Trio mengungkapkan, ia menemukan gading gajah itu ketika sedang mencari ikan di Bengawan Solo. "Gading tersebut tertimbun di bebatuan sedimentasi sungai Bengawan Solo. Setelah saya lihat secara detail terlihat seperti gading gajah," jelas Trio, Selasa (21/5/2024).
Setelah memastikan benda yang ia lihat adalah fosil gading gajah, ia melaporkan temuannya ke Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora.
"Kemarin langsung lapor pada dinas terkait, agar dicek sama tim yang bersangkutan," ucapnya.
Kabid Kebudayaan Dinporabudpar Kabupaten Blora Widyarini menerangkan, tim segera diterjunkan menuju lokasi untuk mengecek temuan tersebut. "Tim langsung berangkat dan dicek dan hari ini (Selasa) dilakukan kegiatan ekskavasi untuk nanti dikonservasi, dan dirawat di Rumah Artefak, fasilitas penyimpanan benda Cagar Budaya milik pemkab Blora," jelas dia.
Berjenis Elephas Hyudindricus
Widyarini melanjutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan, identitas fosil gading gajah purba itu berjenis elephas hyudindricus.
"Diduga fosil gajah purba elephas hyudindricus. Panjangnya 155 centimeter, berat awal 70 kilogram dan memiliki diameter 15 centimeter," ungkap Kabid Kebudayaan Dinporabudpar, Widyarini saat ditemui detikJateng di Rumah Artefak Blora, Rabu (22/5).
Ia menjelaskan, fosil tersebut ditemukan Trio di sungai Bengawan Solo wilayah Desa Ngloram, Kecamatan Cepu. Dia juga memaparkan di kawasan itu juga ditemukan fosil lain dari entitas berbeda.
"Di sekitarnya banyak juga terdapat fragmentaris fosil dari individu yang berbeda," ucapnya.
Menurutnya, sebelumnya di tempat yang tak jauh berbeda juga ditemukan fosil purbakala. Di wilayah tersebut juga termasuk wilayah yang sering terdapat temuan barang purba.
"Sudah sering ditemukan fosil di sana. Kalau melihat sebelumnya ada, kemungkinan besar ada komunitas gajah di situ, ada populasi gajah," ucap Widyarini.
Pihaknya menduga, sungai bengawan solo saat ini tidak seperti dahulu kala. Dia juga belum bisa memastikan bahwa ada kemungkinan fosil itu hanyut dari hulu sungai bengawan solo.
"Saat ini memang ditemukan di bengawan tapi bisa jadi transport dari hulu, artinya belum ada kepastian. Tapi yang pasti dulu itu belum bengawan. Kondisi sungai bengawan solo tidak seperti sekarang. Bisa jadi pergeseran sungai," ujarnya.
(apu/apu)