Agama disebut sering menjadi entitas yang dipolitisasi selama perhelatan Pemilu 2024. Bawaslu dan Polri-TNI pun memiliki berbagai cara untuk mengatasi hal tersebut.
Kordiv Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu Jateng, Nur Kholiq mengatakan bahwa agama yang disebut seringkali dipolitisasi dan dipolarisasi untuk Pemilu, menjadi salah satu masalah penting.
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak seperti tokoh agama hingga pihak kampus, agar agama tak menjadi entitas yang dipolarisasi dan dipolitisasi. Hal itu dikatakannya dalam acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih yang digelar di Hotel Padma Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira menjadi narasi penting untuk kemudian kita gaungkan kepada seluruh masyarakat termasuk tokoh-tokoh agama agar bagaimana agama tidak menjadi satu entitas yang dipolitisasi," terangnya di Padma Hotel Semarang, Senin (5/2/2024).
"Termasuk juga penting kiranya pihak-pihak kampus juga terlibat bersama-sama mendorong agar agama tidak dijadikan satu entitas untuk mempolitisasi, mempolarisasi, dan untuk kontestasi kemenangan Pemilu," sambungnya.
Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi mengatakan bahwa Polri telah memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat melalui Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditentukan.
"Polri itu memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat kita terutama dalam kontestasi politik. Tetapi rasa aman itu tidak datang ujuk-ujuk, mencegah mereka menggunakan namanya tahapan SOP, standar operasional prosedur yang telah kita tentukan," terang Luthfi.
Akan tetapi, menurutnya masalah agama yang seringkali dipolitisasi ini bisa diselesaikan dengan mengedukasi masyarakat agar lebih menaati hukum. Selain itu, Luthfi menjelaskan bahwa Polri juga memiliki satgas manajemen sosial, manajemen media, hingga manajemen kemitraan untuk mengawal adanya Pemilu Damai, melalui program Cooling System.
Ia menjelaskan, program Cooling System diadakan agar masyarakat bisa didinginkan di tengah panasnya perhelatan Pemilu 2024. Tujuannya, rasa aman bisa tercipta di tengah masyarakat.
"Cooling system itu pendinginan di antaranya dengan menggunakan tokoh-tokoh yang berpengaruh di wilayah kita untuk bersuara manakala kita sudah panas," terangnya.
Sementara itu, Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Tandyo Budi mengatakan bahwa agama memang tak seharusnya dipolitisasi demi menaikkan elektabilitas kelompok tertentu.
"Agama apa pun kalau itu digunakan sebagai polarisasi untuk menaikkan elektabilitas kelompok tertentu, tentunya ini tidak tidak diizinkan. Ya jangan menjual agama untuk kepentingan 'kamu' lah," tuturnya.
Untuk diketahui, #DemiIndonesia Cerdas Memilih di Semarang dipandu oleh Wakil Pemimpin Redaksi detikcom, Elvan Dani Sutrisno. Ada beberapa acara menarik dalam kegiatan ini, mulai dari talk show hingga stand up comedy.
Talk show #DemiIndonesia Cerdas Memilih #PemiluDamai2024 berlangsung dua sesi. Sesi pertama bertajuk 'Menuju Pemilu Damai' dan sesi kedua bertajuk 'Peta Kerawanan dan Penegakan Demokrasi yang Sehat'.
Sebagai pemateri talk show 'Menuju Pemilu Damai' yaitu Ketua KPU Jawa Tengah (Jateng) Handi Tri Ujiono; Rektor terpilih Universitas Diponegoro (Undip) periode 2024-2029, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si; dan Ketua KPID Jateng, Muhammad Aulia Asyyahidin.
Sedangkan pemateri talkshow 'Peta Kerawanan dan Penegakan Demokrasi yang Sehat' meliputi Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi; Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Tandyo Budi R, S.Sos; Kajati Jateng Dr. I Made Suarnawan, S.H., M.H; dan Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu Jateng Nur Kholiq S.H. S.Th.I. M.Kn.
Acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, BAKTI Kominfo, dan Telkomsel.
(rih/cln)