Hal ini sesuai dengan hadist yang berbunyi:
_Ω ΩΩΩ Ψ΅ΩΨ§Ω Ω Ψ±ΩΩ ΩΨΆΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ£ΩΨͺΩΨ¨ΩΨΉΩΩΩ Ψ³ΩΨͺΩΩΨ§Ω Ω ΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΩΨ§ΩΩΨ ΩΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ΅ΩΩΩΨ§Ω Ω Ψ§ΩΨ―ΩΩΩΩΨ±Ω _
Artinya: "Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun." (HR. Muslim)
Namun muncul pertanyaan bagaimana jika puasa sunah Syawal selama enam hari dilakukan tidak berturut-turut, apakah diperbolehkan? Simak penjelasannya di bawah ini
Keutamaan Puasa Syawal
Sebelum membahas apakah boleh puasa Syawal dilakukan tidak berturut-turut, penting untuk mengetahui mengenai keutamaan puasa Syawal.
Dikutip detikHikmah dari buku Ahmad Sarwat berjudul Puasa Bukan Hanya Ramadhan, menjalankan puasa Syawal selama enam hari memiliki keutamaan yang setara dengan berpuasa selama satu tahun penuh.
Hal ini sesuai dengan beberapa riwayat. Pertama, dari riwayat Attub al-Anshari dari Nabi Muhammad SAW,
Ω ΩΩΩ Ψ΅ΩΨ§Ω Ω Ψ±ΩΩ ΩΨΆΩΨ§ΩΩ Ψ«ΩΩ ΩΩ Ψ£ΩΨͺΩΨ¨ΩΨΉΩΩΩ Ψ³ΩΨͺΩΩΨ§ Ω ΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ΅ΩΩΩΨ§Ω Ω Ψ§ΩΨ―ΩΩΩΩΨ±Ω
Artinya: "Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun." (HR Muslim)
Kedua, dari hadits Tsauban yang memperkuat masyru'iyah puasa Syawal,
ΩΩΨΉΩΩΩ Ψ«ΩΩΩΨ¨ΩΨ§ΩΩ ΨΉΩΩΩ Ψ±ΩΨ³ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ ο·Ί Ψ£ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ§ΩΩ : Ω ΩΩΩ Ψ΅ΩΨ§Ω Ω Ψ±ΩΩ ΩΨΆΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ³ΩΨͺΩΩΨ©Ω Ψ£ΩΩΩΩΨ§Ω Ω Ψ¨ΩΨΉΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΩΩΨ·ΩΨ±Ω ΩΩΨ§ΩΩ ΨͺΩΩ ΩΨ§Ω Ω Ψ§ΩΨ³ΩΩΩΩΨ©Ω Ω ΩΩΩ Ψ¬ΩΨ§Ψ‘Ω Ψ¨ΩΨ§ΩΩΨΩΨ³ΩΩΩΨ©Ω ΩΩΩΩΩΩ ΨΉΩΨ΄ΩΨ±Ω Ψ£ΩΩ ΩΨ«ΩΨ§ΩΩΩΩΨ§
Artinya: "Siapa yang berpuasa satu bulan Ramadan, ditambah enam hari (Syawal) setelah Idul Fitri, pahala puasanya seperti pahala puasa satu tahun. Dan siapa yang mengerjakan satu amalan kebaikan, baginya sepuluh kebaikan." (HR Ibnu Majah)
Dalam kitab Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiq yang diterjemahkan oleh Khairul Amru Harahap dan Masrukhin, disebutkan bahwa keutamaan puasa Syawal selama enam hari berlaku bagi mereka yang senantiasa menjalankan puasa Ramadan setiap tahunnya.
Mengenai kelipatan pahala, para ulama menjelaskan bahwa setiap amal kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Para ulama menekankan bahwa puasa Ramadan selama satu bulan setara dengan pahala puasa selama sepuluh bulan, sedangkan enam hari puasa Syawal bernilai seperti dua bulan puasa.
Dengan demikian, seseorang yang menunaikan puasa Syawal setelah Ramadan akan mendapatkan pahala seolah-olah berpuasa selama satu tahun penuh.
Hukum Puasa Syawal Tidak Berurutan
Menurut Tarmizi As Shidiq dalam buku Daqu Method dalam Tinjauan Pendidikan Islam, Imam Syafi'i dan Imam An-Nawawi berpendapat bahwa puasa Syawal lebih utama jika dilakukan selama enam hari berturut-turut di awal bulan. Waktu yang dianjurkan untuk mengamalkannya adalah mulai tanggal 2 hingga 7 Syawal, segera setelah Hari Raya Idul Fitri.
Pandangan serupa juga dianut oleh mazhab Hambali, sebagaimana dijelaskan dalam buku Dialog Lintas Mazhab Fiqh Ibadah dan Muamalah karya Asmaji Muchtar. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa pelaksanaan puasa Syawal selama enam hari secara berturut-turut tanpa ada jeda di antara hari-harinya dianggap lebih utama dan lebih mendekati kesempurnaan ibadah.
Namun, tidak ada ketentuan yang mengharuskan puasa Syawal dilaksanakan secara berurutan, sehingga seseorang tetap boleh menjalankannya secara terpisah. Yang terpenting adalah memenuhi enam hari puasa dalam bulan Syawal, meskipun dilakukan dengan selang-seling atau di waktu yang berbeda.
Para ulama sepakat bahwa siapa pun yang berpuasa enam hari di bulan Syawal, baik berturut-turut maupun terpisah, tetap mendapatkan keutamaannya. Dengan demikian, umat Islam memiliki fleksibilitas dalam mengamalkan puasa Syawal sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing.
Baca juga: Apakah Puasa Syawal Boleh Tidak Berurutan? |
(astj/astj)