23 Kasus DBD Jangkiti Warga Kota Batu Sejak Awal Tahun

23 Kasus DBD Jangkiti Warga Kota Batu Sejak Awal Tahun

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 24 Feb 2025 07:30 WIB
Aedes aegypti mosquito larvae are examined at the entomology department of the Health Ministry, in Guatemala City, Guatemala, July 22, 2024. REUTERS/Josue Decavele
Ilustrasi Nyamuk Demam Berdarah Foto: REUTERS/Josue Decavele
Batu - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu menemukan banyak kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal tahun 2025. Meningkatnya kasus DBD ini perlu mendapat perhatian serius agar tidak semakin meluas.

Berdasarkan data Dinkes Kota Batu, tercatat ada 23 kasus DBD sejak Januari hingga 23 Februari 2025. Kasus-kasus tersebut tersebar di beberapa wilayah di Kota Batu, termasuk daerah yang sebelumnya pernah terjangkit DBD pada tahun 2024.

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr. Susana Indahwati, mengatakan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat menjadi faktor penting dalam pencegahan DBD.

"Apalagi dengan kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, hujan kemudian panas, risiko perkembangbiakan nyamuk penyebar virus dengue semakin meningkat. Kewaspadaan terhadap kasus DBD harus terus ditingkatkan," kata Susana, Minggu (23/2/2025).

Selain DBD, Dinkes Kota Batu juga mencatat adanya delapan kasus Chikungunya di Desa Giripurno, RT 47 RW 7, Kecamatan Bumiaji. Penyakit yang juga ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini memiliki gejala khas, seperti nyeri dan bengkak pada persendian.

Susana meminta masyarakat yang mengalami gejala tersebut dalam waktu berdekatan, terutama di wilayah yang sama, segera melapor ke Puskesmas terdekat. "Jika menemukan gejala itu, warga harus melaporkan ke Puskesmas terdekat serta melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mencegah penularan Chikungunya maupun DBD yang lebih luas," terangnya.

Untuk menekan angka kasus DBD, Dinkes Kota Batu bersama Puskesmas terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian. Sosialisasi kepada masyarakat dilakukan baik melalui kegiatan lapangan maupun media sosial guna meningkatkan kesadaran terhadap bahaya DBD.

Dinkes juga menyediakan abate, pestisida untuk membasmi jentik nyamuk penyebab DBD. Masyarakat dapat mendapatkannya dengan menghubungi Puskesmas, desa, atau kelurahan setempat.

Susana menjelaskan bahwa DBD sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan lingkungan. Musim hujan dan pancaroba menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk sebagai penular virus untuk berkembang biak.

"Kami mengimbau masyarakat melakukan PSN di lingkungan masing-masing, minimal di rumah sendiri. Pastikan memantau tempat-tempat yang dapat menampung air di dalam maupun di luar rumah," jelasnya.

Selain PSN, menjaga daya tahan tubuh juga penting agar tidak mudah terserang penyakit. Caranya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengelola stres, dan beristirahat cukup.

"Segera periksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan apabila mengalami demam lebih dari tiga hari untuk mencegah keparahan penyakit," tutup Susana.


(ihc/iwd)


Hide Ads