Puasa Syaban Sekaligus Qadha Ramadhan Diperbolehkan atau Tidak? Ini Hukumnya

Puasa Syaban Sekaligus Qadha Ramadhan Diperbolehkan atau Tidak? Ini Hukumnya

Anindya Milagsita - detikJateng
Senin, 12 Feb 2024 16:33 WIB
Lantern that have moon symbol on top and small plate of dates fruit with dusk sky and city bokeh light background for the Muslim feast of the holy month of Ramadan Kareem.
Ilustrasi puasa Syaban. Foto: Getty Images/iStockphoto/Baramyou0708
Solo -

Bulan Syaban menjadi salah satu waktu yang tepat dipilih bagi umat Islam untuk mengerjakan puasa sunnah. Namun, mungkin ada sebagian muslim yang bertanya-tanya mengenai bolehkah puasa Syaban sekaligus qadha Ramadhan?

Berdasarkan informasi yang dibagikan dalam buku 'Fiqih Islam' yang disusun oleh Saifullah, dijelaskan bahwa puasa qadha Ramadhan merupakan puasa yang dilakukan untuk membayar puasa Ramadhan yang ditinggalkan oleh sebab terlupanya niat di waktu malam hari, atau dibatalkannya karena ada halangan atau sengaja dibatalkan tanpa alasan yang dapat diterima secara syar'i.

Selanjutnya, puasa Syaban disebutkan dalam sejumlah hadits. Salah satunya yang disebutkan dalam buku 'Amalan Ringan Berpahala Istimewa Seputar Puasa, Sedekah, dan Haji' yang disusun oleh Abdillah F. Hasan, bahwa terdapat riwayat Tirmidzi yang menyebutkan bahwa puasa bulan Syaban disebut sebagai puasa yang paling afdal setelah puasa Ramadhan. Anas r.a. menuturkan Rasulullah SAW pernah ditanya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Puasa manakah yang paling afdal setelah puasa Ramadhan?" Kemudian, Rasulullah SAW menjawab, "Puasa Syaban untuk mengagungkan Ramadhan" (HR. Tirmidzi).

Mengingat puasa Syaban sangat dianjurkan dan puasa qadha Ramadhan diwajibkan, mungkin seorang muslim bertanya-tanya tentang hukum saat mengerjakan keduanya. Agar seorang muslim dapat memiliki panduan dalam menjalankan ibadah tersebut, simak penjelasannya melalui artikel berikut.

ADVERTISEMENT

Bolehkah Puasa Syaban Sekaligus Qadha Ramadhan?

Berdasarkan informasi yang dibagikan dalam buku 'Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya' karya R. Syamsul B. dan M. Nielda, dijelaskan bahwa terdapat larangan berpuasa pada setengah akhir bulan Syaban. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang mempunyai kewajiban puasa seperti qadha Ramadhan, nadzar, hingga kaffarah.

Hal tersebut juga berlaku bagi orang yang mempunyai kebiasaan puasa seperti puasa sunnah di hari Senin, Kamis, dan Daud. Pengecualian larangan berpuasa juga berlaku bagi seseorang yang telah menjalankan puasa sebelum tanggal 15 Syaban meskpun hanya satu hari, meski ia berpuasa pada tanggal 15 Syaban tersebut.

Penjelasan tadi sejalan dengan yang telah disebutkan dalam hadits riwayat Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi SAW bersabda:

لَا تُقَدِّمُوْا صَوْمَ رَمَضَانَ بِيَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُوْمُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ. رواه البخاري ومسلم.

Artinya: "Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang telah berpuasa maka berpuasalah" (HR. Bukhari & Muslim).

Maksud dari hadits tersebut, Rasulullah SAW melarang berpuasa menjelang bulan Ramadhan kecuali bagi orang yang telah mempunyai kebiasaan berpuasa.

Merujuk dari sejumlah penjelasan tadi menunjukkan bahwa puasa Syaban dapat dikerjakan bersamaan dengan puasa qadha Ramadhan. Namun, kaum muslim harus memperhatikan ketentuan yang telah disebutkan tadi.

Puasa Syaban dan puasa qadha Ramadhan yang dikerjakan secara bersama-sama juga diamalkan oleh Sayyidah Aisyah. Hal tersebut seperti disebutkan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama, diceritakan oleh Abu Salamah bahwa Sayyidah Aisyah merupakan salah satu orang yang saat memiliki hutang puasa, selalu menggantinya atau mengqadhanya di bulan Syaban.

كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ»، قَالَ يَحْيَى: الشُّغْلُ مِنَ النَّبِيِّ أَوْ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: "'Saya mempunyai tanggungan hutang puasa Ramadhan. Saya tidak mampu mengqadhanya kecuali di bulan Syaban.' Menurut Yahya, Aisyah mengqadha di bulan Syaban dikarenakan ia sibuk melayani Nabi Muhammad" (Muttafaq alaih).

Jadwal Puasa Syaban 2024

Sama seperti bulan-bulan Hijriah yang lain, seorang muslim dapat mengamalkan puasa sunnah di bulan Syaban. Bagi umat Islam yang hendak menunaikan ibadah puasa sunnah di bulan Syaban, simak jadwal puasa bulan Syaban 2024 berikut ini:

  • 2 Syaban 1445 H: 12 Februari 2024 (Puasa sunnah hari Senin)
  • 5 Syaban 1445 H: 15 Februari 2024 (Puasa sunnah hari Kamis)
  • 9 Syaban 1445 H: 19 Februari 2024 (Puasa sunnah hari Senin)
  • 12 Syaban 1445 H: 22 Februari 2024 (Puasa sunnah hari Kamis)
  • 13 Syaban 1445 H: 23 Februari 2024 (Puasa sunnah Ayyamul Bidh)
  • 14 Syaban 1445 H: 24 Februari 2024 (Puasa sunnah Ayyamul Bidh)
  • 15 Syaban 1445 H: 25 Februari 2024 (Puasa sunnah Ayyamul Bidh, puasa sunnah Nisfu Syaban)
  • 16 Syaban 1445 H: 26 Februari 2024 (Puasa sunnah hari Senin)
  • 19 Syaban 1445 H: 29 Februari 2024 (Puasa sunnah hari Kamis)
  • 23 Syaban 1445 H: 4 Maret 2024 (Puasa sunnah hari Senin)
  • 26 Syaban 1445 H: 7 Maret 2024 (Puasa sunnah hari Kamis)
  • 30 Syaban 1445 H: 11 Maret 2024 (Puasa sunnah hari Senin)

Niat Puasa Syaban

Lantas seperti apa niat puasa Syaban yang dapat diamalkan oleh seorang muslim? Mengutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, berikut bacaan niat puasa Syaban:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma sya'bâna lilâhi ta'âlâ."

Artinya: "Saya niat puasa Sya'ban karena Allah Ta'âlâ."

Niat Puasa Qadha Ramadhan

Selain mengetahui bacaan niat puasa Syaban, seorang muslim hendaknya juga memahami niat puasa qadha Ramadhan. Berdasarkan informasi yang dibagikan dalam buku 'Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah' yang disusun oleh Nur Solikhin, berikut bacaan niat puasa qadha Ramadhan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin 'an qadhaai fardhi ramadhaana lillahi ta'aalaa."

Artinya: "Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta'ala."

Itulah tadi penjelasan mengenai bolehkah puasa Syaban dan qadha Ramadhan yang dilengkapi dengan bacaan doa niat puasanya. Selamat berpuasa, Lur!




(par/dil)


Hide Ads