal 11 Muharram, mari terlebih dahulu memahami terkait jadwal 11 Muharram yang berlangsung di tahun ini. Seperti diketahui, 1 Muharram yang telah berlangsung pada tanggal 7 Juli 2024 kemarin menandakan pergantian Tahun Baru Islam 1446 Hijriah.

Kemudian untuk mengetahui kapan 11 Muharram 1446 Hijriah, kaum muslim dapat menghitungnya secara langsung dimulai dari tanggal 1 Muharram 1446 Hijriah yang jatuh di tanggal 7 Juli 2024 lalu. Apabila dihitung secara langsung, maka 11 Muharram 1446 Hijriah bertepatan dengan tanggal 17 Juli 2024.

Namun, terdapat cara lainnya yang dapat dilakukan untuk mengetahui jadwal 11 Muharram. Salah satunya dengan melihat Kalender Hijriah 2024 yang diterbitkan secara resmi oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI. Merujuk dari kalender tersebut dapat diketahui bahwa 11 Muharram 1446 Hijriah tiba di tanggal 17 Juli 2024. Sebagai pengingat, berikut uraian tanggalnya:

Jadwal 11 Muharram 1446 Hijriah: Rabu, 17 Juli 2024

Hukum Puasa 11 Muharram

Lantas apakah boleh seorang muslim berpuasa di tanggal 11 Muharram atau bertepatan satu hari setelah puasa Asyura 10 Muharram? Mengenai hukum puasa 11 Muharram terdapat beberapa hadits yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengerjaannya. Seperti dikatakan dalam buku 'Rahasia Puasa Sunah' karya Ahmad Syahirul Alim, sebagai salah satu bulan haram, Muharram dapat diisi oleh kaum muslim dengan banyak-banyak berpuasa. Sebagaimana terdapat sebuah riwayat yang menyampaikan sabda Rasulullah SAW bahwa:

صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صَمْ مِنْ الْحُرْمِ وَاتْرُكْ صَمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بأصابعه الثَّلَاثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا

Artinya: "Maka puasalah dari bulan haram lalu tinggalkan! Puasalah dari bulan haram lalu tinggalkan! Puasalah dari bulan haram lalu tinggalkan! Rasulullah mengatakan tiga kali dengan (menggerakkan) tangannya, mengepalkan lalu merentangkannya" (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan An- Nasa'i).

Sementara itu, terdapat hadits lainnya yang menyampaikan kesunnahan berpuasa di tanggal 11 Muharram. Mengacu pada buku 'Panduan Terlengkap Ibadah Muslim "Sehari-Hari"' karya KH Muhammad Habibillah, puasa Asyura 10 Muharram dapat diiringi dengan puasa sunnah sehari dan setelahnya yaitu di tanggal 9 Muharram serta 11 Muharram. Hal ini senada dengan anjuran Rasulullah SAW yang bersabda:

صُوْمُوا يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَخَالِفُوْا فِيْهِ الْيَهُودَ صُوْمُوْا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا.

Artinya: "Puasalah pada hari 'Asyura' (10 Muharram) dan selisilah Yahudi. Puasalah pada hari sebelumnya atau hari sesudahnya" (HR. Bukhari).

Kemudian terdapat anjuran untuk berpuasa di tanggal 11 Muharram untuk membedakan amalan dari kaum Yahudi. Hal ini seperti disebutkan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama. Kesunnahan puasa 11 Muharram telah disampaikan oleh Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu'in. Berikut pandangan Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari seputar kesunnahan puasa 11 Muharram:

و) يوم (عاشوراء) وهو عاشر المحرم لأنه يكفر السنة الماضية كما في مسلم (وتاسوعاء) وهو تاسعه لخبر مسلم لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع فمات قبله والحكمة مخالفة اليهود ومن ثم سن لمن لم يصمه صوم الحادي عشر بل إن صامه لخبر فيه

Artinya: "(Disunahkan) puasa hari Asyura, yaitu hari 10 Muharram karena dapat menutup dosa setahun lalu sebagai hadits riwayat Imam Muslim. (Disunahkan) juga puasa Tasu'a, yaitu hari 9 Muharram sebagai hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, 'Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tasu'a.' Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu. hikmah puasa Tasu'a adalah menyalahi amaliyah Yahudi. Dari sini kemudian muncul anjuran puasa hari 11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasu'a. Tetapi juga puasa 11 Muharram tetap dianjurkan meski mereka sudah berpuasa Tasu'a sesuai hadits Rasulullah SAW" (Lihat Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu'in pada hamisy I'anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz II, halaman 301).

Merujuk dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa berpuasa 11 Muharram dapat dikerjakan oleh kaum muslim sebagai pengiring puasa Asyura di tanggal 10 Muharram. Oleh karena itu, bagi setiap muslim yang hendak mengerjakannya dapat berpedoman pada tanggal 10 Muharram 1446 Hijriah yang jatuh pada tanggal 17 Juli 2024.

Bacaan Niat Puasa 11 Muharram

Bagi kaum muslim yang hendak mengerjakan puasa 11 Muharram, terlebih dahulu dapat mengawalinya dengan bacaan niat. Mengingat bacaan niat puasa 11 Muharram berbeda dengan puasa Tasu'a maupun Asyura, maka kaum muslim dapat mengamalkan niat yang diperuntukkan bagi puasa sunnah di bulan Muharram.

Menurut buku 'Ternyata Shalat & Puasa Sunah Dapat Mempercepat Kesuksesan' karya Ceceng Salamudin, M Ag, berikut bacaan niat puasa Muharram yang bisa diamalkan oleh kaum muslim yang hendak berpuasa 11 Muharram:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرٍ مُحَرَّمَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahri Muharram sunnatal lillaahi ta'aala

Artinya: "Saya niat berpuasa Muharram sunnah karena Allah Ta'ala."

Demikian tadi penjelasan mengenai hukum 11 Muharram lengkap dengan jadwal dan bacaan niat yang bisa diamalkan oleh setiap muslim. Semoga informasi ini membantu.




(par/cln)


Hide Ads