Banyumas Catat 135 Kasus DBD Sejak 2024, 2 Meninggal

Banyumas Catat 135 Kasus DBD Sejak 2024, 2 Meninggal

Anang Firmansyah - detikJateng
Kamis, 29 Feb 2024 19:17 WIB
Petugas menyemprot foging karena adanya kenaikan kasus DBD di Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Kamis (29/2/2024).
Petugas menyemprot foging karena adanya kenaikan kasus DBD di Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Kamis (29/2/2024). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng.
Banyumas -

Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Banyumas dilaporkan mulai meningkat. Bahkan ada dua warga yang dilaporkan meninggal dunia akibat DBD.

Hal ini berdasarkan catatan yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas selama dua bulan terakhir. Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Arif Burhanudin menjelaskan, ada 135 kasus DBD terdeteksi. Dari jumlah tersebut tersebar di sejumlah wilayah.

"Tahun 2024 sampai saat ini terdapat 135 kasus (penderita DBD)," kata Arif saat dihubungi wartawan, Kamis (29/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari kejadian, pihak Dinkes melakukan upaya preventif dengan penyemprotan foging di sejumlah tempat yang terjadi peningkatan kasus. Sebab sampai saat ini sudah ada 2 warga yang meninggal dunia karena terjangkit DBD.

ADVERTISEMENT

"Dari jumlah tersebut sudah ada 2 orang yang meninggal dunia," terangnya.

Hanya saja, Arif tidak memerinci wilayah mana yang dinilai paling banyak. Namun dari jumlah kasus tersebut, terjadi hampir merata di seluruh wilayah kecamatan.

"Saat ini kasus DBD cukup banyak dan merata," jelasnya.

Peningkatan kasus ini diperkirakan terjadi karena kondisi cuaca yang berubah-ubah. Hujan yang mengguyur beberapa waktu terakhir berpotensi menimbulkan genangan untuk sarang nyamuk.

"Bisa saja kemungkinan terbesar karena faktor hujan yang fluktuatif. Jadi banyak genangan yang berpotensi tempat perindukan," ungkapnya.

Oleh sebab itu, masyarakat diimbau agar lebih waspada. Sebab peningkatan jumlah kasus ini bisa dihindari dengan pembersihan lingkungan yang dilakukan secara berkala. Khususnya membuang genangan air yang mengendap di berbagai sudut.

"Kami imbau masyarakat bisa secara mandiri menjaga kebersihan lingkungan, termasuk juga membersihkan genangan-genangan yang ada di sekitar," pungkasnya.




(apl/ams)


Hide Ads