Kasus Leptospirosis Muncul di Boyolali, 1 Warga Meninggal

Kasus Leptospirosis Muncul di Boyolali, 1 Warga Meninggal

Jarmaji - detikJateng
Kamis, 21 Mar 2024 19:12 WIB
Ilustrasi jenazah
Ilustrasi meninggal.Foto: Thinkstock
Boyolali -

Kasus leptospirosis muncul di Boyolali. Satu orang warga Kecamatan Nogosari, Boyolali meninggal dunia terkena penyakit zoonosis akibat bakteri yang menyebar melalui air kencing tikus itu.

"Iya benar, ada kasus leptospirosis yang meninggal, laki-laki usia 57 tahun beralamat di Nogosari," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, Kamis (21/3/2024).

Dijelaskan Puji, pasien tersebut menjalani perawatan di RS Fatmawati Soekarno Solo. Kemudian dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (20/3/2024) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk kronologinya masih menunggu penyelidikan epidemiologi (PE). PE baru akan dilaksanakan Jumat besok, karena hari ini masih dalam suasana berkabung.

"Meninggal baru semalam. Jadi untuk penyelidikan epidemiologi (PE) akan dilakukan besuk, karena masih suasana berkabung. Kronologisnya masih nunggu hasil PE," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut diungkapkan Puji, kasus leptospirosis tahun ini di Boyolali hingga pertengahan Maret ini ada dua kasus dengan satu kematian. Sedangkan pada tahun lalu, angka leptospirosis cukup tinggi. Yakni ada 15 kasus dengan empat kematian.

"Di tahun 2022, Kasus leptospirosis ada 17 kasus dengan angka kematian ada tiga," ungkap dia.

Menurut Puji, leptospirosis merupakan penyakit zoonosis atau penyakit infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini mudah menginfeksi melalui luka. Infeksi dari bakteri leptosfira ini bisa memicu kerusakan ginjal dan hati hingga menyebabkan kematian.

Gejala leptospirosis seperti panas tinggi, nyeri kepala, nyeri perut, nyeri otot dan lainnya. Namun, ada gejala khusus yang hanya ditemui pada penyakit ini, yakni nyeri otot bagian betis.

Selain itu ada 125 varian bakteri leptospira. Ketika terinfeksi bakteri varian mematikan gejalanya sedikit berbeda. Manusia yang terinfeksi varian mematikan akan bergejala seperti penyakit hepatitis B hingga gagal ginjal. Yakni mata dan tubuh menguning dan mengalami gagal ginjal.

Infeksi ini juga memicu komplikasi yang bisa menyebabkan kematian. Sehingga Dinkes mewanti-wanti ke Puskesmas dan Faskes lainnya untuk memantau lebih pada kasus demam. Entah itu demam biasa, demam berdarah dengue (DBD), tifus, dan lainnya.




(cln/ahr)


Hide Ads